Part 2

1186 Words
Mencintaimu adalah hal yang paling sulit untuk Aku Lakukan. Clik wp safiralovga lalu di FOLLOW ya:) ••• "Suruh dia ke sini sekarang!" Perintah Adhitama pada salah satu pengawalnya. "Baik tuan." Pengawal itu menunduk dan pergi mencari Naufal. Tak berselang lama. Naufal datang dengan wajah kesalnya, disaat dia lagi meeting tiba-tiba salah satu pengawal kepercayaan papanya menyuruhnya untuk pulang dan berakhir menyerahkan meeting itu pada sekrestarisnya. "Ada apa, pa?" "Apa seperti itu wajahmu saat berhadapan dengan papa?" Ujar Adhitama datar. Naufal berdengus kesal. Lalu Naufal menetralkan wajahnya semanis mungkin. "Kenapa pa?" Ujar Naufal sedikit lembut. "Duduklah, Nak." Ujar Adhitama terdengar lembut pada anaknya yang tak lain adalah Naufal Dary Abiyyu. Sementara mama Adara hanya tersenyum pada anak semata wayangnya itu. Naufal sedikit tak mengerti, kenapa papa memanggilnya dan lebih membuat Naufal bingung, baru kali ini papanya berkata lembut padanya. Naufal memandang papa dan mamanya yang melihat keatasnya dengan harapan yang tidak dimengerti oleh Naufal. Sepertinya ada hal yang mencurigakan. Naufal menurut dan duduk disofa yang berhadapan dengan kedua orangtuanya. "Kenapa papa dan mama memandang Naufal seperti itu?" Adhitama dan Adara saling pandang sebentar lalu kembali memandang Naufal. "Papa sama mama udah dapat calon istri buat kamu, sayang." Ujar Adara dengan senyumnya. Naufal berdiri. "Apa-apaan sih, Ma, Pa! Naufal belum siap untuk menikah?!" Pekik Naufal tegas. Adhitama menghela napas berat, ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Adara mengusap punggung sang suami untuk sedikit merendamkan emosi suaminya. Adara tidak akan membiarkan anaknya mendapatkan kemarahan dari sang suami. "Pa, ma, Naufal bisa hidup sendiri, Naufal tidak mau hidup Naufal di nganggu oleh wanita?! "Ujar Naufal tegas. "Tapi sampai kapan sayang? Sampai kapan kamu seperti ini? Umurmu sudah cukup untuk membina rumah tangga sayang?!" ujar Adara lembut. "Tapi Naufal tidak terima dijodohkan seperti ini?! Naufal bisa cari sendiri Ma, Pa, tidak perlu harus dijodohkan?!" "Papa sudah memberi waktu untuk itu, satu bulan!? Apa belum cukup?! Dan kamu tidak membawa wanita yang mau kamu nikahkan!?" Naufal memijit kepalanya pusing, situasi ini terulang kembali, iya memang Naufal pernah menawarkan waktu untuk mencari seorang wanita dan dia tidak punya waktu untuk mengurus itu. Naufal lelah dengan hatinya. Seakan membeku dengan rasa cinta itu. Naufal tidak mau harus gagal lagi dalam mencintai. Naufal lelah. "Ini keputusan papa sama mama dan bukan permintaan, kamu harus terima!" Tukas Adhitama tegas tak mau dibantah. "Pa, Naufal tidak kenal dia." Bantah Naufal. "Kalau kamu tetap nggak nurut, angkat kakimu dari rumah ini!?" Ujar Adhitama datar. "Mas..." Tegur Adara. "Sayang, mau ya, mama mohon!" Ujar Adara memandang Naufal memohon. Naufal mengepalkan tangannya. Ia memcoba untuk menenangkan degup jantungnya yang berdetak sangat cepat karena emosi. Beberapa kali Naufal mengusap wajahnya kasar. Ia memijit kepalanya. Bagaimana pun juga, Naufal tidak mau di cap sebagai anak durhaka. Tentu Naufal sangat menyayangi kedua orangtua nya. "Papa tunggu keputusan mu!" Adhitama mengajak Adara ke kamar. Dengan hati yang emosi, Naufal akhirnya pergi dari Mansion nya dan memilih menginap disebuah hotel yang dekat dengan kantornya untuk menenangkan diri. ••• Esoknya Naufal kembali melaksanakan tugasnya sebagai seorang CEO. Kehidupan karyawan-karyawan bergantung padanya walaupun pikirannya masih saja dipenuhi dengan perjodohan itu mungkin Naufal akan menerimanya dengan terpaksa. Ingat! Terpaksa. Sehingga wajah nya terlihat agak kusut dan lelah karena dia susah tidur. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa pesona seorang Naufal masih tampak terlihat. Dengan langkah pelan Naufal menatap lurus kedepan dengan wajah yang dingin dan mata tajammya yang dapat membius siapa saja yang melihatnya, tentu pesonanya tidak bisa dikalahkan dengan wajah nya yang masih tampak lelah itu. Siapa sih yang tidak terpesona oleh sosok seorang Naufal Dary Abiyyu. Ciri fisik yang dapat dibilang nyaris sempurna. Perpaduan darah Sunda dan Arab dari Papa dan Mamanya membuat fisik Naufal terbentuk begitu rupawan. Tingginya hampir menyentuh angka 181 cm , badannya tegap, alisnya hitam tebal , Matanya Abu terang , Hidungnya mancung , tulang rahangnya tegas, kulitnya putih , Tapi jangan bayangkan seputih salju, Karena kulit Naufal tak seputih itu. ••• Naufal sedang sibuk membaca laporan tentang Universitas yang dipimpinya sesekali mengetik sesuatu dilaptop nya itu. Mungkin Naufal akan mengecek langsung bagaimana perkembangan Universitasnya yang di Bandung. Tok tok tok Ketukan pintu itu menganggu konsentrasinya. "Masuk." Ucap Naufal datar. Diliatnya sekretaris kepercayaan papanya, menuju ketempatnya dengan gugup serta keringat dingin yang sudah melekat di pelipis. "Maaf Pak, sepertinya ada kesalahan di Falkutas Universitas yang Bapak pimpin?" Ujar sekretaris dengan gemetar. "Kenapa dengan Falkutas itu?" Ucap Naufal dingin. "Jadi begini Pak, Universitas Di Bandung sedang mengalami masalah keuangan, jadi ada yang melapor kepada saya bahwa beasiswa tahun ini mengalami penurunan. Saya menduga adanya korupsi dari pihak donatur?" Ucap sekretaris gugup. "Oke, Adakan meeting segera!" Ujar Naufal tegas. ••• Setelah meeting Naufal keluar dari ruangnya dengan wajah dingin dan datar. Belum lagi selesai masalah perjodohan itu, kenapa harus ada masalah lagi di Universitas nya. Sungguh Naufal sudah lelah. Drrrt Drrrt Drrt Merasa handphone disaku celananya berbunyi, segera Naufal mengeceknya. Ternyata sahabatnya mengajaknya ketemuan disebuah kafe yang dekat dengan kantornya. Segera Naufal melajukan mobilnya dengan pelan menuju kafe tujuannya. Setelah sampai dikafe Naufal segera mencari keberadaan sahabatnya. Setelah ketemu Naufal duduk didepan sahabatnya yang sudah lama tidak berjumpa. "Assalamualaikum, Dam." Ucap Naufal seraya tersenyum tipis. "Wa'alaikumsalam Fal, gimana kabar lo, kusut banget wajah lo, Ada apa Fal ?" Ujar Adam kepo. "Gue baik Dam cuman ada masalah dikit," Ujar Naufal lesu. "Masalah apa sih sampai tu mata ada lingkaran hitam nya ?" Ucap Adam khawatir. "...." "Cerita sama gue mungkin gue bisa bantu!" Ucap Adam. "Gue mau nikah!" Ucap Naufal datar. "Whattt.?" Ucap Adam kaget sambil berdiri dari duduknya. "Ck... bisa nggak sih lo nggak lebay Dam?" Ujar Naufal malas. "Lo serius Fal?" Ujar Adam tak percaya. "Iya, gue seriuss" Ucap Naufal. "Sungguh ini berita luar Biasa Fal, seorang Naufal yang dingin dan cuek dengan perempuan, tiba-tiba akan menikah. Wowww, gue harus tau siapa perempuan yang sudah berhasil menaklukan hati sahabat gue ini, Yahh tinggal gue dong yang belum nikah." Ucap Adam dengan raut dibuat sedih. Naufal hanya memutar bola matanya malas mendengar kehebohan sahabatnya ini. "Makanya jangan kelamaan jomblo. " Ucap Naufal sadis. "Jahat banget si Fal bilang gue jomblo, jodoh gue tu belum ketemu Fal masih dirahasiain sama Allah. Tapi kok bisa sih tiba-tiba lo nikah perasaan gue loe tu anti banget dekat sama perempuan walaupun banyak sih yang suka sama lo!" Ucap Adam binggung. "Gue dijodohin." Ujar Naufal datar. "Woowww,, sungguh gue masih belum percaya, gue tunggu undangan dari lo." Ucap Adam sambil menepuk bahu Naufal. "Yahhh... begitulah keadaanya gue dijodohin sama Papa gue dengan anak sahabatnya." Ucap Naufal sambil memijit kepalanya pelan. "Apakah dia Cantik?" Ucap Adam antusias dan kepo. "Gue belum ketemu sama dia Dam. "Ujar Naufal pelan. "Gue turut sedih ya Fal, semoga lo bahagia sama pernikahan ini dan lo juga harus Mencintai dia. Jangan ingat Masa lalu lo mulu Fal, lakuin aja perintah orangtua lo mungkin dengan cara ini lo bisa bahagiain kedua orangtua lo! "Ucap Adam sambil tersenyum. "Bahagia?" Tanya Naufal sambil tersenyum miris pada dirinya sendiri. Akankah Naufal bahagia dengan perjodohan ini??..... ••• Semoga makin suka yaa Makasih bagi kalian yang udah baca Jangan lupa vote and comment biar lebih semangat.... Salam sayang Follow safiralovga @safira__rmn02
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD