Meet Up Casey

1069 Words
Sesampainya di kost, Arsih langsung menikmati makanan yang di belinya, karena perutnya melilit tak karuan. Setelah menyelesaikan makannya, dia segera mengganti baju dan langsung tidur. Dia bahkan tak sempat membersihkan sisa makananya apalagi membasuh wajahnya. Kantuk menyerangnya bertubi-tubi, hingga sulit baginya untuk melawan. Hingga alarm pagi berdering, membuat Arsih tersentak, karena dia ingat jika pagi ini, Casey sudah tiba di Jakarta. Dia melirik jam dinding, jam masih menunjukkan pukul 05.00 subuh. " Aku tak ingin Casey tersiksa di negaraku, hanya karena terlalu bekerja keras menuruti inginku yang memintanya memgumpulkan uang demi persiapan menikah. Aku harus perduli padanya, gimana kalau aku ke Apartementnya sambil bawain vitamin dan makanan, pasti dia makannya gak teratur, karena sibuk kerja..." Arsih bergegas bangkit dan menuju kamar mandi, dia mengguyur tubuhnya lebih cepat Setelah menyelesaikan mandi, dia bergegas meraih tasnya dan berlari menuju parkiran mobilnya. Takut dia tak sempat bertemu Casey. Arsih melajukan mobilnya dengan kencang, mencari apotek 24 jam, agar bisa membeli vitamin untuk sang kekasih. Akhirnya dirinya berhasil mendapatkan vitamin dan sarapan pagi untuk sang kekasih. Wajah Arsih berbinar karenanya, meski peluh menetes dari wajahnya. Sesampainya di apartement, dia langsung memarkirkan mobilnya, dan bergegas menuju apartement. " Mau nemuin mas Bule, mba Arsih..." Sapa seorang petugas keamanan di apartement itu. Membuat Arsih menoleh dan mengangguk sembari melempar senyum. " Iya donk, Pak. Jangan biarkan mas Bule terlantar di negara kita ya pak, sayang tar mubazir kan..." Candaan Arsih kepada petugas keamanan yang sudah akrab dengannya dan Casey, karena selama kurang lebih tiga tahun ini Arsih berseliweran ke apartement mewah itu, di tambah Arsih adalah seorang wanita yang supel. " Mas Bule lagi ambil cuti panjang, ya mba? " Arsih yang terburu-buru tak begitu mendengar kalimat sang petugas keamanan. " Pak, Arsih naik dulu, ya? Keburu ngantor juga..." Ucap Arsih yang telah mendekati lift dan di balas acungan jempol oleh sang petugas keamanan apartement. Arsih memasuki lift, lalu membuka tas miliknya dan mengeluarkan card sebagai akses untuk menuju lantai dimana Casey tinggal. Casey memang memberikan satu card untuk Arsih, agar Arsih mudah jika ingin berkunjung ke apartement nya. Pintu lift terbuka dan Arsih melangkah memasuki lorong yang menghubungkan dengan unit apartement milik Casey. Karena menyadari ada sang kekasih di dalam, Arsih tak pernah semena-mena memasuki apartement tersebut tanpa membunyikan bel. Meskipun dirinya memiliki akses. Terkecuali jika sang kekasih tidak sedang berada di tempat. Dahulu sebelum Arsih bekerja, dia sering berada di apartement sekedar bersantai menikmati fasilitas luxury yang ada di dalam unit apartement itu ketika sang kekasih pergi. Dan Casey senang ketika melihat Arsih berada di apartementnya, hal itu berarti Arsih tak bermain hati dengan pria lain. Arsih telah sampai di pintu unit apartement pria yang sangat di rindukan. Dia menekan bel berkali-kali, sembari menghubunginya. Hingga akhirnya pintu terbuka sedikit dan muncul Casey yang tengah bertelanjang d**a. " Honey...what are you doing? Sepagi ini sudah disini..." Ucap Casey membuka pintu lebar karena terkejut melihat Arsih berada di hadapannya. " Ttaaaraaaa....aku bawain sarapan untukmu dan vitamin, agar sedikit membantu menambah stamina mu..." Ucap Arsih sembari menaikkan dua kantong plastik di tangannya dengan wajah ceria. Reaksi Arsih membuat Casey terkejut dan kebingungan. " Heii, bukankah kau bekerja pagi ini, Han? Mengapa harus repot membawakan itu segala..." Ucap Casey yang tak juga kunjung memberi ruang untuk Arsih memasuki apartement nya. " Jangan pikirkan itu, aku sudah mengatur waktuku. Yang terpenting aku bisa menemuimu sebelum keberangkatanmu ke Singapura, setelah itu, kau kemana?" Tanya Arsih lagi menatap sang kekasih yang terlihat baru bangun tidur. " A-aku dari Singapore langsung terbang ke Amsterdam, di sana aku tukar shift dan kembali setelah tiga hari..." Jawab Casey kemudian. " Hmm...baiklah, yang terpenting jangan lupa minum vitamin dan makan teratur..." Arsih menghentikan kalimatnya setelah mendengar bunyi barang terjatuh di dalam apartement, dengan polos dia bertanya " Kamu membawa seseorangkah kesini? " Casey terkejut dengan suara dentingan sekaligus pertanyaan Arsih. Lalu dia mengangguk perlahan " Ohh, iya Han. Itu Pramugara yang rumahnya jauh, jadi yaudah aku ajakin kesini untuk sekedar mandi, makanya aku tak mengizinkanmu masuk, jangan sampai dia jatuh hati padamu..." Jawab Casey membuat Arsih tersenyum. " Kenapa tak bilang dari tadi, aku bisa langsung pergi, okay dech kalau begitu, nikmatilah sarapanmu, aku sengaja beli dua, kau bisa memberikan kepada pria di dalam, semangat ya sayang, kabari aku jika kau sudah istirahat ya..." Arsih memberikan dua kantong plastik ke tangan Casey, pria itu menerimanya lalu memeluk Arsih sebelum Arsih meninggalkannya " Thankyou Honey, atas pengertiannya, setelah masa promosi berakhir kita akan berlibur bersama nantinya, semangat ya, love you..." Bisik Casey di telinga sang kekasih yang tengah berada dalam pelukannya. Arsih membalas pelukan pria yang rela meninggalkan negaranya demi dirinya dan berjuang mencari rejeki di Indonesia. Sebuah kecupan mendarat di dahi Arsih " Hati-hati di jalan, Han. Sorry, aku tidak bisa mengantarkanmu, aku harus berangkat pagi ini..." Arsih menatap sang kekasih lalu mengecup pipi pria yang di tumbuhi bulu-bulu halus. " Aku berangkat dulu,ya..." Pamit Arsih menatap mesra sang kekasih. “ See you, Han. Tar aku calling ya kalau senggang…” Jawab Casey sembari melambaikan tangannya. Arsih berjalan menuju lift dengan terburu-buru karena jam telah menunjukkan pukul 07.30 WIB. “ Mampus aku, kalau kena macet pagi ini…” Sesampainya di lobi, Arsih berlarian keluar dari dalam lift menuju mobilnya terparkir. Dengan kecepatan tinggi, Arsih melaju ke jalanan yang yang di padati pengendara. Hingga akhirnya sampai di kantor, sudah jam delapan lewat lima belas menit. “ Semoga gak kena tegur karena telat…” Gumam Arsih sembari membuka pintu mobil dengan memejamkan mata. Arsih terburu-buru menutup pintu, hendak berlari menuju gedung kantornya, karena sudah terlambat cukup lama. “ Weeww…ada yang mo ngindar nich, sengaja datang telat trus lari masuk kantor…” Arsih menoleh dan menghentikan langkahnya. Dia menghela nafas sejenak dan mengatur nafas menguasai emosinya. Aduh! Mampus aku. Dompetnya aku lupa bawa di samping meja tv di depan. Hmm…gimana ngadepin alien menjengkelkan ini “ Ehhh…ada Pak Seng. Bisa gak kalau urusan kita nanti sore saja…” Jawab Arsih sembari memasang wajah meringis. “ Ooo…mau ngelak lagi, pinter ya….” Sontak jawaban yang Arsih terima membuat Arsih membelalakkan matanya sembari berkacak pinggang. “ Ehh, ini kesalahan teknis ya, bukan ngelak, CATET itu!” Sean bertepuk tangan sembari terkekeh mendengar jawaban Arsih. Membuat Arsih mencibirkan bibirnya kesal. “ Kesalahan teknik atau faktor sengaja? Atau jangan-jangan ini trik buat bisa ketemu saya terus?” Sean tersenyum penuh percaya diri membuat Arsih membulatkan matanya sempurna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD