Bab 17. Apa kau cemburu?

1122 Words
Mike sangat terkejut sekaligus tidak menyangka. Jika Rea akan bereaksi seperti ini. Mike hanya menduga bahwa Rea hanya akan menangis atau memarahinya. Karena telah membawa kekasihnya ke rumahnya. Mike tak menyangka jika Rea benar-benar akan mengusirnya. Bahkan kemarahannya melebihi bayangannya. “Re, jangan usir gue. Ini nggak seperti yang Lo kira. Dia bukan siapa-siapa gue. Dia cuman mau numpang mandi aja. Nggak ada yang lain,” jelas Mike yang ingin memegang tangan Rea lagi. Rea dengan cepat mengangkat kedua tangannya agar Mike tak bisa memegangnya. “Gue nggak peduli. Mau dia suadara atau bahkan cewek Lo. Lo udah langgar aturan yang gue buat di rumah ini. Sekarang cepat pergi, gue capek. Pergi Mike!” seru Rea lagi dengan keras. Saat Mike ingin melangkah maju, tangannya di cekal oleh Sarah. “Sayang, kamu ngapain sih, masih mohon-mohon kayak gitu? Dia sudah ngusir kamu loh! Jadi buat apa lagi kamu masih disini? Ayo pulang ke apartemenku!” ajak Sarah yang langsung menarik tangan Mike agar segera pergi dari hadapan Rea yang kini tengah menatapnya tajam. “Nggak, Sar. Gue nggak mau pergi. Gue mau di sini,” tolak Mike yang ingin melepaskan cekalan tangan Sarah di lengannya. “Mike! Kamu pacar aku. Kenapa kamu harus tinggal di sini kalau aku juga bisa merawat kamu! Aku yang akan memberikanmu baju yang lebih bagus dari yang dia kasih. Ayo pulang!” seru Sarah yang kesal akan sikap Mike yang seakan menyukai gadis yang memang cantik. Sarah mengakuinya. Maka dari itu ia kesal sekali. Saat melihat Mike memohon kepada gadis tersebut agar tidak di usir. Pertengkaran mereka seperti sepasang kekasih yang memergoki kekasihnya berselingkuh. Ada apa ini sebenarnya? “Re, kenapa Lo marah sampai seperti ini? Apa Lo cemburu saat ini?” tanya Mike yang berhasil menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah Rea yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Rea kembali menatap wajah tampan Mike dan tersenyum mengejek, seraya melipat kedua tangannya di depan d**a. “Lo jangan bahas cemburu saat ini. Siapa yang cemburu sama cabe-cabean modelan begini? Sorry, yah. Gue ngusir Lo bukan karena cemburu. Tapi karena gue nggak mau rumah gue Lo jadikan tempat m***m sama cabe-cabean Lo itu!” tunjuk Rea ke arah Sarah yang sudah memerah karena marah. “Apa Lo bilang? Gue?” tunjuk Sarah ke wajahnya sendiri. “Gue bukan cabe-cabean. Gue pacarnya tau!” geramnya yang akan maju menerjang Rea. Namun dengan cepat segera di halangi oleh Mike. “Oke. Gue pergi. Terima kasih sudah mau merawat gue selama ini.” Mike segera menarik tangan Sarah dan membawanya keluar. Menyisakan Rea yang menatap nanar kepergian Mike. Sungguh, bukan ini yang ia harapkan saat pulang dari minimarket tadi. Ia berharap dapat berbaikan dengan Mike dan bisa berdebat lagi seperti biasanya. Tapi ia salah. Shock terapi yang Mike berikan benar-benar tidak duga sebelumnya. Rea pikir jika semalam hanyalah candaan Mike yang akan membawa kekasihnya kemari. Namun tidak. Laki-laki itu bahkan ia yakin sudah bercinta di rumahnya. Rea marah, kecewa dan tak percaya. Laki-laki yang memintanya untuk menjadi kekasihnya. Tapi juga masih memiliki seorang kekasih lain di luar sana. Bahkan perempuan yang bisa sesuka hatinya ia ‘pakai’ kala ia membutuhkannya. Rea segera menutup pintunya dengan keras dan langsung menguncinya. Kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya dan menangis di sana. Menyembunyikan wajahnya di bantal, karena ia merebahkan tubuhnya dengan tertelungkup. Rea menangisi kejadian yang baru saja terjadi. Entah menyesal atau apa. Ia juga tak tahu dengan perasaannya. Satu sisi, Rea merasa kehilangan. Namun, sisi yang lainnya, seakan mengingatkan padanya, Mike hanya orang asing yang kebetulan ia tolong. Just it. Lantas kenapa ia sedih saat Mike pergi? Bukan kah mereka memang harus berpisah. Saat Mike sudah sembuh. Sementara di dalam mobil Sarah. Mike yang duduk di bangku penumpang tersenyum samar. Rupanya ia telah mendapatkan apa yang di inginkannya. Ia yakin sekali dengan dugaannya. Mengabaikan Sarah yang mengomel sepanjang jalan menuju ke apartemen perempuan tersebut. Mike tak peduli. Sebab hatinya sedang senang saat ini. Mike pastikan, jika Rea akan segera menjadi miliknya. Cepat atau lambat. Katakanlah dia gila. Ya, Mike memang tergila-gila pada Rea. Dan ia pastikan bahwa Rea tidak akan bisa menolaknya lagi kali ini. ‘You are mine baby!’ tekad Mike dalam hatinya sembari tersenyum menyeringai. *** Sementara itu. Andre yang memang ada janji dengan Kean. Memutuskan untuk mendatangi sahabatnya itu di kantor. Sekalian ia akan menceritakan tentang pertemuannya dengan Rea tadi. “Sore Pak CEO yang terhormat!” sapa Andre yang langsung saja masuk setelan mengetuk pintunya terlebih dahulu. Kean mendongak melihat sapaan Andre. Lantas memutar bola matanya, malas. Kembali menunduk dan menandatangani beberapa berkas kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di kota ini. “Masih banyak kerjaan Lo?” tanya Andre yang langsung saja duduk di sofa dengan santainya. Seolah ruangan ini adalah miliknya. Bahkan tak lama ia duduk, sekertaris Kean langsung datang dengan membawa dua cangkir kopi pesanan Andre. Sebelum masuk ke ruangan Kean. “Silahkan di minum, Pak Andre,” ucap sekertaris Kean dengan sopan. “Terima kasih, mbak Dewi,” balas Andre sopan. Sepeninggal Sekertaris Kean. Andre masih mengamatinya dengan senyum tipisnya. “Sayang banget yah, sekertaris Lo udah menikah. Padahal cantik begitu, Kean. Lo nggak pernah tertarik gitu sama dia? Secara dia lemah lembut begitu. Calon istri idaman pokoknya,” puji Andre pada Dewi, sekertaris Kean yang memang telah menikah dan memiliki satu orang anak. “Lo kalo ngomong jangan asal-asalan coba? Ya, kali gue suka sama bini orang? Udah gila apa,” sungut Kean yang masih tetap mengejarkan pekerjaannya. “Iya, sih. Secara calon istri Lo aja udah melebihi dari kata sempurna. Eh, tapi. Tadi sepertinya gue ketemu sama dia, deh,” celetuk Andre santai seraya menyesap kopinya. Gerakan pena di tangan Kean berhenti. Begitu mendengar kata-kata Andre barusan. “Apa Lo bilang?” tanya Kean memastikan kembali bahwa pendengarannya tidak salah. “Iya. Gue tadi ketemu sama cewek yang mirip banget sama calon istri Lo itu. Tapi kayaknya nggak mungkin juga kan. Secara putri orang terkaya, masa bajunya sederhana dan nggak kelihatan sama sekali kalau dia anak orang kaya,” jelas Andre yang duduk menghadap ke arah meja kerja Kean. Sementara Kean masih diam mencerna kata-kata Andre barusan. Lantas mengendikkan kedua bahunya. Lalu kembali menandatangani berkasnya. “Bisa jadi itu adalah Rea. Karena dia memang saat ini nggak ada di rumahnya, dia kabur,” ungkap Kean santai. Lalu bangkit berdiri dan berjalan mendekati Andre yang terlihat terkejut dengan apa yang baru saja Kean katakan. “Apa? Lo serius, Kean? Kok bisa? Tapi nggak ada beritanya, tuh?” Andre tidak tahu apakah harus percaya atau tidak. “Iya, papa yang cerita waktu itu. Mana mungkin orang tuanya mau jujur kalau anaknya kabur. Ya, malulah. Apa kata orang coba? Putri mahkota kabur dari istananya sendiri? Kan nggak lucu,” Kean tergelak. Lalu menyesap kopinya dengan perlahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD