“Inka!” Emil tersenyum lebar.. “Long time no see.. Kalian masih sama.. Seperti yang dulu..” Inka melihat kalau Emil melihat Rhe dengan gugup. Tapi, sahabatnya itu hanya diam tidak menyadari apapun. Ah, kalau ia jadi Emil dulu, memang sepertinya akan merasa putus asa.. Rhe benar-benar cuek dan tidak bisa merasakan terhadap perasaan orang lain padanya. Inka tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku dokter tamu per hari ini.. Ada kasus luka bakar parah yang membutuhkanku,” Emil lalu menunjukkan name tag-nya yang tertutup jas dokter, tertulis dr. Emil Pranadipa, Sp.BP. “Oh, kamu ambil spesialisasi bedah plastik?” Rhe ikut bertanya. “Iya..” Emil mengangguk dan tersenyum. “Aku gabung dengan kalian boleh?” Sebelum Rhe menjawab, Inka mengangguk dan mengiyakan, “Tentu saja, aku ingin t