“Ja-jangan menganggapku aneh..” Rhe memeluk erat Barra. “Rhea, kamu tidak aneh. Kamu mahluk paling indah dan sempurna di muka bumi ini..” Barra kembali menciumnya. Tangannya terus menerus mengelus punggung Rhe dan perlahan menyentuh kedua buahdada yang kencang dan memesona matanya. Barra melingkarkan kedua tangannya di pinggang Rhe dan mengangkat tubuhnya masuk ke kamar tidur. Mereka terus berciuman hingga keduanya berada di dalam kamar tidur. Barra membaringkan tubuh Rhe pelan ke atas tempat tidur dan menimpanya. “Bolehkah aku menciumnya Rhe?” Barra mendesah pelan. Kali ini Rhe terdiam tidak berusaha menutupinya, ia hanya memejamkan mata. “Ohh.. Ba-Barra..” Rhe mendesah.. Barra mulai mengecup lehernya dan bahunya, lalu buahdadanya. Jari jemari Barra terus menerus membelai