MALU, MALU, MALU

1104 Words

Pagi itu, Rhe terbangun dengan senyum.. Malam minggunya kemarin jadi malam minggu terindah yang pernah ia alami. Ia langsung menelepon Inka. Rhe, “Inka please ke siniii.. Aku mau cerita.” Inka, “Ahh.. Aku sudah berniat ke situ. On the way ok..” Rhe lalu menutup teleponnya. Ia diam berbaring di atas tempat tidurnya. Jemarinya menyentuh bibirnya perlahan. Ciuman Barra berhasil membuatnya berbunga-bunga. Rhe mengambil bantal dan menutup mukanya dengan bantal tersebut. Berulangkali ia memukul bantal itu mengeluarkan rasa senangnya. Bahkan, saking senangnya, kakinya tidak lagi terasa sakit. Ia membayangkan tubuhnya di pangkuan Barra yang terasa melindunginya. Barra mengelus punggungnya dan bilang kalau dia perempuan terkeren yang ia kenal. Senang sekali rasanya. Bel apartemennya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD