Barra kaget saat tangan Rhe menyentuhnya.. Dag, dig, dug bunyi jantung tak terkendali di dadanya.. Perempuan ini berani sekali menyentuh lesung pipinya, lalu tangannya.. Tapi ekspresinya seperti tanpa dosa.. Ia hanya tersenyum, Rhe membangkitkan rasa yang sudah lama tidak ada di hatinya. “Terima kasih atas perhatiannya.. Tapi, mungkin lain kali aku cerita.. Lupakan melihatku menangis.. Ini bukan aku.. Ok?” Rhe kembali tersenyum. Barra dengan berani menggenggam tangan Rhe yang menyentuhnya. Secara reflek, Rhe membelalakkan matanya.. Genggaman itu begitu erat.. “Kamu janji lain kali akan cerita?” Barra menatapnya lembut. “Kamu ingin tahu?” Rhe masih tak bisa menutupi rasa kagetnya. “Semua tentang kamu, aku ingin tahu.. semuanya…” Barra serius menjawabnya dan mempererat genggamannya.