23. Omelan Nenek Tua!

1176 Words

Rumah mewah dengan gaya Belanda yang klasik. Sangat menggambarkan betapa waktu telah cukup lama memakan bangunan ini. Aku menginjakkan kaki di teras berwarna hitam keabu-abuan ini. Begitu sepatu aku lepas, rasa dingin langsung membelai di telapak kaki. “Bawakan sandalnya, Mbok!” Wanita tua berambut putih itu sibuk mondar-mandir sendiri. “Ini, Nyonya Tiff. Ini untuk Mas Arthur,” ucap si mbok pada kami. Namun nyatanya Kak Arthur sudah berjalan masuk terlebih dahulu. Segera kusarungkan telapak kaki ini pada selop berwarna coklat dengan motif batik yang diberikan oleh si mbok. “Terima kasih, Mbok,” ucapku dengan senyum yang lebar. Perempuan yang kupanggil dengan sebutan mbok itu terlihat canggung dan memilih untuk pergi setelah mengatakan ‘sama-sama’ untukku. Sepertinya, tidak hanya d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD