"Ahkkk!! tidakk!! " teriak Nadia saat melihat handuk pink miliknya dililit di pinggang Ustad Hafiz. Handuk itu sering dia lap-lap di wajahnya. Sekarang handuknya telah ternodai.
"Ada apa? apa ada yang salah? apa kamu punya kaos? " tanya pak Ustadz Hafiz.
"Kenapa pak Ustadz pakai handuk milikku sih! " omel Nadia.
"Hanya ada handuk ini di kamar mandi. Kamu tidak memberikan handuk baru untukku. Apa kamu punya kaos? bajuku basah tadi. "
Nadia bangkit dari tidurnya dengan wajah kesal, " Gak ada yang muat! badan Ustadz kan gede kayak papa dan kakak, tunggu disini! "
Nadia keluar dari kamar kamarnya. Sedangkan Ustadz Hafiz duduk dipinggir ranjang sambil memerhatikan sekeliling kamar Nadia yang didominasi warna pink dan poster-poster boyband BTS.
Tak lama kemudian Nadia kembali masuk dan menyerahkan pakaian untuknya seraya menatap ke arah lain," Ini baju dan celana milik kakakku! cepat pakailah! "
Ustadz Hafiz hanya bisa bersabar melihat sikap ketus Nadia padanya. Padahal dia yang dijebak oleh gadis itu hingga akhirnya mereka terpaksa menikah. Dia mengambil bajunya dan mengucapkan terima kasih, " Terima kasih. "
Ustadz Hafiz ingin melepas handuknya di depan Nadia. Sontak Nadia kembali berteriak histeris.
"Ahkk apa yang Ustadz lakukan?! jang... mmmphhhh, " Ustadz Hafiz langsung membekap mulutnya karena malu didengar oleh orang-orang diluar. Apalagi abinya malam ini masih tinggal dirumah ini dan kembali esok harinya. Tanpa disengaja handuk yang dipakai oleh Ustadz Hafiz benar-benar terlepas hingga miliknya terlihat. Mata Nadia sampai melotot saat melihatnya.
"Gede banget, " batinnya.
"Mppphh mmmphhh!! "
"Astaghfirullah!! " Ustadz Hafiz melepaskan bekapannya dan segera melilitkan handuknya lagi. Nadia kembali berteriak histeris dan ingin keluar dari kamarnya.
"Mama papa tolong!! ada Ustadz m***m! ahkk!! "
Sebelum Nadia keluar, Ustadz Hafiz lebih dulu menahan pintunya agar tidak terbuka. Nadia bisa merasakan d**a bidang Ustadz Hafiz menabrak punggungnya dan tetesan air dari rambutnya juga mengenai wajahnya.
"Jangan keluar Nadia. Jangan buat aku malu. Jika kamu keluar maka aku akan menyentuhmu malam ini, " ancamnya.
Nadia menelan ludahnya kasar.
GLEK
Saat dia berbalik dia melihat Ustadz Hafiz di depannya, " Jangan perkosa aku pak Ustadz. "
"Oke tapi kamu diam dan jangan teriak lagi. Sekarang kamu duduk disana. Aku akan ganti baju sebentar saja. "
Nadia reflek menganggukkan kepalanya dan menurut perkataannya. Dia segera duduk di sofa sambil menutup wajahnya dengan bantal karena tidak ingin melihat Ustadz Hafiz berganti pakaian.
"Aku sudah selesai, Ayo tidur, " ajak Ustadz Hafiz.
Perlahan Nadia membuka bantal yang menutupi wajahnya. Matanya terbelalak melihat penampilan Ustadz Hafiz yang berbeda dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Tampak berbeda sekali karena biasanya saat Ustadz Hafiz mengenakan baju koko dan peci.
"Aku tidak mau tidur dengan Ustadz!! "
Ustadz Hafiz melangkah ke arahnya dan berdiri di hadapannya, " Kamu sendiri yang menjebakku hingga kita berdua terikat dalam pernikahan ini. Sekarang kamu berlagak seperti seorang korban. Kamu tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu. Tidurlah di atas ranjangmu, aku akan tidur disini. "
Nadia langsung berlari menuju ranjangnya dan menyembunyikan dirinya di balik selimut. Mungkin malam ini dia akan selamat tapi cepat atau lambat Ustadz Hafiz akan menagih haknya sebagai seorang suami.
***
Suara Adzan Subuh telah berkumandang. Nadia merasakan ada seseorang yang mengguncangkan tubuhnya.
"Nadia istriku ayo bangun. "
"Ngghh mama nanti ma Nadia masih ngantuk!! " Nadia menutup wajahnya dengan bantal tanpa memperdulikan Ustadz Hafiz.
"Nadia ini sudah subuh ayo solat, " ajak Ustadz Hafiz sambil kembali mengguncangkan tubuhnya.
"Ih mama kan aku udah bilang nanti!! Nadia masih ngantuk! " seru Nadia dengan mata terpejam.
Ustadz Hafiz merebut bantal yang menutupi tubuh Nadia lalu memercikkan air di wajahnya.
"Ahkk banjirr!! " sontak mata Nadia langsung terbuka dan melihat Ustadz Hafiz berada di sampingnya.
"U.. Ustadz Hafiz kok ada disini?! " Nadia seolah lupa kalau kemarin mereka sudah menikah. Ustadz Hafiz yang gemas langsung menyentil dahinya dengan jarinya.
"Ahkk!! sakit pak Ustadz!! " teriak Nadia kesakitan sambil menggosok-gosokkan dahinya.
"Kamu lupa kita sudah menikah? cepat ambil wudhu sekarang. Kita mau solat subuh berjamaah. " ajak Ustadz Hafiz.
"Solat? nggak ahk males Ustadz! aku masih ngantuk sekarang gak mau! " tolak Nadia.
"Astaghfirullah Nadia, solat itu hukumnya wajib! dosa meninggalkan solat sangat besar... "
Nadia menutup telinganya tidak tahan mendengarkan ceramahnya Ustadz Hafiz, "Baiklah aku akan wudhu sekarang! PUAS?! "
Nadia bangkit dari tidurnya untuk mengambil air wudhunya tapi dia lupa bagaimana tata caranya. Ustadz Hafiz yang menunggu di luar pintu kamar mandi memanggilnya, "Nadia kenapa lama? nanti waktu solatnya habis. "
Nadia membuka pintu kamar mandinya, " A.. aku gak tau caranya wudhu Ustadz. Sudah lama sekali aku tidak melakukannya. "
Ustadz Hafiz tercengang karena Nadia tidak tau tata cara wudhu. Tapi dia tidak menghakiminya, " Aku akan mengajarimu. "
Ustadz Hafiz menggulung celana panjangnya ke atas lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengajari Nadia melakukan tata cara wudu yang benar.
"Sebelum berwudhu kita harus membaca basmalah terlebih dahulu. Setelah itu kita harus membasuh kedua tangan hingga ke siku, dimulai dari ujung jari hingga siku termasuk kulit di bawah kuku seperti ini.... " jelas Ustadz Hafiz dengan sabar.
Dengan malas Nadia mengikuti arahannya. Setelah selesai mereka keluar dari kamar mandi dan melakukan solat subuh berjamaah. Ustadz Hafiz menjadi imamnya dan Nadia menjadi makmumnya. Nadia mengikuti gerakan solat Ustadz Hafiz sampai selesai. Ternyata solat subuh tidak terlalu lama hanya dua rakaat saja. Nadia hampir lupa karena sudah lama tidak melakukan solat.
Selesai solat Ustadz Hafiz menyodorkan tangannya pada Nadia. Kening Nadia berkerut, " Buat apa tangannya pak Ustadz? "
"Salim, kamu kan udah jadi istriku. " perintahnya.
Nadia terpaksa mencium tangannya pak Ustadz, " Nih udah ya! aku mau lanjut tidur lagi! jangan ganggu aku! "
"Bisa ngomongnya nggak ketus? aku ngomongnya baik-baik loh. Ini juga sudah mau menjelang pagi. Tidak baik tidur lagi. Bukannya kamu mau sekolah? " tanya Ustadz Hafiz.
"Ihh ribet banget sih! mau tidur bentar aja diprotes! udah ahk aku mau keluar saja! " Nadia melepas mukenanya lalu keluar dari kamarnya. Disana dia melihat mamanya sedang membuat sarapan bersama pembantu.
"Mama! aku mau cerai ma! " rengek Nadia.
"Hah cerai?! kamu gila ya? kamu baru aja nikah kemarin masa mau cerai? jangan aneh-aneh ya kamu Nadia! " omel Azizah sambil mengaduk-aduk nasi goreng di kuali.
"Tapi aku gak tahan sama Ustadz Hafiz ma! dia itu ngatur-ngatur aku terus! aku gak mau punya suami kayak dia!! "
"Kalau gak mau kenapa semalam kamu teriak-teriak? bikin mama malu saja. Kalau lagi begituan jangan sampai teriak kayak orang kesetanan begitu. Malu didengar sama pak Kiai Abdul! " tegur mamanya.
"Begituan? begituan apa ma? aku masih perawan kok! mama aja yang pikirannya m***m! " bantah Nadia.
"Enak saja ya kamu ini kalau ngomong gak ada sopan santunnya sama orang tua! mama bersyukur kamu nikah sama Ustadz Hafiz jadi sekarang ada yang bisa ngatur kamu! mama dan papa udah capek ngomong sama kamu. Udah sana mandi! kamu kan mau sekolah pagi ini! "
Nadia memutar bola matanya malas lalu kembali lagi ke kamarnya. Disana dia melihat Ustadz Hafiz sedang membereskan kamarnya dengan rapi. Matanya terbelalak saat melihat pak Ustadz Hafiz mengambil celana dalam pink miliknya yang tergeletak di lantai.
"Ahkk!! jangan sentuh itu!! " Nadia berlarian ke arahnya dan mengambil kembali celana dalamnya. Rasanya malu sekali dan dia tidak tau mau menaruh wajahnya dimana lagi.
"Kenapa? aku hanya mau bantuin beresin kamarmu yang kayak gudang ini. Kamu cewek tapi jorok ya, " ejeknya.
"Jorok? nggak kok. Aku hanya nggak sempet beres-beres! jangan sentuh apapun di kamar ini tanpa izinku ya! sekarang aku mau mandi dulu."
Nadia berbalik masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Selesai mandi, Nadia baru sadar kalau dia tidak membawa apapun. Bahkan handuknya juga tidak ada di kamar mandi karena semalam dia meletakkannya di keranjang laundry.
"Aduh bagaimana ini?! mana mungkin aku memanggil Ustadz Hafiz!! " Nadia sangat panik dan beberapa kali mondar mandir. Bajunya yang sebelumnya dia pakai juga basah terkena percikan air. Tiba-tiba ada seekor serangga berjalan naik ke atas kakinya, sontak Nadia berteriak sekencang-kencangnya karena ketakutan.
"Ahkk!! kecoak!! ahkk!! "
BRAK
"Nadia apa yang terjadi?! " Ustadz Hafiz membuka pintunya saat mendengar teriakan Nadia. Matanya terbelalak saat melihat tubuh polos Nadia tanpa mengenakan pakaian apapun.
Nadia kembali berteriak sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya, " Ahkkk!! dasar Ustadz m***m!! "