PLAKK
Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi Nadia. Nadia hanya bisa memegang pipinya yang terasa sakit dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu mau jadi apa Nadia?! kamu sudah mempermalukan wajah mama dan papa!! ngapain kamu berbuat zina dengan Ustadz Hafiz!! kelakuan kamu tidak pernah berubah. Kami sangat kecewa sama kamu! " seru mamanya marah.
"Tapi ma, ini hanyalah fitnah! aku dijebak oleh Clarissa ma! " jawab Nadia dengan suara meninggi.
"CUKUP NADIA!! kamu harus mempertanggungjawabkan kesalahan kamu. Hari ini juga kamu akan menikah dengan Ustadz Hafiz!! " tegas papanya.
"Aku nggak mau nikah sama pak Ustadz Hafiz !! aku sudah punya pacar namanya Bastian!! pokoknya aku gak mau nikah!! umurku juga masih 18 tahun!! " tolak Nadia mentah-mentah.
"Kalau begitu kenapa kamu bisa satu kamar dengan Ustadz Hafiz! jangan buat nama keluarga kita malu ya kamu Nadia! kamu lihat kakak-kakak kamu! Bella sukses jadi dokter gigi, Andre sukses menjadi Enterpreneur dan akan akan meneruskan usaha papa, sedangkan kamu hanya membuat masalah bagi kami!! papa dan mama capek melihat kelakuan kamu! pokoknya hari ini juga kamu harus menikah! "
"Terserah papa saja!! aku benci sama papa!! " teriak Nadia hampir menangis karena tidak ada seorang pun yang mempercayainya. Dia langsung berlari ke kamarnya dan membanting pintunya begitu keras.
Ustadz Hafiz dan Kiai Abdul hanya bisa mendengarkan pertengkaran mereka tanpa banyak berkata apapun. Bagas, papanya Nadia mengurut keningnya pening. Ini bukan kali pertama Nadia membuat masalah. Tapi masalah ini jauh lebih besar karena sudah menyangkut kehormatan anaknya.
Sementara itu Azizah, mamanya Nadia masuk ke dalam kamar anaknya dan menyuruhnya untuk berganti pakaian dengan kebaya miliknya, "Cepat ganti pakaianmu. Sebentar lagi penghulu akan segera datang. "
"Tidak mau!! aku tidak mau menikah dengan Ustadz Hafiz!! hiks hiks hiks, " tangis Nadia. Dia sangat mencintai Bastian dan hanya akan menikah dengannya suatu saat nanti.
"Jangan banyak buang waktu Nadia! ini adalah salahmu sendiri! cepat pakai baju kebaya ini atau mama akan memaksamu untuk memakainya!! " ancam Azizah.
Nadia terpaksa mengambil kebaya di tangan mamanya dan segera memakainya. Setelah itu Azizah membantu Nadia untuk merias sedikit wajahnya.
Di luar sana semua orang sudah duduk menunggu kehadiran Nadia. Pak Penghulu juga sudah hadir beberapa menit yang lalu. Tak lama kemudian Nadia keluar dari kamarnya dituntun oleh mamanya. Mata Ustadz Hafiz sampai terpaku melihat kecantikan Nadia yang tampak berbeda saat ini, " Masyaallah. " gumamnya terpesona.
Nadia duduk tepat di sebelah Ustadz Hafiz dengan muka ditekuk. Lihat saja dia akan membuat Ustadz Hafiz kapok dan segera menceraikannya. Pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Jangan sampai Bastian tau kalau dia sudah menikah. Bisa-bisa Bastian akan memutuskan hubungan mereka.
Acara akad dimulai, Nadia memejamkan matanya berharap semua ini hanyalah mimpi. Namun saat dia membuka matanya, ternyata ini adalah kenyataan.
"Saya nikahkan dan kawinkan anak saya Nadia Khairunisa binti Bagas Kurniawan dengan engkau Hafiz Al-Bukhari bin Haji Abdul Mutalib dengan mas kawin emas satu suku dan uang tunai 100 ribu dibayar tunai!! " ucap Bagas sambil menjabat erat tangan Ustadz Hafiz.
"Saya nikahkan Nadia Khairunisa binti Bagas Kurniawan dengan mas kawin emas satu suku dan uang tunai 100ribu dibayar tunai!! " ucap Ustadz Hafiz dengan lantang.
"Bagaimana saksi? " tanya penghulu kepada para saksi.
"SAH!! " jawab para saksi bersamaan.
Azizah menyenggol tangan Nadia dan menegurnya, " Nadia cepat salim ke suami kamu."
"Suami apaan sih ma? " tanya Nadia pura-pura bodoh.
Azizah tidak tahan lagi dan langsung mencubit tangannya, " Kamu jangan bikin mama malu cepat salim situ! "
Nadia dengan terpaksa mencium tangan Ustadz Hafiz karena terus didesak oleh mamanya. Setelah itu Ustadz Hafiz memasangkan cincin emas di tangannya yang merupakan mas kawin pernikahan mereka.
Nadia langsung melepaskan tangannya dan segera meninggalkan mereka tanpa peduli panggilan dari mama dan papanya.
"Nadia!! astaga anak itu! maafkan kami ya pak Ustadz pak Kiai, " Azizah benar-benar tidak enak dan malu melihat sikap anaknya yang kurang ajar.
"Iya tidak apa-apa bu. Nadia masih labil, kami bisa memakluminya, " ucap Kiai Abdul.
"Iya Kiai saya mohon maaf atas perlakuan kurang ajar anak saya. Kalau begitu ayo nikmati dulu hidangannya, " Azizah mempersilahkan Kiai Abdul, Ustadz Hafiz, dan para tamu yang lain untuk menikmati hidangan dia atas meja.
Sedangkan di kamarnya Nadia menjatuhkan tubuhnya dan kembali menangisi nasibnya. Semua ini gara-gara Clarissa. Awas saja kalau mereka nanti ketemu di sekolah. Dia akan membuat perhitungan dengannya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata yang meneleponnya adalah Bastian pacarnya.
"Aduh gimana ini?! Bastian video call lagi. Aku kan lagi pakek kebaya!! " Nadia langsung mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya dengan selimut tersebut. Baru setelah itu dia mengangkat video call dari Bastian.
"Halo beb, kok baru angkat teleponnya beb? kamu lagi sakit ya? " tanya Bastian dengan raut wajah khawatir.
"Uhuk uhuk iya nih beb maaf ya aku baru angkat sekarang. Aku lagi batuk pilek hari ini. " jawab Nadia sambil pura-pura batuk.
"Aduh kasihan sekali sayangku. Aku kerumahmu ya. Aku khawatir banget nih sana kamu. "
"Eh jangan! kamu tau sendiri kan papa dan mama tidak menyetujui hubungan kita. Nanti besok kita ketemu di sekolah aja. Sekarang aku udah agak mendingan kok. " bisa gawat kalau Bastian sampai kerumahnya, bisa ketahuan pernikahannya dengan Ustadz Hafiz nantinya.
Wajah Bastian tampak sedih karena tidak bisa menjenguk dan menjaga Nadia, "Hem yasudah beb, jangan lupa minum obat ya dan istirahatlah. Besok kita akan ketemu di sekolah lagi. Dadah i miss you beb. "
"Iya beb I Miss you too. "
Panggilan telepon telah berakhir.
Nadia takut sekali nanti malam Ustadz Hafiz akan menyentuhnya. Dia tidak mau memberikan keperawanannya kepada Ustadz Hafiz. Hanya pria yang dia cintai yang berhak mendapatkan keperawanannya.
"Aduh gimana ini apa yang harus aku lakukan? apa aku pura-pura haid saja ya? " gumamnya cemas.
***
Ustadz Hafiz masuk ke dalam kamar Nadia. Dia melihat istri kecilnya itu sedang menyembunyikan wajah dan tubuhnya di balik selimut. Hafiz hanya bisa geleng-geleng kepala seolah mengerti kenapa Nadia bersikap demikian.
"Nadia, kakak numpang mandi ya. " ucap Ustadz Hafiz meminta izin.
"Terserah!! " jawab Nadia dibalik selimutnya.
Hafiz tersenyum lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum menunaikan ibadah solat.
BLAMM
Nadia mendengar suara pintu kamar mandi ditutup. Dia membuka sedikit selimutnya dan menghela nafasnya untuk sementara.
"Aduh panas banget nih padahal AC nya udah nyala. " keluhnya kegerahan sambil mengisahkan tangan di wajahnya. Bagaimana tidak kepanasan? saat ini dia mengenakan baju 5 lapis agar tidak di unboxing oleh Ustadz Hafiz. Ditambah lagi dia menutupi tubuhnya dengan selimut. Jadi dia memutuskan untuk membuka selimutnya sementara sambil melihat ponselnya dan membuka grup WA nya. Pesannya masih checklist satu itu artinya Clarissa dan teman-temannya sudah memblokirnya.
"Gila! apa aku diblokir sama mereka?! lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan besok!! "
Btw, Ustadz Hafiz mandinya lama banget ya. Nadia memilih scroll-scroll akun sosmednya dulu sampai Ustadz Hafiz selesai mandi daripada dia mati kepanasan dibawah selimut. Karena keasyikan main ponsel, dia sampai tidak menyadari kalau pintu kamar mandinya sudah terbuka.
"Nadia, apa kamu punya baju kaos? " tanya Ustadz Hafiz tiba-tiba.
Nadia sontak terkejut dan reflek melihat Ustadz Hafiz yang sedang berdiri di depannya. Dia tercengang melihat otot sixpac Ustadz Hafiz yang tampak menggoda dan seksi sampai membuatnya hampir meneteskan air liurnya.
"Astaga gila! roti sobeknya itu! apa dia benar-benar suamiku?!" jeritnya di dalam hati sampai mulutnya menganga lebar. Saat pandangan matanya turun kebawah dia langsung berteriak sekencang-kencangnya.
"Ahkkk!! tidaaakkk!! "