Aska seketika terisak, dia benar-benar memuntahkan kesedihan yang selama ini ia pendam sendirian. Tidak ada yang mengetahui bahwasanya jiwa seorang Askara yang selama ini dijuluki sebagai bad boy itu begitu tertekan dengan keadaan yang ada juga kondisi keluarganya yang menurutnya tidak normal seperti keluarga di luaran sana. Bunga hanya bisa menepuk punggung Aska pelan dan lembut, semua yang ia lakukan itu seolah mengalir begitu saja tanpa dia sadari. Anehnya jiwa seorang Askara berangsur tenang, rasa sesak yang semula dia rasakan pun perlahan mulai menghilang, sampai akhirnya pemuda itu mulai mengurai pelukan. Aska mengusap wajahnya kasar seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. "Sorry, saya terbawa emosi," lirihnya seketika merasa malu. "Eu ... bisa tolong kompres muka saya? Rasanya s