Sembilanbelas - Bertemu Kembali

2901 Words
Juan akhirnya di antar oleh Sopirnya dan juga Scarletta menuju villa yang dia beli atasnama Scarletta itu. Villa yang sering menjadi saksi bisu hubungan gilanya dengan pria-pria sejenis. Tubuh Juan merasa kesakitan. Dia memilih untuk merebahkan diri sejenak. Juan tampak demam. “Yuno…” Gumam Juan. Scarletta terkejut mendengar Juan menyebut nama Yuno. Baru pertama kali-nya Scarletta mendengar Juan menyebut nama seseorang dalam tidurnya. “Kak Ju. Mau Sekar panggilkan Yuno?” Tanya Scarletta mendekat pada Juan. Juan hanya mengangguk pelan. Juan memang sudah sangat merindukan sentuhan Yuno. Terakhir saja Juan hanya melakukannya dengan pria bayaran dan dia tidak menikmatinya sama sekali. Tanpa menunggu lama Scarletta menelepon Yuno dan meminta sang sopir menjemputnya untuk datang ke Villa. Beruntung Yuno mau datang tanpa banyak bertanya apa kepentingan Scarletta mencarinya untuk bertemu. Yuno yang tiba di Villa tampak sedikit bingung. Villa yang berada cukup jauh dari kota dan tampak sepi sekelilingnya. Villa yang sederhana namun asri tentu membuat mata merasa nyaman memandangnya. Scarletta yang melihat Yuno sudah tiba langsung menyambutnya. “Hai Yuno. Silakan masuk” Ucap Scarletta dengan ramah. “Ah iya” Ucap Yuno yang agak kaku dan bingung di ajak bertemu di tempat itu. Di dalam Scarletta menyajikan segelas jus jeruk untuk Yuno. “Maaf hanya ada ini” Ucap Scarletta. “Terima kasih” Jawab Yuno menerima minuman itu. Scarletta tampak menghela nafas sebelum berbicara. “Maaf ini agak pribadi. Loe bisa panggil Gue Sekar aja. Lagian kita di luar kerjaan” Ucap Scarletta dengan ramah dan akrab. “Oh. Okey. Ada apa sebenarnya?” Tanya Yuno bingung. “Gue tau Loe pecinta sesama juga kan?” Tanya Scarletta langsung. Hal itu tentu membuat Yuno terkejut dan sempat berpikir Lulu dan Jeje yang sudah bocor atau jangan-jangan Juan yang sudah mengatakan hal itu pada Scarletta. “Jangan salah paham. Enggak ada yang bilang soal itu. Gue udah kenal Kak Juan dari kecil. Bisa di bilang Gue sama dia berteman dari kecil dan cuman Gue satu-satunya teman dia. Dia sulit percaya dengan orang” Ucap Scarletta sambil tersenyum. Yuno masih bingung kenapa Scarletta menceritakan hal itu padanya. “Loe pasti bingung kenapa Gue ngomong begini. Tapi Loe mau denger sedikit cerita Gue? Gue rasa Loe bisa bantuin Kak Ju. Dia lagi menderita sekarang ini” Ucap Scarletta jujur. “Ada apa sebenarnya?” Tanya Yuno bingung. “Kak Juan ketahuan Eyangnya. Tuan Budirahardjo. Tuan Besar tau kalau dia pecinta sejenis” Ucap Scarletta. Yuno yang sedang minum langsung tersedak mendengar perkataan Scarletta. “Dan Eyangnya tentu gak terima. Kak Juan di paksa terapi, dia tersiksa soalnya terapinya sampai menggunakan aliran listrik kejut di bagian ‘itu’-nya. Dia juga di pukuli saat Eyangnya marah” Ucap Scarletta terdengar sedih. Yuno yang dasarnya memiliki sifat baik dan sering mengasihani orang pun merasa tidak tega pada Juan. Terlepas dari pria itu pernah menyakiti hatinya atau tidak. “Jadi dia di mana sekarang?” Tanya Yuno. “Di kamar. Dia demam. Tadi baru Gue kasih minum obat mungkin ini lagi tidur” Ucap Scarletta. Scarletta menunjuk salah satu kamar di villa itu yang memang biasanya menjadi tempat Juan bersenang-senang dengan prianya. “Sorry Gue gak maksud nyinggung Loe. Tapi apa Loe pernah main sama Kak Ju? Soalnya Dia nyebut nama Loe terus dari tadi. Sejak Gue kenal dia. Baru kali ini dia nyebut nama seseorang. Dulu pas putus dari mantannya aja gak sampai segitunya” Ucap Scarletta menjelaskan. “Dia pernah pacaran? Sama cowok?” Tanya Yuno penasaran. “Pernah. Iya sama cowok. Dia dari dulu gak tertarik sama cewek. Dia punya pengalaman buruk karena kaum Wanita. Jadinya dia ill feel sama cewek” Ucap Scarletta yang memang tau penderitaan Juan sejak kecil. “Oh begitu” Yuno hanya bisa menanggapi singkat. Yuno menghela nafas dan meneguhkan hatinya untuk menemui Juan. “Boleh Gue ketemu dia?” Tanya Yuno pada Scarletta. “Silakan. Gue titip dia ya. Gue mau ke kota belanja bahan makanan dulu. Kak Ju gak mungkin Gue bawa balik ke rumah besar. Kondisinya bisa makin drop” Ucap Scarletta. Meskipun dia akan di marahi Budihardjo, Scarletta sudah meneguhkan hatinya dari pada Juan benar-benar mati di rumah itu karena merasa tertekan. “Okey” Jawab Yuno. Scarletta pun meninggalkan Yuno dengan Juan di rumah itu. Sedangkan Yuno berjalan perlahan menuju pintu kamar Juan. Perlahan pintu kamar di buka oleh Yuno. Dia tersikap melihat banyaknya kaca di sekeliling kamar dan hanya di sekat dengan kain tipis. Bahkan bagian langit-langit di atas tempat tidur juga di taruh kaca. Yuno hanya menggelengkan kepalanya. “Nih anak emang sakit. Gila banget fantasinya” Gumam Yuno. Yuno melihat wajah Juan yang tertidur. Terlihat keringat dingin di sekeliling wajahnya. Yuno menyeka perlahan wajah Juan dengan lembut. Tubuhnya memang terasa demam. “Ssshhhh” Juan terlihat mengerang kesakitan. “Hei Boss. Kenapa? Mana yang sakit?” Tanya Yuno terkejut melihat Juan kesakitan. Juan perlahan berbalik. Punggungnya yang terluka cambukkan sangat perih dan kesakitan. Yuno yang penasaran melihat ada segaris merah di daerah tekuk Juan langsung menyikap kaos yang di pakai Juan. Dia begitu terkejut melihat punggung Juan yang terbaret-baret bekas dari cambukkan. “Gila. Ini mah KDRT” Ucap Yuno syok. Yuno langsung mengambil handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat. Perlahan dia menyeka membersihkan punggung Juan yang terluka. Juan mengerang kesakitan saat Yuno menyekanya. “Tahan bentar ya. Biar gak infeksi nanti” Ucap Yuno. Juan hanya mengangguk perlahan. Melihat luka yang parah itu membuat Yuno langsung menghubungi Scarletta untuk sekalian membeli obat pereda nyeri dan anti infeksi untuk luka Juan. “Buka aja ya bajunya. Biar gak lembab lukanya” Ucap Yuno. Juan hanya mengangguk mematuhi perkataan Yuno. Yuno begitu lembut memperlakukan Juan penuh kasih. Melihat itu membuat Juan merasa nyaman. Dia belum pernah merasa senyaman ini saat bersama seseorang. Jika dengan Scarletta lain ceritanya. Juan merebahkan kepalanya di bahu Yuno. Dia menangis. Melihat itu Yuno perlahan membelai kepala Juan tanpa berbicara apa pun. Setengah jam kemudian Juan tampak sudah tenang. Dia mulai malu menangis di depan Yuno. Bahkan di depan Scarletta saja dia tidak pernah mau menangis. Hanya terkadang dia sempat menitikkan air matanya jika teringat hal yang menyakitkan. “Kenapa? Malu? Ngapain malu?” Tanya Yuno heran. “Cowok gak boleh nangis” Jawab Juan datar. “Siapa yang bilang??” Tanya Yuno bingung. Pemikiran macam apa itu. Seorang pria juga manusia dan bisa merasa sedih dan menangis. Malah tidak baik menahan rasa sedih itu berlebihan. “Eyang. Cowok itu harus kuat dan tidak boleh menangis. Itu hal memalukan. Harus selalu bersikap cool dan tidak mempermalukan keluarga.” Ucap Juan sambil menatap Yuno. “Astaga. Eyang Loe gila. Mana ada aturan gitu. Cowok juga orang. Kalau sedih ya nangis. Kalau senang ya tertawa. Semua itu wajar di rasakan. Bisa gila lama-lama Loe kalau nahan diri begitu” Ucap Yuno yang setengah nge-gas saat berbicara. Juan yang mendengar Yuno marah karena hal itu sangat terkejut. Belum pernah Juan mendengar seseorang marah dengan sikap dan ajaran sang Eyang. Sedangkan Scarletta saja hanya diam dan biasanya hanya akan bilang jangan terlalu mendengar perkataan Eyangnya. “Loe maki Eyang Gue?” Tanya Juan heran. “Enggak. Tapi emang gila kan? Ngajarin cucunya hal aneh begitu. Terus tuh luka dari siapa? Eyang Loe juga?” Tanya Yuno setengah menebak. “Hmm” Juan hanya berdehem sambil mengangguk membenarkan jika luka itu luka cambukkan sang Eyang. Mata Yuno membola terkejut. “Ya Salam…. Bar-bar banget Eyang Loe” Ucap Yuno yang memang terkejut. Tidak menyangka sang pewaris perusahaan JMonteg yang begitu terkenal tersohor dan tampak selalu di puji dan di sayang Budirahardjo malah ternyata akan di pukul dengan cara sadis begitu jika berbuat salah. “Loe masih marah?” Tanya Juan mendadak. Yuno yang di tanya begitu malah terdiam. Dia baru teringat dia sangat marah pada Juan akibat perkataannya waktu itu yang memang sangat menyinggung. “Sorry. Gue gak maksud merendahkan Loe. Semua orang yang mendekati Gue memang niatnya hanya untuk uang dan kekuasaan” Ucap Juan yang baru pertama kalinya mau bercerita dengan orang selain Scarletta. Yuno yang mendengar itu pun mulai memaafkan Juan. Asal Juan tidak berbicara seperti itu lagi tentunya. “Ya sudah. Loe juga lagi sakit. Tidur deh, Gue mau keluar” Ucap Yuno hendak beranjak dari Kasur Juan. Juan langsung menarik tangan Yuno hingga keduanya begitu dekat. “Temani Gue. Please” Ucap Juan setengah memohon. Dia merasa sangat butuh sandaran saat ini dan entah mengapa dia sangat nyaman berada di dekat Yuno. Yuno pun duduk menemani Juan dan membiarkan Juan bersandar di bahunya. “Boleh Gue cium Loe?” Tanya Juan. Baru pertama kalinya dia bersikap selembut itu bahkan bertanya sebelum mencium seseorang. Yuno menarik wajah Juan mendekat dan mengecupnya perlahan. Keduanya berciuman dengan lembut. Bukan ciuman nafsu seperti sebelumnya. next ep 20^^Juan akhirnya di antar oleh Sopirnya dan juga Scarletta menuju villa yang dia beli atasnama Scarletta itu. Villa yang sering menjadi saksi bisu hubungan gilanya dengan pria-pria sejenis. Tubuh Juan merasa kesakitan. Dia memilih untuk merebahkan diri sejenak. Juan tampak demam. “Yuno…” Gumam Juan. Scarletta terkejut mendengar Juan menyebut nama Yuno. Baru pertama kali-nya Scarletta mendengar Juan menyebut nama seseorang dalam tidurnya. “Kak Ju. Mau Sekar panggilkan Yuno?” Tanya Scarletta mendekat pada Juan. Juan hanya mengangguk pelan. Juan memang sudah sangat merindukan sentuhan Yuno. Terakhir saja Juan hanya melakukannya dengan pria bayaran dan dia tidak menikmatinya sama sekali. Tanpa menunggu lama Scarletta menelepon Yuno dan meminta sang sopir menjemputnya untuk datang ke Villa. Beruntung Yuno mau datang tanpa banyak bertanya apa kepentingan Scarletta mencarinya untuk bertemu. Yuno yang tiba di Villa tampak sedikit bingung. Villa yang berada cukup jauh dari kota dan tampak sepi sekelilingnya. Villa yang sederhana namun asri tentu membuat mata merasa nyaman memandangnya. Scarletta yang melihat Yuno sudah tiba langsung menyambutnya. “Hai Yuno. Silakan masuk” Ucap Scarletta dengan ramah. “Ah iya” Ucap Yuno yang agak kaku dan bingung di ajak bertemu di tempat itu. Di dalam Scarletta menyajikan segelas jus jeruk untuk Yuno. “Maaf hanya ada ini” Ucap Scarletta. “Terima kasih” Jawab Yuno menerima minuman itu. Scarletta tampak menghela nafas sebelum berbicara. “Maaf ini agak pribadi. Loe bisa panggil Gue Sekar aja. Lagian kita di luar kerjaan” Ucap Scarletta dengan ramah dan akrab. “Oh. Okey. Ada apa sebenarnya?” Tanya Yuno bingung. “Gue tau Loe pecinta sesama juga kan?” Tanya Scarletta langsung. Hal itu tentu membuat Yuno terkejut dan sempat berpikir Lulu dan Jeje yang sudah bocor atau jangan-jangan Juan yang sudah mengatakan hal itu pada Scarletta. “Jangan salah paham. Enggak ada yang bilang soal itu. Gue udah kenal Kak Juan dari kecil. Bisa di bilang Gue sama dia berteman dari kecil dan cuman Gue satu-satunya teman dia. Dia sulit percaya dengan orang” Ucap Scarletta sambil tersenyum. Yuno masih bingung kenapa Scarletta menceritakan hal itu padanya. “Loe pasti bingung kenapa Gue ngomong begini. Tapi Loe mau denger sedikit cerita Gue? Gue rasa Loe bisa bantuin Kak Ju. Dia lagi menderita sekarang ini” Ucap Scarletta jujur. “Ada apa sebenarnya?” Tanya Yuno bingung. “Kak Juan ketahuan Eyangnya. Tuan Budirahardjo. Tuan Besar tau kalau dia pecinta sejenis” Ucap Scarletta. Yuno yang sedang minum langsung tersedak mendengar perkataan Scarletta. “Dan Eyangnya tentu gak terima. Kak Juan di paksa terapi, dia tersiksa soalnya terapinya sampai menggunakan aliran listrik kejut di bagian ‘itu’-nya. Dia juga di pukuli saat Eyangnya marah” Ucap Scarletta terdengar sedih. Yuno yang dasarnya memiliki sifat baik dan sering mengasihani orang pun merasa tidak tega pada Juan. Terlepas dari pria itu pernah menyakiti hatinya atau tidak. “Jadi dia di mana sekarang?” Tanya Yuno. “Di kamar. Dia demam. Tadi baru Gue kasih minum obat mungkin ini lagi tidur” Ucap Scarletta. Scarletta menunjuk salah satu kamar di villa itu yang memang biasanya menjadi tempat Juan bersenang-senang dengan prianya. “Sorry Gue gak maksud nyinggung Loe. Tapi apa Loe pernah main sama Kak Ju? Soalnya Dia nyebut nama Loe terus dari tadi. Sejak Gue kenal dia. Baru kali ini dia nyebut nama seseorang. Dulu pas putus dari mantannya aja gak sampai segitunya” Ucap Scarletta menjelaskan. “Dia pernah pacaran? Sama cowok?” Tanya Yuno penasaran. “Pernah. Iya sama cowok. Dia dari dulu gak tertarik sama cewek. Dia punya pengalaman buruk karena kaum Wanita. Jadinya dia ill feel sama cewek” Ucap Scarletta yang memang tau penderitaan Juan sejak kecil. “Oh begitu” Yuno hanya bisa menanggapi singkat. Yuno menghela nafas dan meneguhkan hatinya untuk menemui Juan. “Boleh Gue ketemu dia?” Tanya Yuno pada Scarletta. “Silakan. Gue titip dia ya. Gue mau ke kota belanja bahan makanan dulu. Kak Ju gak mungkin Gue bawa balik ke rumah besar. Kondisinya bisa makin drop” Ucap Scarletta. Meskipun dia akan di marahi Budihardjo, Scarletta sudah meneguhkan hatinya dari pada Juan benar-benar mati di rumah itu karena merasa tertekan. “Okey” Jawab Yuno. Scarletta pun meninggalkan Yuno dengan Juan di rumah itu. Sedangkan Yuno berjalan perlahan menuju pintu kamar Juan. Perlahan pintu kamar di buka oleh Yuno. Dia tersikap melihat banyaknya kaca di sekeliling kamar dan hanya di sekat dengan kain tipis. Bahkan bagian langit-langit di atas tempat tidur juga di taruh kaca. Yuno hanya menggelengkan kepalanya. “Nih anak emang sakit. Gila banget fantasinya” Gumam Yuno. Yuno melihat wajah Juan yang tertidur. Terlihat keringat dingin di sekeliling wajahnya. Yuno menyeka perlahan wajah Juan dengan lembut. Tubuhnya memang terasa demam. “Ssshhhh” Juan terlihat mengerang kesakitan. “Hei Boss. Kenapa? Mana yang sakit?” Tanya Yuno terkejut melihat Juan kesakitan. Juan perlahan berbalik. Punggungnya yang terluka cambukkan sangat perih dan kesakitan. Yuno yang penasaran melihat ada segaris merah di daerah tekuk Juan langsung menyikap kaos yang di pakai Juan. Dia begitu terkejut melihat punggung Juan yang terbaret-baret bekas dari cambukkan. “Gila. Ini mah KDRT” Ucap Yuno syok. Yuno langsung mengambil handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat. Perlahan dia menyeka membersihkan punggung Juan yang terluka. Juan mengerang kesakitan saat Yuno menyekanya. “Tahan bentar ya. Biar gak infeksi nanti” Ucap Yuno. Juan hanya mengangguk perlahan. Melihat luka yang parah itu membuat Yuno langsung menghubungi Scarletta untuk sekalian membeli obat pereda nyeri dan anti infeksi untuk luka Juan. “Buka aja ya bajunya. Biar gak lembab lukanya” Ucap Yuno. Juan hanya mengangguk mematuhi perkataan Yuno. Yuno begitu lembut memperlakukan Juan penuh kasih. Melihat itu membuat Juan merasa nyaman. Dia belum pernah merasa senyaman ini saat bersama seseorang. Jika dengan Scarletta lain ceritanya. Juan merebahkan kepalanya di bahu Yuno. Dia menangis. Melihat itu Yuno perlahan membelai kepala Juan tanpa berbicara apa pun. Setengah jam kemudian Juan tampak sudah tenang. Dia mulai malu menangis di depan Yuno. Bahkan di depan Scarletta saja dia tidak pernah mau menangis. Hanya terkadang dia sempat menitikkan air matanya jika teringat hal yang menyakitkan. “Kenapa? Malu? Ngapain malu?” Tanya Yuno heran. “Cowok gak boleh nangis” Jawab Juan datar. “Siapa yang bilang??” Tanya Yuno bingung. Pemikiran macam apa itu. Seorang pria juga manusia dan bisa merasa sedih dan menangis. Malah tidak baik menahan rasa sedih itu berlebihan. “Eyang. Cowok itu harus kuat dan tidak boleh menangis. Itu hal memalukan. Harus selalu bersikap cool dan tidak mempermalukan keluarga.” Ucap Juan sambil menatap Yuno. “Astaga. Eyang Loe gila. Mana ada aturan gitu. Cowok juga orang. Kalau sedih ya nangis. Kalau senang ya tertawa. Semua itu wajar di rasakan. Bisa gila lama-lama Loe kalau nahan diri begitu” Ucap Yuno yang setengah nge-gas saat berbicara. Juan yang mendengar Yuno marah karena hal itu sangat terkejut. Belum pernah Juan mendengar seseorang marah dengan sikap dan ajaran sang Eyang. Sedangkan Scarletta saja hanya diam dan biasanya hanya akan bilang jangan terlalu mendengar perkataan Eyangnya. “Loe maki Eyang Gue?” Tanya Juan heran. “Enggak. Tapi emang gila kan? Ngajarin cucunya hal aneh begitu. Terus tuh luka dari siapa? Eyang Loe juga?” Tanya Yuno setengah menebak. “Hmm” Juan hanya berdehem sambil mengangguk membenarkan jika luka itu luka cambukkan sang Eyang. Mata Yuno membola terkejut. “Ya Salam…. Bar-bar banget Eyang Loe” Ucap Yuno yang memang terkejut. Tidak menyangka sang pewaris perusahaan JMonteg yang begitu terkenal tersohor dan tampak selalu di puji dan di sayang Budirahardjo malah ternyata akan di pukul dengan cara sadis begitu jika berbuat salah. “Loe masih marah?” Tanya Juan mendadak. Yuno yang di tanya begitu malah terdiam. Dia baru teringat dia sangat marah pada Juan akibat perkataannya waktu itu yang memang sangat menyinggung. “Sorry. Gue gak maksud merendahkan Loe. Semua orang yang mendekati Gue memang niatnya hanya untuk uang dan kekuasaan” Ucap Juan yang baru pertama kalinya mau bercerita dengan orang selain Scarletta. Yuno yang mendengar itu pun mulai memaafkan Juan. Asal Juan tidak berbicara seperti itu lagi tentunya. “Ya sudah. Loe juga lagi sakit. Tidur deh, Gue mau keluar” Ucap Yuno hendak beranjak dari Kasur Juan. Juan langsung menarik tangan Yuno hingga keduanya begitu dekat. “Temani Gue. Please” Ucap Juan setengah memohon. Dia merasa sangat butuh sandaran saat ini dan entah mengapa dia sangat nyaman berada di dekat Yuno. Yuno pun duduk menemani Juan dan membiarkan Juan bersandar di bahunya. “Boleh Gue cium Loe?” Tanya Juan. Baru pertama kalinya dia bersikap selembut itu bahkan bertanya sebelum mencium seseorang. Yuno menarik wajah Juan mendekat dan mengecupnya perlahan. Keduanya berciuman dengan lembut. Bukan ciuman nafsu seperti sebelumnya. next ep 20^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD