Delapanbelas - Ketahuan?

1526 Words
Hari-hari Yuno jalani seperti biasa kembali. Dia melupakan apa pun tentang Juan. Lebih tepatnya dia tidak ingin berdekatan dengan Juan sementara ini, terlebih ucapan Juan yang sudah benar-benar menyakiti dan mengingatkannya dengan masa lalu yang buruk. Yuno menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan karena Thanom belum juga kembali dari negara asalnya. Sehingga Yuno yang memang tidak banyak memiliki teman itu cenderung menyendiri. Yuno memang memiliki teman, tapi tidak satu pun dari mereka tau rahasia Yuno. Dan Yuno juga merasa kurang nyaman berkumpul dengan mereka yang suka sekali mengajak teman perempuan untuk di kenalkan pada Yuno. Yuno tidak ingin perempuan-perempuan itu kecewa karena Yuno tidak sedikit pun tertarik pada mereka. Kesibukan Yuno membuat dia cukup kelabakan. Salah satu-nya dia sering telat makan. Apalagi kini JMonteg menjadikannya salah satu model utama mereka. Otomatis semua kegiatan akan di utamakan untuk Yuno. Yuno cukup senang. Dia akhirnya bisa di akui sebagai model oleh JMonteg padahal sebelumnya dia hanya sekedar model cadangan dan magang di sana. Kini Yuno sudah resmi menjadi model utama dan memiliki segudang kesibukan. Hingga akhirnya pihak *JMonteg *menyediakan 2 asisten khusus Yuno untuk membantu Yuno di setiap kegiatan dan kesibukannya. Mereka adalah Lucky dan Jevin. Mereka sering di panggil Lulu dan Jeje. Karena keduanya juga bertulang lunak. Bedanya Lulu memang melambai sedangkan Jeje tidak. Bisa di katakan Lulu sebagai 'si perempuan' dan yang Jeje 'si segalanya okey'. Keduanya mengakui itu di hadapan Yuno saat mereka sedang sendirian. Ya radar antar manusia pelangi itu sangat berfungsi bahkan Lulu dan Jeje terkejut saat Yuno mengakui dia adalah seorang bottom. Tapi itu tentu hanya menjadi rahasia mereka bertiga. Tidak mungkin di sebar luaskan. Mereka sangat professional dalam bekerja. “Tapi Gue masih gak nyangka Yuno botty deh” Ucap Lulu dengan nada manjanya itu. Lulu sudah terbiasa bersikap begitu dan dia tidak peduli tanggapan orang padanya meskipun dia sering di katai banci ataupun bencong. Sedangkan Jeje yang selalu tampak maskulin tentu tak terdeteksi orang awam. “Iya. Loe terlalu maskulin untuk kategori botty. Kalau Loe bilang Loe kayak Gue sih Gue masih percaya” Ucap Jeje mengomentari. “Gak percaya ya udah. Bodo amat” Jawab Yuno dengan santai. Dia cukup nyaman bersama Lulu dan Jeje. Karena dengan mereka membuat Yuno bisa menjadi dirinya sendiri bahkan ber-gibah saat melihat pria tampan kekar dan menggoda. “Hati-hati Loe. Jangan ketahuan Loe ONS sama sejenis. Kalau sama lawan jenis masih enak di urus” Ucap Lulu yang memang selalu ceplas-ceplos itu. “Tenang. Gue udah lama stop. Lagian Gue terlalu sibuk untuk bisa ONS” Ucap Yuno jujur. Meskipun ingin dia sadar diri tidak bisa sembarang bertindak lagi. Dia harus lebih waspada karena saat ini dia sudah di kontrak oleh perusahaan besar. Image-nya tentu harus di jaga. Sebelum-sebelumnya saja dia masih harus menjaga dengan baik image-nya sebagai konten kreator kelas bawah. Apalagi saat ini, tentu dia harus lebih berhati-hati. Dia pun sudah menghentikan dan menghapus aplikasi dating gay miliknya. Dan jikalau pun dia ingin maka dia akan lebih aman jika bermain dengan Thanom yang sangat menjaga pandangan publik pada mereka. “Ngomong-ngomong kenapa sih Loe gak mau kita jemput aja di tempat Loe? Selalu di halte.” Tanya Jeje penasaran. “Enggak apa-apa. Lebih nyaman begitu” Ucap Yuno berkilah. “Loe masih harus jalan 10 menit-an kan ke halte? Capek itu tiap hari. Mending Loe di antar jemput di depan rumah Loe aja” Ucap Lulu menimpali. “Enggak usah. Udah biasa. Jalan bentar juga bagus anggap aja lagi olahraga ringan” Jawab Yuno beralasan. Lulu dan Jeje hanya bisa diam dan mengikuti keinginan Yuno itu. Sampai saat ini Yuno tidak pernah membiarkan pihak kantor tau lokasi rumah Yuno. Dia tetap menyembunyikannya. Bahkan di data saja dia memasukkan lokasi alamat rumah orang tuanya. Beruntung JMonteg tidak mempermasalahkan hal itu. “Jadwal besok apa lagi? Hari ini masih ada yang harus Gue hadiri gak?” Tanya Yuno pada Juju. “Hari ini udah selesai. Besok Loe libur. Mending Loe rehat deh. Lusa bakal sibuk sampai akhir bulan. Ah ya awal bulan Loe juga harus ke paris” Ucap Lulu sambil membaca jadwal di iPad-nya. “Hah? Paris?” Tanya Yuno heran. “Loe lupa? Ada fashion Show dan Loe wajib ikut. Berkat Loe yang sebelumnya buat style Harajuku membludak penjualannya” Ucap Jeje mengingatkan Yuno. Yuno hanya mengangguk. Dia teringat saat dai masih magang dan harus menggantikan model yang menolak untuk di style seperti pria berambut panjang dengan make up tebal. Berkat itu Yuno semakin di percaya perusahaan dan berkesempatan menjadi model di Pulau Jeju. Mengingat itu membuat Yuno teringat Juan juga. Sudah lama dia tidak pernah berpas-pasan dengan Juan bahkan saat pemotretan Juan tidak juga bertemu dengannya. Yuno teringat cara Juan menyeka bibir Yuno kala itu. Entah sengaja atau hanya refleks namun itu pernah membuat Yuno senang, Juan sudah lama tidak muncul akibat sang Eyang - Budirahardjo sudah tau rahasia Juan selama ini. Bahkan memaksanya untuk terapi. Tentu dengan dokter pilihan yang sudah menjamin rahasia kondisi Juan. Hingga Juan merasa sangat tersiksa dan sering mengamuk karena merasa kesakitan. Sejak di paksa ikut terapi oleh sang Eyang, Emosi Juan semakin tak terkontrol. Dia lebih memilih menjalankan perusahaan di dalam ruang kerjanya di rumah. Dan di pastikan Juan sudah lama tidak mencari pelampiasan. Bahkan sejak pulang dari pulau Jeju dia baru sekali menyewa pria untuk menemaninya. Itu pun dia tidak puas. Juan terus terbayang Yuno. Dan lebih sialnya karena itulah sang Eyang tau kondisinya. Itu membuat Yuno di hukum bahkan di cambuk oleh sang Eyang yang merasa malu mengetahui apa yang di alami Juan. Setiap harinya Scarletta akan membawakan krim obat pereda nyeri untuk mengobati luka pada tubuh Juan. Tak jarang pria itu melukai dirinya sendiri karena terlampau emosi dan tidak tahan tertekan begitu. Scarletta merasa kasihan dan takut jika terus begitu yang ada Juan benar-benar akan menjadi gila, bukannya sembuh malah bisa memperparah kondisi Juan. Bahkan bisa berujung kematian. Karena Juan menjadi peminum berlebihan untuk mengurangi rasa stress pada pikirannya akibat terapi yang di paksa itu. “Kak Ju. Gak bisa begini. Kakak bisa mati lama-lama” Ucap Scarletta khawatir. “Loe tau Eyang gak bisa di bantah kan Sekar? Gue bisa menghindar dari masalah pernikahan tapi kalau ini tentu murni kesalahan Gue dan Eyang pasti akan hukum Gue” Tanya Juan sambil menatap Scarletta. Scarletta tau seberapa pahitnya hidup sebagai pewaris di keluarga itu. Juan di tuntut untuk menjadi perfect sejak masih kecil. Maka dia sangat menyembunyikan kondisi dirinya yang berbeda itu. Scarletta bisa mengetahui kondisi Juan karena tak sengaja memergoki Juan berciuman dengan pacar prianya di masa remaja dulu. Sejak saat itu Scarletta yang membantu Juan dan menyembunyikan kondisi Juan yang sesungguhnya. Dan Scarletta tau Juan menderita hal itu karena rasa benci berlebih-nya pada kaum Wanita. Dia tak bisa menyalahkan Juan yang tentu tak ingin begitu juga. Juan yang memang tampak galak dan dingin, itu hanya sikapnya untuk melindungi diri dari rasa sakit yang mungkin akan di torehkan orang lain padanya. Juan yang tak tahan tertekan itu kembali membujuk pada Eyangnya agar berhenti melakukan terapi. Dia benar-benar tak sanggup tersiksa. Bahkan terkadang Juan di berikan terapi yang cukup ekstrem berupa kejutan listrik pada bagian pribadinya. “Eyang. Ju mohon berhenti. Ju tidak tahan lagi” Ucap Juan setengah memohon. Dia tau dia salah namun dia tidak bisa berhenti dari kondisi itu. “Kau benar-benar!” Budirahardjo kembali melayangkan pukulan menggunakan ikat pinggangnya pada punggung Juan. Sama seperti yang dia lakukan dulu pada Juan kecil yang berani mencoba membangkang dan sangat nakal di masa remaja. Dia menghukum Juan dengan keras hingga Juan mau menurut dan bersikap sesuai apa yang di ajarkan sang Eyang. Tidak ada pilihan. Budirahardjo hanya memiliki Juan sebagai penerusnya. Putranya alias ayah Juan sudah meninggal. Dan kini hanya Juan harapannya. Jika Juan sampai di ketahui publik memiliki hal yang menyimpang maka itu akan berdampak bagi posisi Juan sebagai pewaris JMonteg. Itu yang sangat di takutkan Budirahardjo. Juan hanya mampu menahan rasa sakit pukulan itu. Juan tidak berani melawan karena berkat Eyangnya lah dia bisa terlepas dari hidup mengerikan bersama Ibu kandungnya. Meskipun tak jauh berbeda jika salah maka Juan akan di pukuli, tapi setidaknya bersama sang Eyang, Juan masih bisa merasakan di sayangi jika menurut bahkan hidup berkecukupan. Sedangkan dengan sang ibu dulu Juan harus bekerja di sela-sela sekolahnya dan sering kelaparan serta di pukuli. Budirahardjo yang sudah tua itu tak sanggup menahan kecewa dan amarahnya. Meskipun dia tau tidak baik memukuli Juan seperti itu namun dia terlanjur kecewa. Dia tidak menyangka satu-satunya penerus malah memiliki sifat menyimpang yaitu menyukai sesama jenis. Juan di tinggalkannya begitu saja setelah di pukuli dengan keras. Melihat kondisi Juan membuat Scarletta langsung membantu Juan berdiri. ‘Kak Ju. Ayo sekar antar ke kamar” Ucap Scarletta yang turut merasa sakit melihat kondisi Juan. “Berikan aku kunci mobil mu. Aku mau ke villa” Ucap Juan lirih. “Tapi kalau Tuan besar tau akan lebih mengamuk lagi Tuan” Ucap Scarletta yang takut Budirahardjo semakin mengamuk jika Juan keluar tanpa ijin. Apalagi Juan harus mengikuti terapi lagi besok. “Apa kau ingin lihat aku mati saat terapi besok, Sekar?” Tanya Juan sambil menatap mata Scarletta. “Kak Ju…” Scarletta merasa iba. Dia serba salah melihat kondisi Juan. Next ep 19^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD