Lima - Fakta & Keputusan

1654 Words
Kolam Renang Hotel XXX~ “Wah masih sepi” Ucap Yuno bersemangat untuk berenang. “Tentu. Lagi pula belum jam buka kolam renang untuk umum” Jelas Thanom. “Mau lomba?” Tanya Yuno menantang Thanom. “Yang kalah harus wujudkan keinginan yang menang. Gimana?” Tantang Thamon kembali. “Okey! Deal!” Ucap Yuno yang merasa yakin dia akan menang. Apalagi saat di sekolah dan kampus dulu Yuno memang wakil team renang yang selalu mendapat mendali emas. Keduanya berlomba berenang siapa yang tercepat tiba di sisi ujung lain kolam renang itu. “Yeah! Gue menang!” Ucap Thanom merasa senang berhasil mengalahkan Yuno. “Ah. Kok Gue bisa kalah sih. Ck!” Ucap Yuno kesal. Dia merasa kesal karena bisa-bisanya kalah padahal dia perenang yang handal selama ini. “Haha. Kalau gitu Loe harus wujudkan keinginan Gue ya!” Ucap Thanom menagih hadiah nya. “Sial! Ya udah. Mau apa?” Tanya Yuno pasrah. Thanom tidak menjawab. Dirinya langsung memeluk Yuno dari belakang. Beruntung saat itu hari masih pagi dan kolam renang belum terbuka untuk umum. Staff penjaga juga tidak terlihat. Mungkin sedang sibuk membersihkan bagian kamar mandi sebelum para tamu mulai memasuki kolam renang itu. “Hei. Ada apa? Jangan bilang Loe pengen sekarang” Ucap Yuno gusar. Meskipun dia memiliki fantasi liar untuk mencoba bermain di kolam renang, namun bukan berarti dia ingin mencoba di kolam renang umum itu. Thanom menaruh dagunya di pundak Yuno dan berkata dengan setengah berbisik. “Terus temani Gue bahkan sampai saat terakhir Gue pun. Jujur Gue nyaman dengan adanya Loe. Gue enggak akan berharap lebih. Terus seperti ini saja. Gue udah Bahagia” Ucap Thanom jujur. Yuno bisa merasakan ketulusan dari perkataan Thanom. “Loe tau kan kalau Gue enggak bisa bermain perasaan” Ucap Yuno menghela nafas perlahan. “Gue paham. Tidak masalah. Gue hanya ingin Loe selalu bisa menemaniku saat Gue butuh seseorang” Ucap Thanom tanpa mau melepas pelukannya. “Baiklah. Kita teman tentu Gue akan ada untuk Loe” Ucap Yuno. Setelahnya Thanom melepaskan pelukannya pada Yuno dan mengajak Yuno keluar dari kolam. Mereka segera membersihkan diri masing-masing untuk bisa sarapan di restoran. Hingga malam menjelang, baik Yuno maupun Thanom tidak ingin keluar dari kamar. Mereka lebih menikmati waktu bersama di dalam kamar sambil menonton marathon film boys love di saluran N*flix. “Ganteng banget ya dia” Ucap Yuno mengomentari salah satu pemain film yang terkenal itu. “Dia memang tampan. Dia paling terkenal saat ini di Thailand” Ucap Thanom. “Gue pengen ketemu deh. Foto sekali setidaknya, Gue ngefans sama dia” Ucap Yuno jujur. “Hei!.Gue juga enggak kalah tampannya. Tapi kok Loe kagak niat foto sama Gue ya?” Tanya Thanom berpura-pura kesal dan cemburu. “Sialan Loe! Gue kapan jam mau ketemu juga bisa! Si Thomas Loe aja udah gue jabanin!” Ucap Yuno kesal sambil menunjuk milik Thanom yang sedang tertidur pulas itu. Entah apa yang di pikirkan Thanom, Thomas miliknya yang termasuk berukuran besar untuk ukuran orang Asia saja sudah menikmati lubang belakang Yuno. Apalagi yang harus di cemburui oleh Thanom. “Gue bercanda. Ih sensi amet neng. Lagi PMS ya?” Tanya Thonam mencoba menggoda Yuno. “Iya! Lagi PMS! Puas?? Auk Ah!” Ucap Yuno merasa malas menanggapi candaan Thanom. Melihat ekspresi kesal Yuno yang tampak menggemaskan menjadi sebuah pemandangan menyenangkan bagi Thanom. Keduanya kembali bercengkerama hingga malam menjelang dan memilih makan malam di dalam kamar dengan memanggil Room service. . . . Rumah Besar Agung Rahardjo~ Di sisi lain. Tampak sebuah rumah megah milik keluarga Agung Rahardjo. Juan dan sang Eyang, Tuan Budirahardjo tampak menyambut keluarga dari tunangan Juan yaitu Bella Tedjoprawira. Tuan dan Nyonya Tedjoprawira juga ikut hadir dan sangat senang di sambut oleh Tuan Budirahardjo yang sangat di hormati itu. “Selamat datang Tuan dan Nyonya Prawira. Silahkan masuk” Sambut Tuan Budirahardjo dengan ramah. “Terima kasih atas sambutannya Tuan Budi. Maaf kami merepotkan” Ucap Tuan Tedjoprawira. “Jangan sungkan. Sebentar lagi kita akan menjadi satu keluarga. Ayo kita ke ruang makan. Juan yang sudah menyiapkan acara makan malam hari ini. Pasti ada hal penting yang ingin disampaikan Juan” Ucap Tuan Budirahardjo dengan senyuman yang Bahagia. Tuan dan Nyonya Tedjoprawira turut senang mendengar perkataan Tuan Budirahardjo. Ketiga orang tua itu mengira jika Juan ingin menyampaikan keinginannya segera menikahi Bella – Tunangannya itu. Bella pun tampak tersenyum senang dan langsung merangkul lengan Juan dengan manja. “Sayang kenapa enggak bilang. Mau kasih Bella kejutan ya?” Tanya Bella dengan manjanya memeluk Juan. “Ya. Ini kejutan” Ucap Juan dengan nada datar. Tanpa ekspresi apa pun Juan berjalan menuju ruang makan di ikuti oleh Bella. Kedua keluarga itu menikmati makan malam bersama sambil berbincang ringan. Sesekali Nyonya Tedjoprawira memuji keserasian Juan dan Bella jika bersanding. Scarletta yang ada di sana memperhatikan wajah datar Juan tanpa ekspresi itu. Scarletta yakin jika Juan sedang mengontrol emosinya dengan baik. Karena hidangan utama akan di sajikan saat mereka berkumpul di ruang keluarga dan menonton sendiri adegan tak senonoh Bella dengan Pakde jauh Juan. Selesai makan bersama, Juan mengajak sang Eyang, Tuan dan Nyonya Tedjoprawira juga Bella menuju ruang keluarga. “Mari kita ke ruang keluarga. Ada yang ingin saya bicarakan dan harus kalian lihat serta dengar sendiri” Ucap Juan sambil tersenyum tipis. Tuan dan Nyonya Tedjoprawira juga Bella semakin bersemangat dan mengira jika Juan akan melamar Bella untuk segera menikah. Meskipun mereka sudah bertunangan beberapa tahun lalu. Tapi tetap saja jika akan menikah maka Juan harus kembali melamar Bella secara resmi bukan? Di dalam ruang keluarga terlihat sebuah televisi besar menyala. Scarletta sudah menyiapkan semuanya. Juan hanya perlu menekan tombol play jika ingin memutar video bukti adegan ranjang Bella dengan Pakde jauhnya Juan itu. Saat semua sudah duduk dan berkumpul. Tampak Tuan Tedjoprawira memulai pembicaraan. “Nak Juan. Sepertinya tidak perlu sungkan atau formal. Kami sangat senang dan sudah menanti moment ini agar Nak Juan dengan putri kami Bella bisa segera menikah. Betul bukan Tuan Budi?” Tanya Tuan Tedjoprawira sambil menatap Tuan Budirahardjo. “Benar sekali. Kenapa kau sampai harus sibuk menyiapkan ini semua Ju?” Tanya Budirahardjo sambil tersenyum bahagia. Bagaimana tidak Budirahardjo sudah berada di usia yang tidak lagi muda dan dia ingin sekali melihat Juan segera menikah dan memiliki keturunan untuk melanjutkan garis pewaris perusahaan. Ya, tujuan Budirahardjo menjodohkannya dengan Bella Tedjoprawira hanya ingin Juan menikah dengan wanita berkelas atas agar keturunan mereka memiliki darah kelas atas juga. Dan wanita itu tidak boleh ikut campur dalam urusan perusahaan ataupun keluarga. Selama ini hal itu yang di tanamkan Budirahardjo pada Juan terlebih melihat sikap Ibu kandung Juan yang hanya melirik harta dan kekuasaan keluarga Agung Rahardjo membuat sang Eyang semakin gencar mendoktrin dan mendikte Juan tentang wanita sebagai alat pencetak keturunan saja dan cukup di rumah tanpa boleh ikut campur apapun. Jadi sudah paham bukan dari mana asal muasal sikap keras dan tegas Juan itu?? Juan tampak tersenyum dan melirik Scarletta. Scarletta segera menyerahkan map berisi foto perselingkuhan bahkan isi chat tak senonoh Bella dengan Pakde jauhnya Juan. “Sebenarnya Aku meminta kalian hadir karena aku akan membatalkan pertunangan maupun pernikahanku dengan Bella” Ucap Juan dengan santai. Sontak Tuan dan Nyonya Tedjoprawira terkejut. Begitu pula dengan Bella. “Apa maksud mu Nak Juan? Kenapa harus di batalkan?” Tanya Tuan Tedjoprawira heran. “Iya Ju. Ada masalah apa ini?” Tanya Tuan Budirahardjo yang turut heran. Juan hanya tersenyum dan menatap Bella dengan tajam. “Coba saja tanyakan kepada putri kalian yang sangat terhormat itu. Dia berani berselingkuh bahkan tidur dengan pria tua. Apa Wanita seperti putri mu itu layak menjadi Nyonya besar Agung Rahardjo?” Tanya Juan dengan nada mengejek. “Kau! Jangan sembarang menuduh putri ku! Katakan saja kalau kau memang impoten seperti yang di beritakan!” Bentak Nyonya Tedjoprawira tidak terima putrinya – Bella Tedjoprawira di katakan berselingkuh dengan pria tua. Tentu bukan level mereka apalagi sang putri juga hidup mewah dan mereka dari kelas atas. Mana butuh pria tua untuk menghidupnya. Juan tertawa sinis. Hal itu membuat semua orang terkejut kecuali Scarletta yang sangat paham watak dari Tuan Mudanya itu. Budirahardjo juga tidak menyela. Cucu yang dia didik sejak kecil itu sangat keras dan kuat. Dia yakin Juan tidak mungkin memutuskan hal itu dan berkata seperti itu jika tidak ada bukti kuat dari apa yang dia ucapkan. “Mohon jaga ucapan Anda Nyonya Tedjoprawira. Anda masih berada di rumah Ku sebagai tamu. Dan saya tidak mengizinkan siapa pun menghina cucu Ku !” Tegas Tuan Budirahardjo. Tuan dan Nyonya Tedjoprawira langsung bungkam saat sang Tuan Besar Budirahardjo membuka suara. Tanpa banyak bicara Juan membuka seluruh isi map dan melemparnya di atas meja yang berada di depan sofa. Setelah itu Juan memutar video adegan ranjang Bella dengan Pakde jauh Juan yang terekam jelas wajah Bella. Suara erangan kedua insan yang di mabuk hasrat memuakkan itu terdengar bahkan terdengar perkataan Bella yang hanya menikahi Juan untuk memiliki kekayaan keluarga Juan dan Bella hanya puas dengan pria tua itu. Hal memalukan itu tentu menjadi tamparan keras bagi Tuan dan Nyonya Tedjoprawira. Semua bukti isi chat bahkan lengkap adanya hingga foto liburan Bella dengan Pakde jauh Juan itu pun ada. Tak ada lagi pembelaan yang bisa di ucapkan Bella untuk membela dirinya saat itu. Dia hanya mampu bungkam hingga di tampar oleh Papa-nya sendiri. “Anak memalukan! Anak durhaka! Kau mencoreng nama keluarga Tedjoprawira saja!” Bentak Tuan Tedjoprawira yang tidak terima atas perlakuan memalukan sang putri. Melihat hal itu Juan tampak tenang duduk bersandar. Tak ingin terlibat drama keluarga itu. Sedangkan Tuan Budirahardjo tampak berdiri dan menatap keluarga Tedjoprawira. “Maaf Tuan Tedjoprawira. Jika Anda ingin menyelesaikan masalah keluarga Anda silakan bawa anak beserta istri Anda keluar dari rumah ini. Dan juga dengan ini saya putuskan pembatalan pernikahan Juan – cucu saya dengan Bella – Putri kalian” Ucap Budirahardjo lalu meninggalkan ruangan itu. Juan tersenyum tipis merasa senang akhirnya bisa menyingkirkan Bella yang tidak pernah ingin dia nikahi itu. ^Bersambung next ep 6^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD