“Dia sahabatku,” kata Widi pada suaminya yang saat ini melihat punggung Jena. “Oh.” “Kamu tidak tanya apa pun?” “Kan sudah kamu jawab bahwa dia adalah sahabat kamu,” kata Fadan menggelengkan kepala. “Cuek amat sih,” geleng Widi mendengkus kesal. Fadan tersenyum mendengarkan perkataan Widi barusan. Fadan mendesah napas halus dan menggelengkan kepala. “Memangnya kamu dan dia berpisah berapa lama?” Fadan bertanya saja daripada nantinya Widi ngambek kepadanya. Fadan tersenyum simpul. “Sudah dua tahun lebih,” jawab Widi. “Jangan-jangan kamu jatuh cinta pada sahabatku.” “Apa? Jatuh cinta?” “Iya. Soalnya kamu melihatnya begitu amat,” kata Widi. “Kamu kan playboy, ada kemungkinan kan punya istri ke 5.” “Picik sekali pikiranmu,” geleng Fadan. “Aku tidak picik, hanya melihat apa yang ku l