Berkenalan Dengan Istri-istri Tuan Muda
“Apa? Ahh jangan kayak gitu lah, Pa. Widi kan bukan anak kecil lagi yang harus mengikuti seluruh keinginan Papa dan Mama. Widi bisa kok menentukan pilihan sendiri.”
Narwidi Anggun, seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja selesai atau lulus strata 1, yang memiliki impian setelah lulus kuliah, ia akan bekerja kantoran dan meminta kebebasan pada kedua orangtuanya untuk memilih jalannya sendiri.
Namun sang Ayah, Rahmadi. Memintanya untuk menikah dengan seorang pria yang sudah sangat dewasa, usia pria tersebut adalah 31 tahun, sudah memiliki 3 istri, dan sang Ayah memintanya untuk menjadi istri ke 4. Sungguh, ini tidak adil bagi Widi, ia baru saja akan meminta kebebasan, namun malah di rencanakan untuk menikah dan menjadi istri ke 4. Bukankah itu keputusan semena-mena? Yang tidak pernah meminta pendapatnya?
“Widi, kamu mau melihat Papa di penjara? Lima tahun yang lalu kakak kamu itu sekarat, dan yang membantu kita keluar dari masalah adalah keluarga Broto. Mereka tidak meminta imbalan setelah membantu kakakmu, tapi Papa yang menawarkan apa yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikan mereka. Dan, kamu tahu apa yang Papa tawarkan? Papa menawarkan anak gadis Papa untuk menjadi menantu mereka, dan ini lah saatnya kamu menjadi istri dari anak lelaki keluarga Broto.” Sang Ayah menjelaskan dan itu tidak masuk akal.
Kericuhan yang dibuat Widi tidak sampai di situ, ia terus menerus menolak, hingga akhirnya sang Ayah membentaknya dan berlutut didepannya. Satu hal yang tidak bisa Widi lihat adalah ketika sang Ayah memohon didepannya dengan cara berlutut.
“Kenapa sih Widi yang harus nikah? Kenapa bukan Mbak aja? Kan Mbak juga wanita, Widi bukan satu-satunya anak gadis Papa.” Widi masih berusaha mencari alasan keluarganya.
“Mbak kamu kondisinya gak baik, Nak. Kan kamu tahu sendiri bagaimana kondisi mbak kamu, sementara keluarga itu ingin menantu yang sehat, bukan yang sakit-sakitan.” Sang Ayah menjelaskan lagi.
***
Akhirnya setelah perdebatan panjangnya dengan sang Ayah, Widi menerima. Ia menerima menjadi istri ke 4 dari lelaki dewasa yang bernama Fadan Sean Broto yang bisa dipanggil dengan sebutan Tuan Muda Adan.
Apakah orang kaya selalu saja menentukan jodohnya sendiri? Apa mereka tidak pernah jatuh cinta? Sehingga selalu menerima keputusan yang tertua dalam keluarga mereka dengan siapa mereka akan berjodoh dan menikah?
Widi di antarkan oleh salah satu wanita yang mengenakan seragam kerja, terlihat seperti seorang bodyguard wanita, lalu berdiri didepan seorang pria yang tak lain tak bukan suaminya dan tiga istri lainnya. Istri pertama bernama Juliana yang biasa di panggil Madam J, istri kedua adalah Kelly yang biasa di panggil Miss K, dan istri ketiga adalah Lila yang biasa di panggil Miss L. Dan, istri ke 4 adalah Widi. Yang tidak mau disebut dengan sebutan Madam atau pun Miss. Karena baginya itu adalah hal yang terlalu berlebihan.
Widi dengan kepercayaan diri yang tinggi, bertukar memandangi mereka berempat, Widi mendesah napas halus, karena mereka semua hanya melihatnya dari ujung kaki hingga ujung rambutnya, sementara ia lelah berdiri.
Widi harus menerima takdirnya, menjadi istri ke 4 yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Adan yang merupakan suaminya, yang beberapa jam yang lalu telah resmi menjadi suaminya, langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Widi dengan tatapan nakal. Ketika Adan mendekatkan wajahnya ke wajah istri ke 4 nya itu, Widi langsung menabok jidat suaminya dengan kepalanya, membuat ketiga istri lainnya terkejut melihat sikap Widi yang tidak sopan.
“Kamu ya tidak sopan sama sekali,” kata Miss J dengan tatapan murka menatap Widi.
Adan tersenyum dan menggelengkan kepala, justru Adan malah menganggap itu hal yang menggemaskan. Karena baru kali ini ia melihat wanita yang melakukan hal ini kepadanya, ketiga istri lainnya sangat menghormatinya, sementara Widi? Haha. Lucu sekali.
Semua tentu menunggu reaksi Adan yang entah akan bersikap bagaimana pada Widi, tapi yang pasti Adan pasti akan sangat marah ke Widi.
Adan adalah pria yang tidak akan pernah menerima seseorang berbuat kasar kepadanya.
Ketika mereka berpikir bahwa Adan akan sangat marah, bahkan akan menampar Widi, justru Adan tertawa terbahak-bahak membuat Widi dan semua yang ada dalam ruangan tersebut membulatkan mata dan bertukar pandangan.
Adan mendesah napas halus dan giginya yang rapi juga putih diperlihatkan didepan Widi yang masih takut dan sudah mundur beberapa langkah tadi. Adan lalu kembali mendekati Widi, membuat Widi bingung.
Adan lalu mengangkat tangan kanannya yang semua orang kira akan menampar Widi, namun ternyata itu salah, Adan justru membelai rambut Widi. Membuat ketiga istri lainnya bertukar pandangan dan terheran-heran.
“Ternyata kamu lucu juga, ya,” ujar Adan membuat alis Widi bertaut.
Adan menggelengkan kepala dan berkata lagi, “Ayo duduk, kita makan malam sama-sama.”
Widi mengelus dadanya dan melangkah menghampiri meja makan yang besar dan panjang, memiliki 10 kursi dan masing-masing lalu duduk di kursi mereka seperti biasanya.
“J, kamu berganti duduk dengan Widi,” kata Adan membuat Juliana membulatkan mata dan menoleh melihat Widi yang saat ini sudah duduk disamping Lila.
Harga diri Juliana sebagai istri pertama Adan malah terinjak-injak dengan kehadiran Widi di tengah mereka semua.
“Aku di sini saja,” kata Widi menolak.
“Saya bilang duduk di sini ya di sini,” kata Adan dengan tekanan yang terdengar memaksa.
Widi mendesah napas halus lalu bangkit dari duduknya, lalu bertukar tempat dengan Juliana yang saat ini tak menerima perlakuan Adan dan kehadiran Widi.
“Kalian kenalkan diri kalian masing-masing pada Widi,” titah Adan membuat ketiga istrinya yang lain bingung dan mereka bertukar pandangan. “Harus saya ulang?”
Mereka menggelengkan kepala dan mengangguk.
“Perkenalkan nama saya Lila yang biasa di panggil Miss L, saya istri ke tiga Tuan Muda Adan,” kata Lila yang pertama kali memperkenalkan diri. Yang memiliki sikap centil dan yang selalu di bully Juliana dan Kelly, namun sekarang posisinya akan di tukarkan oleh Widi.
“Aku Kelly, yang biasa di panggil Miss K, aku istri kedua,” jawab Kelly dengan tatapan tak suka pada Widi. Yang memiliki sikap disiplin dan tidak suka di tolak.
“Aku Juliana, biasa di panggil Madam J, aku istri pertama,” jawab Juliana menatap Widi tak suka, tatapannya jelas penuh dengan ketidaksukaan dan ketidakterimaan karena suaminya menikah lagi. Dan, harus berbagi suami dengan tiga istri Adan lainnya. Juliana memiliki sikap pendiam, tapi diam-diam menghanyutkan dan selalu mengatur apa yang harus di lakukan di rumah ini. Bahkan mengatur Kelly dan Lila selama ini.