Panti Asuhan - Harapan Bunda

227 Words
Part 1 1990, Jakarta Kirana ditinggalkan oleh Ibunya di teras Panti Asuhan - Harapan Bunda waktu Kirana dilahirkan baru beberapa hari, hanya ditaruh di dalam keranjang rotan,memakai selimut berwarna pink dan dua buah amplop berisikan surat. Suara tangisan bayi di keheningan malam membuat pengurus Panti Asuhan terbangun mendengar suara tangisan bayi dari teras Panti. Bik Sum pengurus Panti berumur 50 tahun, yang pertama mendengar suara bayi dari teras Panti. Segera dia ke kamar Ratih Suryadiredjo, pemilik Panti Asuhan. “Bu Ratih…”,, suara perlahan dari balik pintu terdengar. “Tok..tok..tok, pintu diketok perlahan. “Bu maaf.. saya mengganggu..” ucap Bik Sum takut-takut. Perlahan Bu Ratih bangun dari tempat tidurnya, dia melihat jam. Pkl. 03.05, belum subuh..tapi apa yang menyebabkan Bik Sum membangunkannya. “Iya.. sebentar Bik, Bu Ratih membuka pintu dan melihat Bik Sum yang terlihat takut dan bicara dengannya sambil memegang ujung dasternya karena takut. “Ada suara bayi nangis bu di teras . Bik Sum melapor ke Ratih. . “Itu bayi beneran apa bukan ya bu?”, kata Bik Sum. “Ya dilihat Bik…, kalau tidak dilihat mana kita tahu, itu bayi beneran atau hantu, ya kan?, Bu Ratih bicara sambil mengambil syalnya terburu-buru. Kemudian Bik Sum dan Bu Ratih berjalan kearah teras Panti, mereka berdua kaget melihat keranjang rotan berwarna putih. Bu Ratih mendekat dan melihat kedalam keranjang rotan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD