Percobaan yang gagal

1295 Words
Flo benar-benar aneh dengan sesuatu yang keras di bawah sana. Masa ia sih itu tititnya Josh. Josh kan masih bocah, manja lagi. Masa sampe sekeras itu. Flo pernah pelukan dengan Bima tapi nggak keras gitu kok. Flo jadi penasaran. "Josh." "Hm?" “Ini apaan sih kok keras banget?” Mati lo Josh. Josh harus bilang apa nih. Nggak mungkin bilang itu titit Josh. Mau ditaro di mana muka Josh. Josh juga nggak yakin punya Josh gede. Takutnya Flo malah ngetawain punya dia lagi kalau dikasih liat. Bakal jadi bulan-bulanan deh ama Flo kaya gitu. Tapi kalau nggak dikasih tau sama Flo. Seumur hidup ia akan jadi perjaka ting-ting dong. Masa ia seorang Joshua yang ganteng turun-temurun masih jadi perjaka ting-ting. Apa kata dunia nanti? Pacarnya aja udah pernah ML. Masa ia belum. Dan lagi Flo kan udah jadi bini nya. Nggak akan ada yang grebek juga kan, mami, papi pasti juga akan seneng kalau tahu anak manjanya ini udah ngebobol keperawanan berbicara. Pasti Josh akan di DEWASA bukan anak manja lagi. Asiikk .... "Flo" "Apa?" Flo menatap Josh. Membuat Josh semakin digali menggali "Lo cantik banget," Gombal Josh "Masa?" "Serius Flo. Apa lagi dengn lo pake pakaian seksi kaya gini. Gue jadi makin suka sama lo." "Jadi lo beneran suka sama baju ini?" "Iya." Flo nyengir dan melepaskan pelukkannya. Membuat Josh Bingung dan Bingung. "Lo mau kemana?" Tanya Josh "Mau ganti baju lah." "Karena lo suka sama baju ini. Jadi gue mau ganti." Lah ....? Josh bengong. Nggak paham maksud dari ucapan Flo. Kenapa emang kalau Josh suka. Bukannya Sebelumnya Baca lebih lanjut jika dia suka Josh suka. Kenapa sekarang malah jadi di buka karena Josh suka. Josh bener-bener nggak ngerti deh. "Flo." "Aku tahu kok apa yang ada di dalam fikiran lo saat ini." Deg! Jantung Josh serasa mau copot. Masa sih ia tahu. Kalau Josh berencana lepas perjaka. "Se ... Flo serius?" "Serius." "Emang apa?" Flo menatap Josh. Kemudian Flo mencoba membuka baju tidurnya dengan gerakan slowmotion. Membuat Josh tak karuan. Josh berusaha menghabiskan salivanya. Flo benar-benar menjawab imannya. "Flo ..." "Hm ... mau?" Tawar Flo. Membuat Josh menumpahkan air liurnya. Astagah Josh ... kau benar-benar mabuk kepayang. Josh mendekat dan lebih mendekat. Lalu dengan cepat menarik lengan Flo dan mencium bibirnya kasar. Flo sampai terpekik kaget dibuatnya. Josh benar-benar terlihat berbeda. Josh meremas d**a Flo. Dan tersentak sendiri di sana. ia melepaskan ciumannya dan membuka yang sedang meremas d**a Flo. Flo yang akhirnya sadar langsung melepaskan tangan Josh. Membuat Josh kaget dan kesakitan. "Lo mau ngapain hah!" Bentak Flo. Josh diam. Bukan karena bentakan dari Flo tetapi pada jemarinya yang masih terasa lembutan. Gila ternyata d**a cewek itu lembut dan empuk banget dipegang. Mana pas banget lagi di tangan Josh. "Flo." "Apaan!" "Lagi Flo." "Apanya?" "Itu Flo." Josh menunjuk d**a Flo. Membuat Flo langsung bergerak mundur dan menutup dadanya dengan kedua pindah. "Jangan macem-macem lo ya." Josh bingung. Antara pengen lagi atau berhenti demi imajinasinya. Tapi insting laki-laki itu kalau udah di ya susah buat off nya. Apa lagi kalau belom tuntas. Dan Josh lagi pada banget ini. Josh malah semakin mendekat ke Arah Flo. Membuat Flo mulai kesulitan. "Josh berhenti gue bilang!" Teriak Flo putus asa. Josh diamentar. Memandang d**a itu lagi. Fokus Josh hanya pada d**a Flo. Tidak ada yang lain. "Sebentar aja Flo. Enak banget rasanya Flo." "Loila, ya!" "Bodo deh lo mau bilang gue juga. Flo sudah sangat kesal. ia berlari dan mengambil bantal di sana. Menimpuk wajah Josh dengan bantal dan terus bantal. Baju dasar kemenangan! Nggak lagi-lagi Flo pake. "Berhenti nggak! Kalau nggak, liat apa yang akan gue lempar ke muka lo yang tengil itu!" Josh kesal sekali dengan Flo. Apa susahnya sih terima kasih dadanya buat di pegang. Lagian megang doang kali. Tapi nggak tahu sih kalau keterusan mah. "Flo. Udah dong. Jangan lempar-lemparan ah. Ga asik banget sih jadi istri. Kita dah sah kali Flo, nggak ada dosa nggak ada yang larang juga." Flo semakin melotot. Ini anak beneran ya. Gila kali ya. "Lo sama gue itu nikah terpaksa kali. Lo sama gue itu nggak saling cinta. Jadi buat apa kita lakuin hal yang nggak kita suka," jelas Flo. Membuat Josh kembali berfikir. Emang ia sih. Mereka saling mencintai. Lah tapi emang kenapa? Kan banyak j****y di sana yang bercinta tanpa cinta kan. Sah-sah aja apa lagi ini, mereka udah nikah. "Flo, banyak kali yang ngelakuin itu tanta cinta." "Anjir! Lo nyamain gue sama p*****r hah!" Yah ... salah lagi Josh ngomong. Josh garuk-garuk kepala yang tak gatal. "Nggak, Flo. Lo mah bukan p*****r. Lo kan bini gue Flo." "Dan gue nyesel udah nikah sama lo. Lo nggak nepatin janji." "Lah emang gue janji apaan ya?" "Lo janji nggak bakal nyentuh gue. Mau lo, kalau kita bisa punya pacar masing-masing. Bagaimana kita udah nggak perawan dan perjaka. Buat apa kita cari pacar?" Josh diam. Josh tertunduk lesu mendengar kata pacar. Josh pun duduk di tempat tidur. Flo tetap waspada. Kesal dengan Flo, Josh menarik kaki Flo hingga Flo jatuh di ranjang. "Bego, sakit!" "Sini Flo. Gue mau ngomong." "Nggak!" Josh menatap Flo kesal. "Sini deh. Gue udah nggak mau kok nyentuh lo lagi." "Beneran?" "Ya." Flo pun mendekat dan duduk di samping Josh. Ia membawa bantal dan membekapnya di depan dadanya. Josh tersenyum miris. "Lo kenapa sih Josh. Mendadak aneh tahu nggak sih. Gue ampe takut tadi." "Maaf deh soal tadi. Soalnya gue kesel lagi banget." "Kenapa?" Josh memandang Flo dalam. Matanya sendu. "Cewek gue, Josh udah nggak perjaka dong? "Lo ... lo udah ... udah nggak perjaka Josh?" Tanya Flo kaget. Josh yang denger tambah kaget. "Anjir, gue masih perjaka monyet!" "Terus cewek lo?" "Nah, itu dia." Josh kembali berusaha normal. "Dia udah Ml dan itu bukan sama gue Flo." Flo membekap mulutnya. Tak percaya dengan apa yang barusan, Josh Katakanlah. "Serius Josh?" Josh mengangguk. "Makanya gue kesel banget. Apa gue sayang banget sama dia Flo. Tapi pas tahu dia udah nggak perawan. Rasanya hati gue sakit Flo, dan lo tahu Flo?" "Apa?" "Gue langsung ke inget sama lo." Plak! "Aduh kok gue di gaplok Flo?" "Ya lo lagian, "Ya gue mikir. Lebih baik elo lah Flo. Untung elo yang jadi bini gue. Bini perawan gue. Dan bakal gue bobol nanti." Plak Plak "Aduh Flo sakit!" "Lagian lo gila kalau ngomong. Siapa juga yang mau bobol perawan ama lo. Manja!" Josh kesal. Dia langsung menubruk Flo dan menindihnya di sana. Flo benar-benar panik kali ini. "Hati-hati sama cowok manja Flo. Semanja-manjanya cowok. Tetep bisa bikin anak Flo," ancam Josh membuat Flo ketakutan. "Lo mau, gue bikin anak sekarang hah?" Josh sudah menggesek miliknya di paha Flo. Membuat Flo panik luar biasa. "Josh, tolong. Gue belom siap Josh." "Oke, tapi janji dulu." "Apaan?" " Flo nampak tak terima. Mau protes tapi bahaya. "Ya ... ya. Nggak bakal gue panggil Manja lagi." "Beneran?" "Ya bawel." "Oke." Josh melepaskan Flo. Dan mereka kembali duduk. Namun Flo memilih menjauh. Membuat Josh terkekeh. "Udahlah tidur Flo. Udah malem. Besok gue udah kerja." "Aku akan tidur di sini." "Loh kenapa?" "Gue takut lo nyerang gue." Josh lagi-lagi terkekeh. Josh bangun dari duduknya. Dan mendekat ke Arah Flo. "Mau ngapain lagi lo?" "Tenang Flo. Udah sana tidur, gue yang tidur di sofa depan malam ini. Bertemu tidur tek." "GUE BUKAN KETEK!" Josh tertawa sembari keluar dari kamar. Flo nampak lega tapi juga tak tega dengan Josh yang harus tidur di sofa malam ini. Padahal ini apartementnya. Tapi kalau dia tidur di kamar. Bener-bener bisa gawat nanti. Lama Flo terdiam. Ia bahkan nggak bisa tidur kepikiran Josh. Flo pun manarik selimut dan disetujui keluar. Josh Terlihat yang sedang tertidur di sofa dengan tubuh meringkuk di sana. "Kasian banget sih lo. Nih gue terima kasih selimut," ucap Flo. Dan langsung menyimutinya. "Tidur yang nyenyak ya. Besok udah boleh kok tidur sekamar lagi."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD