bc

CAKRA Big Boy

book_age18+
109
FOLLOW
1.1K
READ
HE
arranged marriage
arrogant
drama
bxg
city
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Tampan, dingin dan berwibawa, workaholic, pekerja keras dan sangat bertalenta. Tapi siapa sangka dibalik semua itu seorang Cakra menyimpan sifat childish yang sangat diluar nalar.Siapa duga pria dengan predikat sempurna itu sangatlah manja layaknya balita, dan hanya Viviane Sharma lah satu-satunya tunangan yang mengetahui sifat manja itu. Tunangan paksa yang tak pernah Cakra anggap dan akui di dunia ini. Cakra Addy Kusuma adalah pria tampan berusia tiga puluh tiga tahun yang memegang perusahaan konstruksi milik PT. Pranata Jaya Perkasa. Perusahaan tersebut tentu saja bukan miliknya, dulunya ia adalah seorang asisten dan sekretaris. Namun karena suatu masalah, Cakra harus mengambil alih sementara perusahaan tersebut.Karena bekerja sendirian, Cakra begitu workaholic. Bagaimana tidak, sejak usianya tiga puluh tahun ia harus mampu mengendalikan perusahaan seorang diri. Karena terlalu workaholic, Cakra jadi tak punya waktu untuk dirinya sendiri, untuk asmara dan untuk masalah percintaan. Padahal orangtuanya menginginkan dirinya supaya segera menikah dan membina bahtera rumah tangga. Cakra yang pasif soal asmara membuat sang mama merasa kesal dan akhirnya menjodohkannya dengan wanita asal India. Cakra yang dipaksa tentu saja merasa kesal dan marah, namun ia juga tak mampu menolak keinginan orangtuanya terutama sang mama. Pertunangan itu akhirnya digelar, dan sudah ada lima bulan ia bertunangan dengan Viviane Sharma. Selain penampilannya yang seksi dan menantang, sikap Viviane begitu agresif padanya. Setidaknya jika ingin menikah, Cakra ingin menikah dengan wanita lokal saja, bukan wanita India seperti Viviane. Viviane yang menyukai Cakra tapi Cakra yang terus menolaknya, kira-kira akankah hubungan mereka akan bertahan sampai ke pelaminan nanti? Atau Viviane harus menyerah karena sikap dingin Cakra kepadanya.

chap-preview
Free preview
Bayi Besarku
Viviane POV Sejak kecil aku begitu mengaguminya, dia pria yang pendiam namun penyayang, dia pria yang cukup dingin namun perhatian, dia agak sedikit childish, namun itulah yang menjadi daya tarikku padanya, karena pada dasarnya, aku adalah wanita dominan. Ketertarikanku pada Cakra dimulai saat aku tiba di Indonesia. Rumah kami berdua masih satu komplek, yaitu disebuah perumahan elit yang ada PIK. Aku mengenal Cakra sejak usiaku tujuh tahun, ibuku yang mengenalkanku padanya, ibuku dan ibu Cakra sangatlah akrab, karena ibu Cakra penyuka Bollywood makanya ibu Cakra begitu sangat antusias menjalin pertemanan bersama ibuku bahkan terjalin erat hingga saat ini. Cakra adalah seorang workaholic sejak ia kecil, pendidikan adalah segalanya baginya hingga ia terkadang melalaikan kesehatannya. Dia adalah pria oriental yang mampu menjeratku begitu dalam, sosok dingin yang tak tersentuh gadis manapun dan hal itu membuatku semakin bersemangat untuk mendekatinya. Perasaan ini kian tumbuh seiring berjalannya waktu, dari hanya rasa kagum hingga berubah wujud menjadi cinta bahkan obsesi. Ya, aku memang sudah gila, hanya dengan membayangkan wajah tampannya saja. Ya, dia memang semenggoda itu. Aku belajar memasak, belajar berdandan, menjaga bentuk tubuhku, aku bahkan menjadi model, pokoknya aku melakukan segala hal yang berbau-bau feminim, karena aku dengar jika Cakra sangat suka dengan wanita feminim yang anggun. Bertahun-tahun aku mendekatinya, namun Cakra bahkan sama sekali tak pernah melirikku barang sedikit saja. Apalagi semenjak ia memegang sebuah perusahaan besar, hidup Cakra makin tertutup dan sangat sulit sekali untuk dimasuki. Karena ia yang terus sibuk bekerja, akhirnya tante Melly pun menjodohkan kami berdua, Cakra tentu saja menolak keras, tapi karena sang ibu yang terus memaksa, akhirnya Cakra pun menerima perjodohan kami. Sungguh, aku tak apa walaupun Cakra terpaksa menerima perjodohan ini. Perlahan aku pasti akan mampu meluluhkan hatinya, aku selalu percaya diri karena aku punya segalanya untuk memikat laki-laki itu. Laki-laki manapun bahkan selalu tunduk dibawahku, masak Cakra tidak bisa sih? Pasti bisa, aku yakin itu. Perjuanganku mungkin akan sangat sulit, tapi aku akan berusaha, aku yakin usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Meskipun pada akhirnya nanti hasil itu akan buruk sekalipun, tapi aku akan tetap mencoba untuk meluluhkan hati tunanganku itu. End of Viviane POV Sudah lima bulan Cakra menjadi tunangan seorang Viviane Sharma, Cakra masih sibuk dengan urusan pekerjaannya yang menyita waktu, sedangkan Viviane yang terus gencar menempeli dirinya. Cakra terkadang lelah menghadapi wanita itu, ia juga tak mampu berkutik karena Viviane sudah mengerti segala kelemahannya. Jika Cakra menolak, Viviane selalu saja mengancamnya, oleh sebab itu, Cakra pun hanya bisa pasrah ketika wanita India itu berbuat sesuka hati kepadanya. Cklek "Ya ampun Vi, bikin kaget aja, kamu ngapain sih kesini? Nggak inget malem apa? Udah jam dua belas nih, gila kamu keluar malem-malem, berani banget kamu ya!" Mendengar omelan yang sudah biasa itu, Viviane pun hanya membalasnya dengan senyuman gemas, sedangkan Cakra kini malah sedang kesal setengah mati akibat respon Viviane. "Justru itu sayang, aku kesini karena cemas mikirin kamu. Aku udah duga kamu pasti belum tidur, kamu pasti masih kerja aja. Inget pesan dokter dong, kamu kan nggak boleh kecapekan, kasihan Tante Melly mikirin kamu yang bandel begini." Kini giliran Viviane yang mengomel membuat Cakra menghela nafas beratnya. Sejak dulu Viviane selalu saja begini, bawel, lebay, comel banget mulutnya. "Aku masih sibuk Vi, berkas ini harus aku periksa sampai selesai." Tunjuk Cakra pada setumpuk berkas yang ada diatas mejanya. "Tapi makan dulu kan bisa, kamu belum makan kan? Ayo jujur! Belum makan malam kan kamu?" Tanya Viviane sambil duduk disamping Cakra, wanita cantik itu membawa makanan kesukaan Cakra yang ia letakkan diatas meja. "Ck, dikit lagi tanggung belum selesai Vi..." "Sambil aku suapin ya! Nanti perut kamu sakit. Coba lihat masih demam nggak?" Viviane pun menyentuh kening Cakra. "Badan kamu aja masih anget begini." "Aku nggak apa-apa Vi, emang begini suhu tubuh aku, aku nggak sakit." Elak Cakra. "Makan dulu, aku suapin, abis itu minum obatnya, kalau kamu sakit terus, emang bisa kerjanya? Nggak bisa kan? Pekerjaan kamu akan terhambat sayang." Tutur Viviane. "Hm." Cakra hanya bergumam sambil mengangguk. "Aku suapin ya!" "Hm." Cakra kembali mengangguk, dan Viviane pun akhirnya tersenyum puas. Cakra itu memang gengsian, sok menolak tapi tubuhnya butuh asupan perhatian dari Viviane. Logikanya selalu menolak tapi hatinya selalu meminta lebih. Viviane tahu itu, dan hanya dirinyalah yang mampu memahami itu semua. Makanya Melly bersikeras untuk menyatukan mereka berdua, karena ia tahu mana yang terbaik untuk putra semata wayangnya itu. "Frans udah tau kan kalau kamu sakit? Jangan bilang kalau kamu nggak ngomong sama dia." Tanya Viviane. "Udah." "Jangan bohong sayang..." "Vi... Bisa diem nggak? Aku lagi konsentrasi nih, katanya kalau makan nggak boleh bicara, dari tadi kamu ajak aku bicara terus." Protes Cakra sambil menatap Viviane dengan kesal. Sedangkan Viviane pun tampak menunjukkan senyuman gemasnya, gemas sekali saat melihat pria itu merasa kesal dan ngomel-ngomel, Viviane rasanya ingin sekali menggigit bibir Cakra yang seksi dan mungil itu. "Maaf, ya udah lanjut makan! Habisin ya!" "Kamu tau sendiri aku nggak bisa makan terlalu banyak, nanti perutku sakit." "Setengahnya aja, yang penting ada asupan. Tadi aku ada urusan sebentar diluar, aku lupa kalau harus kesini bawain kamu makan malam, aku udah ingetin kamu untuk makan, aku udah chat kamu." "Aku sibuk Vi." "Jangan jadikan alasan sibuk untuk kamu lalai sama asupan makanan kamu, kamu bisa sakit lagi kalau terus-terusan telat makan sayang. Please..." "Iya-iya, kalau nggak urgent kayak gini aku juga selalu tepat waktu kok." "Ya udah ayo makan lagi!" Viviane pun kembali menyuapi Cakra seperti seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya. Hal itu memang sudah biasa bagi Viviane, semenjak mereka bertunangan, perhatian yang Viviane berikan memang semakin intens kepada Cakra. Dari dulu Cakra memang agak susah makan, makanya Melly kadang suka menyuapi putranya itu, namun semenjak ada Viviane, tugas Melly pun kini diambil alih oleh calon menantunya itu. Waktu pun sudah menunjukkan hampir pukul satu dini hari, makanan Cakra tinggal sedikit dan Viviane pun senang sekali. Berkas yang Cakra periksa pun sepertinya sudah selesai, kini waktunya Viviane untuk menidurkan bayi besarnya itu, karena besok Cakra harus kembali aktif di kantor dan menangani proyek yang sangat besar. "Cuci muka, gosok gigi dulu!" Ujar Viviane. "Pipis juga ya, biar nggak ngompol." Goda Viviane sambil mengerlingkan sebelah matanya. "Vi! Kamu pikir aku bayi apa? Aku juga udah paham kali." Ucap Cakra tak suka membuat Viviane mengulum senyum. Beberapa saat kemudian Cakra akhirnya selesai menuntaskan urusannya di kamar mandi. Wajah Cakra kini jauh lebih segar membuat Viviane sebenarnya tidak tahan ingin menerkamnya. Viviane lantas mengambil container berisi peralatan yang biasa ia gunakan untuk merawat Cakra sebelum tidur. Ada minyak kayu putih, minyak telon, minyak angin, bedak bayi, skin care rutin, termometer infrared, termometer manual, plester demam, cotton bud, kasa steril, vapo rub, baby oil, dan masih banyak lagi. "Sini sayang!" Panggil Viviane, dan Cakra pun segera duduk disamping wanita itu. Seperti biasa, Cakra akan menarik kaos yang ia kenakan sampai sebatas d**a dan Viviane pun segera mengoleskan minyak telon ke seluruh tubuhnya. "Masih ngerasa mual?" Tanya Viviane. "Kadang." "Ck." Viviane berdecak, kesal mendengar jawaban enteng sua-upsss... Calon suaminya itu. "Ngegymnya libur dulu ya! Kalau udah beneran fit aja kamu work hard lagi." "Hm." Angguk Cakra. "Udah, sekarang tinggal mukanya. Pakai sendiri ya, tangan aku kena minyak telon, nanti wajah kamu bisa iritasi." "Hm." Cakra kembali mengangguk singkat, selalu saja begitu, ham-hem aja terus Viviane kadang sampai gemas sendiri. "Sekarang minum obatnya!" Vivane pun segera mempersiapkan obat Cakra yang sebelumnya ia gerus terlebih dahulu karena sejak kecil Cakra sangat sulit untuk meminum obat berbentuk tablet atau kapsul. "Udah, ayo tidur! Udah pagi nih, nanti kamu minum Antasida sebelum makan ya biar asam lambung kamu nggak naik, kamu kan nggak boleh tidur malem-malem sayang, tapi kamu masih bandel aja." "Ya mau gimana lagi Vi?" "Hmmm..." Viviane gemas sendiri melihat Cakra yang selalu sesantai itu, padahal yang sakit siapa, tapi selalu saja menganggap enteng dan remeh. "Jangan pulang! Nanti ada apa-apa di jalan, meskipun rumah kita deket, tapi kamu itu perempuan. Jaga diri Vi! Jangan ikut-ikutan dunia barat, kamu tinggal di Indonesia ya harus anut budaya sini. Kamu bisa tidur di kamar mama." Meskipun hanya perhatian seperti itu, tapi Viviane sudah cukup senang, itu artinya Cakra masih begitu mempedulikannya. "Iya sayang. Besok juga aku harus masakin kamu, bawain kamu bekal, jadi aku nginep sini aja. Aku udah bilang sama mami, sama Tante Melly juga kok." "Hm." Angguk Cakra. "Bobok gih! Aku bacain dongeng, kamu mau cerita yang mana?" Tanya Viviane sambil memilih-milih buku dongeng milik Cakra yang jumlahnya bahkan sudah mencapai ratusan. Ini adalah salah satu rahasia terbesar pria itu yang sayangnya harus diketahui oleh Viviane. Cakra memang biasa mendengarkan dongeng sebelum tidur. Jika bukan Melly yang membacakannya, maka ia akan mendengarkannya melalui ponsel. Tapi selama ada Viviane, maka Viviane lah yang akan melakukannya, apalagi suara wanita itu ternyata sangat candu sekali, sungguh lembut dan enak didengar, Cakra sangat suka mendengarnya tapi ia malu mengakuinya. "Si kancil Vi." Ujar Cakra. "Oke." Viviane pun mulai membacakan dongeng sambil mengusap-usap kepala Cakra karena hal itu sangatlah efektif untuk membuat Cakra cepat tertidur. Dan benar saja, tak butuh waktu lama untuk pria tampan itu tertidur lelap. Viviane yang gemas pun segera mencuri ciuman seperti biasa, ia cium kening Cakra dengan penuh cinta dan perasaan. "Have a nice dreams sayang... I love you, love you so much..." Bisik wanita itu dengan mata berkaca-kaca. Viviane memang secinta itu dengan Cakra, ia akan rela melakukan apa saja supaya Cakra selalu merasa baik, karena bila Cakra sedang kesakitan maka hal itu pulalah yang akan membuat Viviane merasa kesakitan pula.

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook