Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul empat pagi. Bianca yang sedari tadi bicara ngawur mulai kesulitan duduk tegap dan para pria sudah tidak kuat mengangkat kepalanya masing - masing, kecuali Kelvin. Meski minum beberapa gelas, dia masih sadar sepenuhnya. Aku menguap untuk beberapa alasan ; ngantuk dan benar - benar tidak ada lagi yang akan dibicarakan karena semua orang sudah teler. "Gimana ngantar mereka pulang?" Aku menunjuk Bianca, Aga, Iqbal dan Restu, salah satu Program Director yang entah ada angin apa ikut hangout bareng kita. Orang - orang sesat. "Yang bawa mobil, Bianca sama Restu aja kan? Aga, Iqbal ikut gue tadi." Kelvin berdiri dan meminta bill lalu memberikan kartu saktinya. Aku mengangguk merespos pertanyaan Kelvin. "Mobil Restu tinggal di sini aja, lo bawa Bianca ya