Hari pertama bekerja. Pastinya gugup, takut, senang, dan merasa resah. Semuanya bercampur menjadi satu dalam diri. Seperti itulah. Yang dirasakan oleh Rantika Alexandrova gadis cantik keturunan Ukraina-Indonesia ini merasakan gelisah, gugup, takut, senang, dan resah.
Ranti merasa takut kalau atasannya tidak sebaik yang ia rasakan, merasa gugup hari pertama bekerja, dan senang ia bisa memulai bekerja tanpa memikirkan uang dua puluh juta-nya akan habis dalam waktu dekat. Ayah-nya tidak memberikan kepastian yang jelas mengenai memberikan uang hanya dua puluh juta! Tidak lebih dan tidak kurang.
Ranti tersenyum menatap meja kerjanya. Ia sudah memberikan sentuhan warna kesukaannya pada meja kerjanya. Ungu. Ranti gadis yang sangat mencintai warna ungu. Kalau di Indonesia ia akan ditertawakan oleh teman-temannya tentang warna ungu yang sama dengan warna janda.
"Ehm." Ranti refleks mendongak melihat seseorang yang berdiri di depan meja kerjanya. Ia terpana pada pria yang berdiri di depannya sekarang.
Pria tinggi, kulit coklat eksotis, tampan, hidung mancung, dan itu perpaduan sempurna. Baru kali ini selama dua puluh tujuh tahun dirinya hidup. Ia baru melihat pria setampan ini. Apakah ia sedang bermimpi sekarang? Bertemu dengan pria yang sering di bacanya di dunia fiksi.
"Kau sekretaris baru?"
Ranti terkesiap saat ditanya oleh pria di hadapannya. Pria tampan dan terlihat gagah ini. Pasti banyak sekali wanita yang tergila-gila pad pria di hadapannya.
"Iya, Anda siapa? Mr Reon Zalendra belum datang. " Ranti menjawab dan bertanya pada pria tampan di depannya ini.
Pria di depannya tersenyum menyeringai. "Kau tidak tau aku?"
Ranti menggeleng. "Tidak." Ranti memang tidak mengenal pria tampan di depannya. Jangankan pria tampan ini. Wajah dari seorang Reon Zalendra atasan sekaligus pemilik perusahaan ini. Ia tidak tau rupa dan bentuknya
"Aku, Reon Zalendra. Ingat itu baik-baik," Reon berjalan menuju ruangannya dengan langkah lebarnya. Meninggalkan Ranti seorang diri dengan tatapan mata terbelalak.
Ranti tidak tau kalau CEO perusahaan ini sangat tampan dan tidak seperti pemikirannya. Jelek, gendut, perut buncit, botak, gigi menguning, dan m***m. Ternyata pemilik perusahaan tempatnya bekerja adalah seorang makhluk tampan.
Ranti terkesiap dan segera membenahi penampilannya. Bukan! Ia bukan ingin menarik perhatian sang CEO. Ia belum sempat merapikan rambutnya saat tiba di kantor selama menempuh perjalanan menggunakan bus. Membuat penampilannya sedikit berantakan.
Ranti mematut dirinya di depan cermin kecil. Yang sering ia bawa di dalam tasnya. Sebuah benda tidak pernah ditinggalkan oleh perempuan di mana pun.
Ranti merasa cukup melihat penampilannya lebih baik. Mrs Roder sudah menberitahu tugasnya saat ia menanda tangani kontrak setengah jam yang lalu. Semuanya sudah dicatat dan diingat baik-baik oleh Ranti. Pekerjaan sekretarik tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah baginya. Karena di Indonesia ia pernah menjabat sebagai sekretaris Direktur Utama Bank Swasta.
Ranti melihat beberapa surat dan buku catatan yang ditinggalkan oleh sekretaris lama. Yang mana di sini tertulis kalau pagi ini Tuan Zalendra ada pertemuan dengan Mr Lee Fyu dari Korea.
Ranti berjalan menuju ruangan CEO sembari membawa buku catatan kecil di tangannya. Ia menekan bel pintu CEO dan baru masuk ketika sudah ada terdengar perintah dari dalam menggunakan sebuah mikrofon kecil. Ranti menatap takjub pada perusahaan yang dilengkapi oleh barang-barng cangih ini. Beda dengan perusahaan lamanya tidak ada hal-hal secanggih ini. Ia dahulu hanya perlu mengetuk pintu tanpa menekan bel. Tapi di sini ia menekan bel terdahulu dan pintu langsung terbuka secara otomatis.
"Selama pagi Mr. Pagi ini jam sembila Anda ada temu janji dengan Mr Lee Fyu." Ranti berdiri di depan Reon dengan wajah tersenyum manis. Rasa kagum dan sukanya ia simpan rapat-rapat. Sekarang ia sedang bekerja dan harus bersikap profesional.
Reon mendongakkan wajahnya. Tersenyum tipis pada Ranti. Senyuman yang tidak akan dilihat oleh siapapun karena hanya seujung bibirnya yang terangkat. Ia memperhatikan wajah cantik Ranti, tubuh tinggi, d**a sedikit berisi, kulit putih mulus, rambut coklat kehitaman panjang, bibir tipis, kaki jenjang, dan leher jenjang. Ia merasa terpana akan kecantikan dari sekretaris barunya ini. Sesuatu dalam dirinya memberontak ingin dilepaskan dan merasakan bagaimana memasuki perempuan di hadapannya sekarang.
Reon mendesis tajam. "Kau sangat menggoda," bukannya membalas ucapan Ranti barusan. Malahan Reon menatap nakal pada sekretarisnya ini.
Ranti kaget mendengar ucapan dari Reon barusan. "Maksud Anda?" Ranti bertanya dengan berharap kalau pendengarannya bermasalah.
Reon berdiri dari tempat duduknya. Berjalan mendekati tempat Ranti berdiri. Ia menyeringai melihat ketakutan sekaligus kebingungan dari wajah gadis di depannya ini. "Rantika Alexandrova. Berusia dua puluh tujuh tahun, anak dari pasangan Bobbi Alexandrova dan Errika Alexandrova. Kau sengaja dibuang ke sini karen Ayah-mu ingin kau menemukan seorang pria yang akan menjadi suamimu," Reon menelusuri wajah cantik dari Rantika menggunakan jarinya.
Ranti berusaha mundur namun tidak bisa. Karena tubuhnya ditahan oleh tangan Reon satu lagi dan juga kedua kaki Reon.
"Maksud Anda?" Ranti merasa takut pada pria di depannya ini. Rasa suka dan kagumnya pada pria ini hilang dan ditutupi oleh rasa takut berlebihan.
Reon mencium aroma vanilla yang keluar dari tubuh Ranti. Sebuah aroma yang amat disukai olehnya dan membuatnya merasa b*******h. "Oh..., kau sungguh menggoda." Reon berbicara dengan nada serak. Ia ingin merasakan Ranti menjerit di bawahnya sekarang.
Reon sudah merasa b*******h saat melihat Ranti tersenyum di kursi meja kerja perempuan itu. Sebagai pria pecinta wanita ia sudah tau kalau perempuan yang menjadi sekretarisnya masih seorang gadis. Dan itu sungguh luar biasa. Ia sengaja mencari tau tentang Ranti beberapa menit yang lalu, dengan meminta biodata sekretaris barunya pada Mrs Roder dan orang suruhannya.
Ranti berusaha mendorong tubuh Reon darinya. Ia sungguh takut, tidak pernah ada pria sedekat ini padanya dan mengatakan dirinya sungguh menggoda. Ia bukan perempuan penggoda. Ranti adalah perempuan baik-baik tidak pernah sedikit pun ia berpikir untuk menggoda siapa pun. Ayah dan Bunda-nya tidak mengajarkan Ranti untuk menggoda seorang lelaki dengan tubuhnya. Sehingga sampai sekarang Ranti sering kali dibilang perempuan kuno tidak pernah memasuki dunia malam.
"Maaf. Bisakah Anda bersikap sopan," Ranti mendorong d**a bidang Reon sekuat tenaganya sehingga ia bisa terlepas dari kukungan Reon.
Reon menyeringai. "Kau sangat cantik, aku suka." Reon memuji Ranti dengan nada datarnya.
"Kau milikku tetap menjadi milkku." Reon menekankan kata milikku pada Ranti. Reon sangat menyukai Ranti yang terlihat seperti gadis polos, baik-baik, dan paling penting. Tidak seperti wanita luaran sana yang rela melemparkan diri padanya.
Ranti mendengus kesal. "Aku bukan milikmu. Aku bukan milik siapa-siapa!" Ranti berjalan menuju pintu keluar dan menutupnya secara kasar.
Reon menarik sudut bibirnya. "Sangat menarik," Reon berjalan kembali menuju meja kerjanya dan menelepon seseorang yang akan membantunya agar Ranti tidak bisa keluar dari perusahaannya.