Chapter 04

1290 Words
Ranti menatap kesal pada kertas yang membawa dirinya bekerja dengan Reon, batas waktu yang ditentukan oleh pria tersebut. Tadi Ranti menemui Mrs Roder meminta berhenti dari perusahaan, yang mana CEO-nya luar biasa m***m dan menyebalkan. Ranti takut. Takut dia akan di perawani oleh Reon secara paksa. Ini negara bebas! Tidak seperti negaranya yang menjunjung tinggi sebuah norma-norma dan adat. Kalau di Indonesia ia bisa melaporkan sebuah pelecehan. Tapi di sini? Ia tidak bisa. Dengan Reon orang berpengaruh di Amerika. Pasti tidak ada pihak yang percaya akan dirinya. Nasib merantau ke negeri orang. Merantau? Lebih tepatnya dicampakkan. Kenapa Ayah-nya tidak membuang dirinya ke Korea saja, atau ke Arab sekalian. daripada ke Manhattan berjumpa dengan atasan yang menakutkan, menyebalkan, m***m, tapi tampan. Tampan? Ranti akui, seorang Reon Zalendra sangat tampan dengan postur tubuh tinggi, kulit coklat eksotis, jambang mengelilingi rahangnya, badan tegap, d**a bidang, mata tajam, dan bibirnya yang menggoda. Semuanya lengkap pada seorang Reon Zalendra. Kekuranganya hanya satu, m***m. Ranti meremas ujung kertas yang di foto copy oleh Mrs Roder tadi. Ia ingin meremukkan isi kertas ini, mana mungkin ia membayar dua puluh lima milyar. Kalau dijumlahkan dalam rupiah. Darimana ia mendapatkan uang sebanyak itu?! Meminta pada ayahnya percuma saja. Ujung-ujungnya ayahnya hanya memberinya dua ratus lima puluh juta, masih jauh dari jangkauan dua puluh lima milyar. Ia memang dari keluarga Kaya raya di Indonesia. Tapi Keluarganya sangat pintar mengatur keuangan dan tak pernah membuang-buang uang. Termasuk adiknya yang sekarang menjabat CEO di perusahaan milik keluarga Alexandrova. Adiknya sangat pintar mengatur keuangan. Tidak pernah msnghamburkan uang hanya untuk hal-hal kesenangan sementara, masih banyak dipikirkan oleh adiknya sebelum membuang-buang uang. Dengan memikirkan masa depan penerus keluarga Alexandrova. Apalagi istri adiknya sudah hamil anak ketiga. "Darimana gue dapetin uang sebanyak ini?" Ranti bergumam menggunakan bahasa gaul negaranya. Ia menggigit ujung kukunya, selalu seperti itu saat dirinya merasa gelisah dan yang lainnya.   "Mana uang gue tinggal empat belas juta lagi," Ranti menghela napasnya secara berat. Ranti merasa hidupnya sangat sial. Sudah dicampakkan malah sekarang harus terjebak dengan CEO super m***m yang selalu menatap pada bibir dan payudaranya. Ingin rasanya Ranti mencolok mata Reon menggunakan lidi tusuk sate yang tajam. "Ehm, kau seharusnya bekerja Nona," Ranti mendongakkan wajahnya dan mendengus melihat makhluk paling dihindari olehnya sekarang berada di depannya. "Maaf, saya akan bekerja lagi Mr." Ranti tersenyum tipis menghormati kalau pria di depannya ini adalah atasan sekaligus pemiliki perusahaan terbesar di Amerika ini. Reon tersenyum licik. "Sugar, kau sangat cantik hari ini." Ranti memutar bola matanya dengan malas, sudah beberapa hari ini Reon memanggilnya sugar. Memangnya dia gula?! Dasar lelaki aneh. "Maaf, bisakah Anda memanggil saya dengan nama saja? Anda jangan kurang ajar! Saya ini bawahan Anda dan Anda atasan saya, mohon untuk sedikit sopan!" Ranti menaikkan nada bicaranya, tidak tahan kelakuan dari pria tampan di depannya ini. Ia sudah seringkali menekankan dalam hatinya, bahwa dia tidak akan tergoda pada pria yang menjadi atasannya. Dirinya masih sadar akan mempertahankan sebuah keperawanan sebelum menikah. Seperti tata krama yang diajarkan oleh Ibunda tercintanya. Jangan memberikan harta paling berhargamu pada seorang lelaki yang bukan suamimu. Berikanlah semuanya pada seorang lelaki yang berani mempersuntingmu, bukan berani menodai dirimu. Ranti selalu ingat pada ucapan-ucapan yang dikatakan oleh bundanya. Bundanya sempat menangis histeris ketika Ranti diterbangkan secara paksa ke Manhattan oleh ayahnya. Hanya Bunda-nya dan adik iparnya yang berpihak pada dirinya. Dengan percaya bahwa Ranti bisa menemukan jodohnya tanpa perlu diterbangkan ke Manhattan. Tapi apa?! Dia dengan kesengsaraan melimpah di Manhattan sekarang. Tidak ada yang berani mengganggu gugat ucapan dari ayahnya. "Tidak bisa." Reon menatap Ranti datar tapi penuh kekaguman yang tercetak jelas di mata Reon untuk seorang Rantika Alexandrova. Gadis keturunan Ukraina-Indonesia yang terlihat menarik di mata Reon. Reon belum pernah merasakan sebuah ketertarikan pada seorang wanita. Baru sekali ini. "Bule gila! Coba ada tusuk sate? Udah gue colok tuh matanya!" Ranti mengomel menggunakan bahasa Indonesia. Tidak peduli dengan kebingungan seorang Reon mengartikan ucapannya. Dia masa bodoh dan memilih melanjutkan pekerjaannya kembali. Reon tersenyum tipis. "Wow! Kau sangat menarik sekali, kau adalah milikku dan sampai kapanpun MI.LIK.KU." Reon menekankan kata milikku pada akhir kalimatnya. Reon tidak pernah ditolak oleh siapapun, kecuali seorang perempuan bernama Rantika Alexandrova. Ranti di mata Reon sungguh sangat menarik. Lebih menarik daripada wanita-wanita manapun. Dengan tubuh Ranti tinggi, kaki jenjang, kulit putih mulus, bibir tipis nan menggoda, rambut panjang, p******a yang kelihatan pas di tangan Reon, dan juga sifat melawan dari Ranti. Reon merasakan sesak pada celananya membayangkan ia mencium dan meremas p******a Ranti begitu brutal. Ingin sekali rasanya Reon menarik Ranti secara paksa ke atas ranjangnya, namun Reon masih berpikir jernih. Tidak pernah dirinya memerkosa seorang wanita tanpa ke sukarelaan dari wanita itu sendiri. Sabar. Ada waktunya nanti dirinya akan membuat Ranti lemad di atas ranjangnya dan menjerit kenikmatan tiada tara. Suara desahan Ranti akan memenuhi setiap malamnya nanti sampai ia merasa bosan dan membuang Ranti ke negaranya kalau perlu. Shit! Reon mengepalkan tangannya menahan hasratnya untuk segera mlampiaskan. Reon melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Masih terlalu pagi untuk menyewa seorang perempuan. Namun karena hasratnya harus segera  melampiaskan hasratnya. "Ranti, kau batalkan semua janji temu hari ini. Aku ada urusan mendadak," Reon melangkah selebar mungkin tidak tahan dengan kejantanannya yang minta untuk dikeluarkan. Ranti mengangkat bahunya. Merasa senang atas kepergian dari Reon hari ini, yang mana ia bisa bebas dari pria m***m tersebut. Ranti mengambil ponsel canggihnya keluaran terbaru, yang dibeli olehnya seminggi sebelum berangkat ke Manhattan. Lebih baik dirinya berkecimpung pada dunia maya daripada harus memikirkan atasannya laknatnya itu. Ranti membuka aplikasi w*****d. Memulai kegiatan menulis ceritanya pada aplikasi tersebut, karena ia adalah salah satu penulis w*****d yang sudah menerbitkan dua buku. Dan bukunya cukup diminati oleh penggemarnya. Ranti asik dengan dunia khayalannya tanpa menyadari tiga pria tampan yang memandang ke arah Ranti. "Ehm, apakah kau sekretaris baru Reon?" Ranti tersadar dan melihat ke depan yang terdapat tiga pria tampan berdiri melihat ke arahnya. Ia segera menyimpan ponselnya dan tersenyum manis pada ketiga pria tampan itu. "Iya, saya adalah sekretaris baru dari Mr Zalendra. Ada perlu apa?" Ranti bertanya sopan. Lucas memerhatikan penampilan Ranti dari atas ke bawah. Cantik. Itulah pemikiran Lucas melihat sekretaris baru sahabatnya. "Kami ingin berjumpa dengan Reon," Kevin memasang wajah datarnya. Ia tidak tertarik dengan menggoda sekretaris sahabatnya ini. "Maaf, Mr Zalendra sedang keluar." jawab Ranti. Ranti melihat penampilan ketiga pria ini dari atas ke bawah. Sepertinya ketiga pria ini bukanlah orang sembarangan dengan pakaian-pakaian mahal melekat pada tubuh mereka. "Kemana dia?" Peter bertanya sembari menyesap rokoknya. Tidak peduli kalau di sini dilarang merokok atau segalanya. "Bisakah Anda mematikan rokok Anda?" Ranti bukannya menjawab malah meminta pada Peter. Peter tertawa sinis. "Tentu saja... tidak bisa," Ranti mendengus kesal. Merasa kesal akan kehadiran pria yang sama menyebalkan dengan Reon atasannya. Seperti mereka adalah titisan kembaran dari seorang Reon. "Terserah Anda. Mr Reon tidak bilang ke mana ia akan pergi, ia hanya berpesan membatalkan semua janji temu hari ini. Kalau kalian ingin bertemu dengan Mr Reon datanglah besok pagi," Ranti tetap menampilkan wajah sopannya. Walau ia sangat merasa kesal akan kehadiran tiga pria ini apalagi kehadiran dari pria perokok itu. "Baiklah, sampai jumpa kembali Nona sexy," Lucas menyeringai dan pergi diikuti oleh kedua sahabatnya. Ranti yang mendengar ucapan dari Lucas barusan. Merasa semakin kesal dan ingin menusuk mata Lucas menggunakan garpu, berapa banyak pria tampan dan m***m di dunia ini? Rasanya sangat banyak sekali. Sampai Ranti harus menghadapi mereka dengan kesabaran ekstra. Susah menjadi wanita cantik, ada saja yang melirik dan menggoda. Ranti mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. Kalau ia ingin, sudah dari dulu dirinya menikah. Tapi ia tidak ingin memiliki suami yang dengan gampangnya tergoda oleh wanita lain. Bagaimanapun dirinya tidak rela berbagi. Cukup sudah, wanita-wanita luaran sana merasakan suaminya direbut wanita lain. Dirinya tidak mau. Tekadnya memiliki suami yang tingkat kesetiaannya melebihi seorang Werewolf di dunia fiksi.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD