Episode 8 : Isi hati

1511 Words
"Apa pak Jade tau perasaan Bu Hana pada pak Sam?" tanya Ara takut-takut. "Pertanyaan konyol. Sejak awal Hana dengan tegas membuat batasan diantara kami. Aku tau Hana sangat mencintai Samuel, itu terlihat jelas dari sikapnya. Hanya saja Samuel menolak mengakui itu. Aku sering mengingatkan Samuel bahwa wanita dan laki-laki tidak bisa berteman. Tapi Samuel menyangkal dan menolak mempercayai perasaan Hana." jelas Jade. "Bukankah kalian akan segera bertunangan?" tanya Ara. Jade tertawa pelan. "Pernikahan dan cinta adalah 2 hal yang berbeda bagi orang kaya. Cinta tidak akan terwujud jika tidak berasal dari keluarga setara. Kau mengerti maksudnya?" "Apa kalian akan menikah tanpa cinta?" "Begitulah. Tidak ada yang menarik dari kisah cinta keluarga kaya. Tapi tidak semua orang kaya seperti itu." jawab Jade. "Nyonya Rita sangat menyukai Bu Hana. Saya juga berharap pak Sam bisa menikah dengan wanita hebat seperti Bu Hana. Bu Hana sangat cocok untuk pak Sam." lirih Ara. Jade berdecak pelan. "Kau mengatakan itu seolah hanya Samuel yang pantas bersanding bersama Hana. Kau melukai harga diriku, Adaline." "Maafkan saya Pak Jade. Saya tidak bermaksud mengatakan itu." ujar Ara cepat. "Sudahlah, lupakan saja. Jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Jade. Ara menggeleng. "Besok pak Sam pulang. Sebelum pak Sam kembali, sebaiknya saya segera pergi. Hanya dengan cara itu pak Sam dan Nyonya tidak akan bertengkar lagi." "Dia membawamu masuk secara baik-baik, kau juga harus pamit dengan baik-baik pula. Setidaknya pergilah setelah Samuel menyetujui itu." nasihat Jade. "Saya takut pak Sam tidak memberi izin." ujar Ara. "Ngomong-ngomong sampai kapan kita harus berada di dalam mobil seperti ini? Kau mau masuk atau kembali ke rumah Samuel?" tanya Jade pada akhirnya. Ara terdiam. Kembali ke rumah Samuel saat Rita ada disana, merupakan penyiksaan yang sangat berat bagi Ara. Jika tidak kembali, maka Kayli yang akan jadi sasaran kemarahan Rita. Rita selalu memanfaatkan kepergian Samuel untuk melampiaskan emosinya. "Hey kau hanya harus menjawab masuk atau kembali. Aku tidak memintamu merenung." ujar Jade tidak sabar. "Sepertinya malam ini kami akan menginap di hotel. Saya harus pulang untuk menjemput Kayli. Kayli pasti kesulitan jika nyonya Rita ada di sana." putus Ara. "Kau akan menemui Kayli dengan mata merah dan membengkak seperti itu? Apa Kayli tidak akan takut dan mengira kau monster?" ledek Jade. Dengan cepat Ara meraih ponsel dan melihat penampakan dirinya melalui kamera. Seketika wanita itu menjadi malu. Bukan hanya wajah yang bengkak, hidung Ara tampak merah dengan rambut yang sedikit berantakan. "Dimana Kayli? Aku akan meminta seseorang membawa gadis kecil itu." lanjut Jade. "Kayli tidak terbiasa dengan orang asing." jawab Ara. "Kalau begitu kau masuk saja. Aku yang akan menjemputnya." perintah Jade. "Tapi..." "Tidak ada tapi. Aku melakukannya untuk Samuel. Jika Samuel mengetahui hal ini, dia pasti langsung kembali ke Jakarta. Jadi jangan buat Samuel khawatir dan mengganggu pekerjaannya." tegas Jade. Saat Ara sedang berpikir, Jade dengan gerakan cepat mendekat ke arah Ara. Seketika Ara menahan tubuh Jade dengan tangannya. "Reflek yang sangat bagus. Kau sangat pandai mengelak dan menolak. Suatu hari aku ingin kau menggeliat pasrah di bawah tubuhku seperti waktu itu." bisik Jade. Ara menatap Jade yang hanya berjarak beberapa jengkal dari wajahnya. Jade tersenyum samar. Laki-laki itu mengambil ponsel yang tadi sengaja Ara jauhkan sebelum kembali ke posisi semula. "Aku tidak akan mencari tau lebih jauh karena aku sudah yakin kita pernah tidur bersama. Tidur dalam artian orang dewasa. Aku menghormati keputusanmu untuk menyembunyikannya karena aku adalah sahabat laki-laki yang kini tengah dekat denganmu. Aku tidak akan mengatakan hal itu pada Samuel. Itu privasi yang ingin kau tutupi. Turunlah. Sebelum Samuel kembali, kau dan Kayli tinggal saja di sini. Jangan salah paham dan jangan salah mengira. Aku melakukannya untuk Samuel." jelas Jade. Ara tidak mengeluarkan sepatah kata. Ada perasaan lega menyelimuti hatinya saat mendengar ucapan Jade. Ara tau Jade bukan orang jahat. Selama tinggal di rumah keluarga Damon, beberapa kali Ara mendengar pembantu rumah tangga keluarga Damon menceritakan kebaikan Jade. Apa yang terjadi terhadap dirinya, adalah kesalahan yang tidak diketahui Jade. Kesalahan yang Jade buat saat Jade tidak sadar. Jika bukan karena pengaruh alkohol, Ara yakin Jade tidak mungkin memperkosa dirinya. "Baiklah." ujar Ara pada akhirnya. Tangan Jade terulur mengelus kepala Ara. "Aku suka saat kau menjadi wanita penurut." Dengan cepat Ara menyingkir. Hal itu justru membuat Jade tertawa pelan. "Bahkan tanganku tidak bisa dikontrol oleh pemiliknya. Maaf jika kau tidak suka. Kau masih sangat muda dan tampak seperti adik kecil yang ketakutan. Tangan ini punya reflek yang sangat bagus saat melihat hal-hal yang menarik." canda Jade mencairkan suasana. Ara tidak membalas. Wanita itu mengikuti langkah Jade menuju apartemen yang tadi sempat Ara lihat. *** "Hey gadis kecil, apa kau itu memang pendiam?" tanya Jade pada Kayli. Jade menjemput Kayli di rumah Samuel dengan alasan diminta Samuel mengajak Kayli jalan-jalan. Untuk membawa Kayli keluar, Jade harus menelpon Samuel dihadapan Rita. Tentu saja Rita tidak bisa menahan Kayli karena itu permintaan Samuel. Sebelum melakukan itu, Jade sudah lebih dulu mengatakan apa yang terjadi pada Samuel. "Apa Mama Lin baik-baik saja? Setiap kali nenek penyihir jahat datang, mama Lin pasti dimarah habis-habisan." tanya Kayli. Jade menahan tawa. "Nenek penyihir jahat?" "Nenek yang penuh keriput dan selalu marah-marah." lanjut Kayli. Kali ini tawa Jade pecah. Kayli menatap Jade dengan tangan terlipat di d**a. "Kau sangat blak-blakan dan jujur. Siapa yang mengajarimu?" tanya Jade. "Kata bu guru, kita tidak boleh berbohong." jawab Kayli. "Baru umur 4 tahun lebih tapi sudah sangat pandai. Papa Sam pasti mengajarkan banyak hal padamu." ujar Jade. "Tapi papa Sam bukan papa Kayli. Mama selalu mengatakan itu. Mama juga melarang Kayli memanggil papa Sam dengan sebutan papa. Mama Lin bilang, nanti papa Sam dibenci wanita kalau Kayli memanggilnya begitu." Kayli tertunduk sedih. Jade mengelus kepalanya dengan satu tangan. "Nanti paman yang akan memarahi mama Lin. Kayli panggil saja papa Sam dengan sebutan yang Kayli suka." hibur Jade. "Apa Kayli juga boleh memanggil paman dengan panggilan yang Kayli suka? Paman seperti harimau yang membosankan." ujar Kayli polos. "Harimau? Apa paman terlihat seperti hewan buas?" tanya Jade tidak puas. "Kayli akan memutuskan itu setelah kita berteman." jawab Kayli. Jade berdecak pelan. Dihadapan anak kecil, Jade tidak bisa berdebat layaknya berdebat bersama rekan bisnis. Wajah Kayli yang bulat dengan hidung mancung dan bibir tipis, sangat mirip Ara. Hanya mata Kayli yang tampak berbeda. Bola mata Ara yang hitam pekat, berbeda dengan bola mata Kayli yang kecoklatan. Selebihnya, Kayli seperti Ara versi mini. Orang bilang anak perempuan cenderung seperti ayahnya, tapi Kayli justru sangat mirip dengan ibunya. *** Jade mengajak Kayli makan sebelum kembali ke apartemen. Tak lupa laki-laki itu membawa makanan untuk Ara. Saat sampai, Kayli sudah tertidur. Jade sedikit kewalahan menggendong Kayli karena tidak berpengalaman. Melihat Jade yang kesulitan, Ara langsung mengambil alih. Saat Ara hendak menidurkan Kayli di sofa, Jade memberi kode agar Ara membawa Kayli ke kamar. "Apa semua baik-baik saja?" tanya Ara setelah menidurkan Kayli. "Tidak baik. Hari ini kau menyita seluruh waktuku. Kau juga membuatku kesulitan. Apa yang bisa kau tawarkan sebagai balasan?" tanya Jade sembari merebahkan diri di sofa. "Maksud saya, apa nyonya Rita tidak marah?" Ara kembali bertanya. "Kau tidak perlu menghawatirkan hal itu. Aku sudah meminta Samuel membujuk ibunya. Yang jadi permasalahan sekarang adalah, aku sangat lelah. Harusnya kau peka dan menawarkan diri untuk memijat atau membantuku mandi. Rasanya lengket dan tidak nyaman." ujar Jade dengan mata terpejam. "Saya akan menyiapkan air hangat untuk berendam." tawar Ara. "Makan saja dulu. Kau pasti belum makan apapun. Setelah itu siapkan apa yang perlu kau siapkan." perintah Jade. "Tapi saya tidak lapar." tolak Ara. "Kau mau makan atau kau mau dimakan?" tanya Jade sedikit keras. "Baiklah saya akan makan." putus Ara. Ara mengambil bungkusan di atas meja dan menjauh ke arah dapur. Wanita itu makan dengan lahap meskipun mengaku tidak lapar. Diam-diam Jade memperhatikan tingkah Ara. Jade tersenyum puas melihat Ara makan tanpa merasa canggung. Selesai makan Ara menyiapkan air hangat di bathtub. "Pak Jade air hangatnya sudah siap. Apa pak Jade mau mandi sekarang?" tanya Ara pelan. Jade sengaja tidak bereaksi agar Ara menyentuh tubuhnya. Benar saja, karena Jade terus diam, Ara mengguncang tubuh Jade perlahan. "Pak Jade maaf mengganggu, air hangatnya sudah siap." ulang Ara. Jade menggeliat sesaat sebelum dengan cepat menarik tubuh Ara hingga Ara jatuh tepat diatas tubuhnya. Ara memekik tertahan dan bersiap meloloskan diri. Tapi kali ini Ara kalah cepat. Jade langsung mengunci tubuh Ara dengan pelukan kuat. "Semakin sering bersentuhan dan semakin sering diberi serangan dadakan, trauma terhadap laki-laki akan semakin berkurang. Kau harus sembuh untuk membalas kebaikan Samuel. Samuel sudah bertahan bertahun-tahun karena tidak ingin membuatmu ketakutan. Aku kasihan melihat Samuel yang terus menahan diri dan melampiaskan hasratnya pada wanita lain. Dia berhak menyentuhmu setelah apa yang sudah dia lakukan." ujar Jade. Ara terdiam. Jantungnya berdebar sangat kencang. Ara ketakutan dan Jade mengetahui hal itu. Jade melepaskan pelukan sembari membantu Ara berdiri. "Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui. Samuel selalu frustasi setiap berdekatan denganmu. Untuk laki-laki yang selalu main perempuan seperti Samuel, kau adalah godaan yang paling berat. Sekarang semua tergantung padamu. Kau yang memutuskan untuk sembuh atau kau akan terus berdiam dalam ketakutan." lanjut Jade. Jade meninggalkan Ara yang masih mematung. Menghadapi Jade yang blak-blakan tanpa basa-basi, membuat Ara tidak tenang. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD