10. Benarkah aku hamil?

1054 Words
Semua orang merasa panik dengan Ana yang tiba tiba pingsan, Ahmed membawa istrinya ke dalam rumah keluarga Andreas, sedangkan untuk kembali ke rumahnya saat ini sudah tidak mungkin, para pencari berita sudah berdatangan ke rumahnya. Jessica dan Tomi mengikuti Ahmed menuju kamar tamu, pria itu membaringkan istrinya di sebuah ranjang king zise di kamar itu. Ahmed duduk di tepi ranjang menangkup wajahnya dengan ke dua tangannya, pria itu terlihat sangat kecewa dan hancur. Tomi mendekati Ahmed, sedangkan Jessica berusaha menolong Ana yang pingsan. "Aku sudah gagal mendidik putri semata wayangku, aku adalah ayah yang gagal, untuk apa dengan semua yang kumiliki jika aku tidak bisa mendidik putriku, biar saja semua hancur hari ini," ucap Ahmad Frustasi, "Tidak! kamu adalah ayah yang hebat Med. Aku tau kamu begitu hancur, tapi ingatlah kita tidak bisa menyalahkan Elis begitu saja tanpa bertanya kepadanya, bawalah Elis kembali, jangan sampai kamu menyesal kelak." Tomi berusaha membujuk Ahmed untuk mencari kembali Elis. "Tidak, Tom! aku tidak bisa melakukannya, lebih baik aku tidak punya seorang putri, daripada aku harus membawanya kembali." Jessica hanya menangis mendengar ucapan Ahmed. Andreas yang sudah berdiri di sana menatap mereka dengan pandangan yang tidak bisa di artikan, Pria itu terlihat sangat emosi,rahangnya mengeras, tatapan matanya seperti tatapan membunuh, tanpa berpamitan dengan mereka, Andreas pergi meninggalkan rumah keluarganya dengan mobil sportnya. Andreas Prov Aku harus bisa menahan diri untuk tidak mendekati Elis yang duduk tersimpuh di tepi pantai, harusnya aku bahagia sudah membuatnya hancur, tapi kenapa hati kecilku berkata lain, aku bersembunyi dari kejauhan untuk mengawasi gerak gerik istriku itu, rasanya terdengar begitu aneh aku menyebutnya istri. Ku ikuti Elis dari kejauhan saat ku lihat dia berdiri dengan tatapan penuh amarah, aku pikir dia akan pulang, tapi aku salah. Ternyata Elis menuju hotel tempat aku menjebaknya dan beruntungnya lagi hotel itu sudah aku beli sejak kejadian malam itu, aku tidak peduli dengan beberapa karyawan yang merasa terkejut dengan kedatangan ku yang tanpa pemberitahuan, aku berlari ke arah ruang teknisi, melalui sebuah monitor yang kuhubungkan dengan kamera CCTV di kamar itu, aku bisa memantau semua gerak gerik Elis, ku amati wajah cantik Elis yang terlihat frustasi, berusaha menghancurkan kamar itu, entah apa yang di pikirkanya, terlihat jelas di sana, dia terlihat jijik memandang tubuhnya sendiri, aku begitu khawatir menunggu Elis keluar dari dalam kamar mandi, hampir satu jam aku menunggunya, tanpa berpikir panjang aku berlari menerobos kamar itu, ku dobrak kamar mandi yang di dalamnya ada Elis, sungguh aku terkejut ketika ku dapati Elis tidak sadarkan diri dengan badan terasa begitu dingin akibat guyuran air shower, dengan perasaan khawatir yang luar biasa kumatikan air itu, dan kubopong tubuh Elis yang sangat dingin, entah apa yang akan terjadi padanya jika aku tidak datang tepat waktu, tanpa berpikir panjang aku membawa tubuh basah Elis ke ruangan khusus pribadiku di hotel milikku, otakku benar-benar tidak bisa bekerja waktu itu, kulucuti pakaiannya satu persatu dan kuganti dengan lingeria yang sengaja aku simpan di situ untuknya. Hingga beberapa saat kemudian Elis sadar, dia begitu marah mendapati dirinya yang sudah berganti pakaian, dan sialnya lagi, istriku terlihat begitu menggoda dengan lingerianya, aku yang sudah tidak bisa menahan lagi hasratku, langsung menyerangnya tanpa peduli dengan penolakannya, hingga akhirnya dia pasrah dengan serangan ku itu, aku benar benar gila, kenapa aku hampir melupakan rencana awal ku untuk menghancurkannya, aku bangun dari samping tubuh Elis yang tergolek lemas akibat ulahku ku pakai lagi pakaianku yang berserakan, kemudian ku suapi Elis dengan makanan yang sudah ku campur dengan obat yang membuatnya merasa mual dan pusing, karena aku punya rencana yang besar untuknya. Aku sengaja memesankannya taxi karena aku masih punya banyak urusan, tanpa sepengetahuan siapa pun aku melajukan mobilku menuju rumah dokter Heru, awalnya dia menolak bekerjasama denganku tapi dengan ancaman dan bukti aktivitas ilegalnya akhirnya dokter Heru bersedia memanipulasi kehamilan Elis. Paginya aku begitu marah dengan tersebarnya video Panas Elis yang sengaja aku rekam waktu itu, aku benar benar tidak tau, entah siapa yang berani mencuri video itu dari laptopku, aku berjanji akan memberikan hukuman yang setimpal kepada orang itu, tanpa berpamitan dengan siapapun, aku pergi mencari Elis, yang aku yakin belum pergi jauh dari area kompleks. Andreas Prov End. Elis berjalan gontai mengikuti langkah kakinya, gadis itu benar-benar tidak menyangka Andreas mampu berbuat keji seperti itu, dia yakin semua yang menimpanya hari ini adalah ulah Andreas termasuk tersebarnya video panasnya. Tanpa menoleh ke belakang dia tetap berjalan mengikuti langkah kakinya dengan membawa hati nya dan kehidupannya yang hancur. Hingga tanpa dia sadari sebuah mobil sport warna putih berhenti tepat di depannya. Elis yang mengetahui siapa yang datang, segera berbalik dan hendak lari menghindari orang tersebut, tapi sayang, usahanya gagal, pria itu sudah terlebih dulu mencekal lengannya dan menyeretnya masuk ke dalam mobil sportnya. "Lepasin aku brengsekk! apa semua ini belum cukup!" Berontak Elis kepada pria itu, yang tak lain adalah Andreas. "Diam!! dan ikuti saja aku!" bentak Andreas "Mengikutimu? kamu pikir kamu siapa ku, sampai sampai aku harus mengikutimu, turunin aku ..." Elis berusaha berontak tapi sayangnya Andreas sudah menutup otomatis pintu mobilnya. "Apa kamu lupa? kalau aku ini suami kamu." "Suami? apa aku tidak salah dengar An. Suami mana yang tega menyebarkan adegan panasnya dengan istrinya, aku membencimu An, kamu itu memang bajingann!" Andreas benar-benar tidak peduli dengan umpatann Elis, bahkan dia terus melajukan mobil sportnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah nya di Bandung. "Terserah kamu ngomong apa El, aku nggak peduli." Elis benar benar frustasi menghadapi Andreas yang semena mena terhadap dirinya. "Apa benar aku hamil ..." ucap Elis lirih, yang di tanggapi dengan senyuman oleh Andreas. "Bukankah aku sudah bilang padamu, aku tidak pernah mengharapkan seorang anak dari rahimmu, jadi buang jauh-jauh pikiran itu." Sekarang Elis benar- benar paham, kehamilannya adalah rekayasa Andreas dan dokter Heru. "Sudah ku duga, kamu memang b******k An. Apa sebenarnya yang kamu inginkan dariku." "Hemm ... hanya kehancuranmu El, membuatmu terusir dari rumahmu dan membuatmu hidup seperti di neraka," ucap Andreas dingin. "Kamu itu memang monster, An. Apa jaminan kamu, jika aku bersedia memberikan hidupku untukmu." Andreas tersenyum menang, inilah kata-kata yang dia tunggu dari seorang Elis khan. "Akan ku jamin nama baik keluarga kamu, ku hapus semua video Panas itu, akan ku buat yang tidak mungkin menjadi mungkin.." "Apa omonganmu bisa di percaya?" "Tentu, besok lihatlah sendiri hasilnya, ku jamin semua akan kembali, nama baik keluargamu, video yang tersebar ... semua akan kembali seperti semula, El ..."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD