Takut … itulah yang Elisa rasakan, bagaimana tidak. Empat orang berbadan tegap, mengepungnya dan Andreas, lengkap dengan sebuah senjata api. Andreas semakin erat memeluk Elisa, menyembunyikan tubuh mungil Elisa di pelukannya. Demi Tuhan, Andreas tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Elisa. Lalu, bagaimana dengan dirinya yang selama ini selalu menyakiti Elisa. “An … lepasin aku,” pinta Elisa. Andreas tetap memeluknya. Melirik ke empat orang yang siap menghabisinya dan Elisa. Membuat Elisa tetap aman, sebisa mungkin Elisnya baik-baik saja. Suasana semakin tegang, Andreas sedikit membungkukkan badannya, membisikan sesuatu kepada Elisa. “Tenanglah El, ikuti semua arahanku …” Elisa mengangguk. Untuk soal ini, dia percaya 100 persen kepada Andreas. “Menyerahlah, sebentar lagi kalian