Bab 4 Arjun Mulai Gusar

1023 Words
Vanya semakin panik, ketika Erika mengatakan jika saat itu bertemu dengan Arjun dan dia ingin bertemu dengan dirinya. Vanya terlihat bingung saat itu, meski dlam keadan demam, Vanya tak lantas merasakan sakitnya. "Aku harus pergi dari sini, jangan sampai lelaki itu mrnemukanku," Monolog Vanya dalam hati. Tepat pukul 23.00, Vanya bergegas mengemasi barang-barangnya sebelum akhirnya dia pergi dari rumah kontrakan tersebut. Vanya kemudian memesan taksi onlinenya dan menitipkan kunci tersebut kepada sang pemilik kontrakan, sebelum akhirnya dia masuk ke dalam taksi online tersebut. dengan keadaan lemah, Vanya kini memutuskan untuk tinggal di rumah tantenya terlebih dahulu, sampai mendapatkan pekerjaan kembali. Beberapa menit kemudian, taksi tersebut akhirnya berhenti di stasiun keretan api. Vanya kemudian keluar dari taksi online tersebut, dan kini mencari sebuah penginapan murah, untuk bermalam satu malam, sebelum dirinya akan berangkat ke rumah tantenya esok pagi. **** Tepat pukul 2 malam, Erika akhirnya pulang menuju ke kontrakannya. saat dia berjalan menuju ke arah Pintu kontrakan miliknya, tiba-tiba seseorang memanggil namanya. "Erika..Erika.." Erika lalu menoleh ke belakang, terlihat Ibu Tanti, sang pemilik kontrakan, berjalan ke arahnya. "Bu Tanti..ada apa ya, Bu?" tanya Erika sopan. "Ini kunci kontrakan kamu," ucapnya dengan memberikan kunci tersebut kepada Erika. Erika memincingkan sebelah alisnya terkejut, ketika melihat kedatangan bu Tanti, hanya untuk memberikan kunci kontrakan untuknya. "Kok kunci kontrakan saya?" tanya Erika bingung. "Iya, itu kunci kontrakan kamu," jawab bu Tanti "Kok ada sama Ibu?" tanya Erika bingung. "Teman kamu tadi nitipin kunci ini kepada saya, mangkannya saya berikan kunci itu kepadamu," jawab Bu Tanti. Erika terkejut ketika mendengar ucapan bu Tanti saat ini. "Maksud Ibu, Vanya?" tanya Erika menatap bingung bu Tanti. "Iya, dia tadi berpamitan dengan saya, katanya ada saudaranya terkena musibah," jawab bu Tanti. "Apa? ada saudaranya terkena musibah? kok dia tidak memberikan kabar kepada saya?" tanya Erika dengan nada heran. "Ibu tau, kapan Vanya akan balik lagi ke sini?" tanya Erika dengan nada penuh tanda tanya. "Vanya tidak mengatakan kapan dia akan balik lagi ke sini, kamu bisa menghubungi dirinya sendir," jawab bu Tanti. Erika langsung tertegun saat itu, dalam.hatinya kini dipenuhi berbagai pertanyaan, ada yang mencurigakan dengan kepergian Vanya yang secara tiba-tiba. "Baik Bu Tanti, terima kasih karena sudah memberikan kunci duplikatnya," tutur Erika dengan tersenyum ke arahnya. Bu Tanti lalu mengangguk dan segera berlalu dari hadapan Erika. tak selang beberapa lama kemudian, Erika lalu mulai masuk ke dalam kontrakannya, segera dia membuka lemari pakaiannya, terlihat lemari pakaiannya nampak kosong dan hanya sedikit sisa pakaian yang ditinggalkan oleh Vanya saat itu. Erika benar-benar Shock, ketika mendapati temannya kini sudah pergi dari kontrakannya. "Vanya, kenapa kamu pergi secara tiba-tiba? apa yang terjadi denganmu, Vanya?" Erika bergumam dalam hati. Saat itulah, Erika langsung bergegas menghubungi temannya tersebut. Beberapa kali, dia mencoba untuk menghubungi Vanya, tetapi nomer ponselnya ternyata tidak aktif. Erika mulai terlihat cemas, ketika nomer milik Vanya sudah tak bisa di hubungi lagi. *******......*********** Esok harinya, Vanya sudah bersiap untuk pergi menuju ke rumah Tantenya yang berada di sebuah kota yang jauh dari kota sebelumnya dia tinggal. Vanya yang sudah membeli tiket, langsung bergegas masuk ke dalam kereta api tersebut. Beberapa saat kemudian, kereta tersebut akhirnya mulai melaju menunu ke sebuah kota yang dia tuju. Di tempat lain, Arjun yang kini sudah bersiap untuk menunggu kabar Erika, terlihat sudah mulai bersiap untuk melakukan pertemuannya dengan Vanya. "Bagaimana? apa kau sudah mendapatkan kabar dari gadis itu?" tanya Arjun dengan melirik ke arah jam tangan yang dia kenakan saat ini. "Belum Tuan, mungkin sebentar lagi," jawab Tio yang saat itu sedang menunggutelepon dari Erika Dua puluh lima menit kemudian, terlihat Arjun sudan mulai berdecak kesal, ketika Erika masih belum juga menghubungi dirinya. "Kenapa dia belum menghubungi diriku juga?" tanya Arjun dengan nada mulai marah. Tio terlihat sangat gugup saat itu, segera dia menghubungi nomer Erika, untuk bertanya tentang janji temunya antara Arjun dan juga Vanya. kring kring kring ketika mendengar bunyi ponsel tersebut, Erika yang saat itu masih tertidur di atas ranjangnya, langsung mengambil benda pipihnya dan segera menggeser tombol hijau tersebut. "Hallo..." sapanya dengan suara khas orang yang bangun dari tidurnya. "Hallo Nona Erika, ini saya Tio, bagaimana dengan janji temu untuk hari ini? jadi bertemu dimana? Tuan Arjun saat ini sudah bersiap " Deg.. jantung Erika seolah, mulai berhenti berdetak saat itu. "Tuan maafkan saya, perjanjian pertemuannya kita tunda terlebih dahulu," jawab Erika dengan nada mulai gugup. "maksud kamu apa? kenapa harus di tunda?" tanya Tio dengan perasaan marah. Arjun yang saat itu mendengar apa yang di ucapkan oleh Tio, langsung mengernyitkan dahinya, terlihat saat itu dirinya menatap nyalang ke arah wajah Tio, hingga akhirnya Tio mulai memalingkan wajahnya. Arjun yang saat itu sedikit mengetahui apa yang dikatakan oleh Erika saat itu, langsung mengambil ponsel miliknya, lalu menyahuti panggilan teleponnya. "Tuan, kata Erika perjanjian pertemuannya di tunda dulu," ucap Tio dengan wajah mulai gugup tak karuan saat itu. "Biar aku yang akan berbicara dengan dirinya," jawab Arjun lalu, mulai berbjcara dengan Erika dibalik sambungan selulernya. "Ehem..bisa kau jelaskan kepadaku, kenapa, perjanjian janji temunya ditunda dulu?" tanya Arjun dengan nada oenuh menelisik. "Maaf Tuan Arjun, teman saya semalam sudah pergi meninggalka kontrakan, karena saudaranya mengalami kecelakaan," Erika menjelaskan kepada Arjun. Arjun terlihat sangat marah saat mendengar apa yang dikatakan oleh Erika saat ini. "Kau jangan pernah bermain-main dengan diriku Erika, kenapa kamu S sepertinya sedang bermain-main denganku?" tanya Arjun dengan nada mulai marah. "Maafkan saya Tuan, saya tidak bermaksud untuk seperti itu, saat ini apa yang saya katakan memang benar, Vanya pergi dari kontrakan saya secara tiba-tiba." jawabnya dengan nada mulai gugup saat itu. "Dimana rumah saudaranya?" tanya Arjun dengan tegas. "Maafkan saya Tuan, saya tidak tau dimana rumahnya saat ini," jawab Erika, dengan nada mulai ketakutan. Tit.. Arjun langsung menutup ponsel tersebut dengan wajah sudah marah. "Sialan...Gadis itu kabur semalam," umpat Arjun dengan nada penuh kemarahan. "Apa? gadis itu kabur?" tanya Tio dengan wajah terkejutnya. "Iya, dan aku tugaskan kepadamu, segera kau cari keberadaan gadis tersebut," titah sang Aktor dengan nada tegas. "Baik Tuan Arjun," jawab Tio dengan membungkuk. tak lama setelah itu, Tio keluar dari ruang kerja Arjun. kini Arjun terlihat sangat gusar setelah mendengar kabar gadis tersebut telah menghilang. " Aku harus menemukan gadis itu, apapun caranya," gumam Arjun dalam hati. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD