Teman Hidup?

1750 Words

Usai bernego iklan terbaru dengan manajernya, Dina langsung pamit pulang. Sudah magrib juga sih, jadi sekalian ia menumpang solat di gedung manajemennya lalu segera berjalan ke parkiran. Ia segera menyalakan mesin mobilnya, bergerak memasuki jalan raya, bergabung dengan kemacetan. Mau mengeluh juga percuma. Karena kendaraan-kendaraan yang merapat di jalanan pun milik pekerja. Di waktu yang menjelang malam ini, tentu saja jalanan akan penuh. Banyak yang ingin pulang ke rumah sama sepertinya. Dina memutar arah, berupaya mencari jalanan yang agak longgar tapi meski saat ini longgar, di depan sana pasti penuh lagi. Benar saja! Ia bertemu dengan kemacetan lagi. Lagi pula, kapan Jakarta tak macet? "Heish!" ia berdesis pulang. Tubuhnya cukup lelah hari ini dan apa yang terjadi hari ini sungguh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD