Lucy memandang area yang ia datangi bersama Dewa. Orang-orang juga banyak yang datang apa lagi hembusan angin pantai sejenak membuatnya rileks.
Dewa tersenyum dari dulu sampai sekarang masih tetap sama, Lucy sangat menyukai udara pantai.
Lengan Dewa merangkul leher Lucy "Lain kali kalo mau datang kesini ajak pacar ya biar romantis" ujar Dewa.
Lucy tertawa "Kak Dewa bisa aja lagian sendiri nya juga belum punya pacar kan?"
"Eh siapa bilang"
"Aku. Buktinya kak Dewa gak pernah tuh kasi liat pacar kak Dewa sama Lucy"
Dewa mengacak rambut Lucy "Kamu bikin gemas kakak aja deh. Bukan berarti kakak gak pernah kasi liat kakak gak punya pacar kan? emang Gama yang gonta ganti pacar mulu" Kekeh nya.
Lucy memanyunkan bibirnya.
"Oh ya. Kenapa kamu masih setia suka sama Gama padahal dia gak pernah baik sama kamu" Ucap Dewa sambil menggandeng Lucy untuk duduk di beton pembatas pantai.
"Hmm.. Lucy gak tau kak tapi Lucy udah suka Gama dari dulu"
"Cuman suka?"
Lucy terlihat berpikir lalu menggeleng. Dewa menghela nafas.
"Gama itu playboy akut Lucy. kenapa tetap suka sama dia sih, aku udah jadi teman Gama dari belum lahir sampai sekarang aku tau betul Gama itu kayak gimana. Bukannya aku larang atau apa soal perasaan kamu sama Gama tapi dari pada hati kamu sakit saat liat Gama sama Nadine"
Lucy tersenyum "Gak papa kak. Mereka cuman pacaran aja kok belum tentu menikah" jawab Lucy.
Dewa memijat keningnya. Sebenarnya hati gadis di samping nya ini terbuat dari apa sih kok keras banget. Batin Dewa.
"Kamu mau minum apa biar kakak cari kan"
"Apa aja deh kak yang gampang di temuin. Aku tunggu di sini aja ya"
Dewa mengusap rambut Lucy
"Jangan kabur ya"
Lucy mengangguk kemudian mengeluarkan ponsel dan bermain media sosial. Namun Lucy segera mematikan ponselnya kembali saat di hp dia terlihat gambar Gama dan Nadine saling berduaan dan tersenyum bahagia.
"Hei ngelamun aja. Kamu mau coklat atau alpukat?" tegur Dewa sambil membawa dua gelas minuman.
"Alpukat aja kak" Lucy mengambil milik nya.
Mereka sama sama menatap ke lautan luas yang gelap karena sudah malam. Dewa menatap Lucy.
"Bentar lagi kamu udah kelas tiga kan?" tanya Dewa membuka obrolan. Lucy mengangguk sambil menyeruput minuman.
"Nanti kalau sudah lulus sma kamu mau lanjut kemana?" tanya Dewa lagi.
"Belum ada rencana kak"
"Gak mau jadi dokter?" Lucy menggeleng.
"Takut lihat darah" jawab Lucy sambil tertawa.
Dewa ikut terkekeh pelan "Kamu anaknya pintar kok jadi mau lanjut kemana pasti di terima"
"Bisa aja. Hmm.. Udaranya segar ya kak"
Dewa tersenyum sambil memejamkan mata. Lucy juga mengikuti apa yang Dewa lakukan.
"Sebelum pulang makan dulu yuk" ucap Dewa tanpa membuka matanya.
"Oke" jawab Lucy.
----
Ke esokan harinya.
"Gama!" Teriak Lucy saat melihat gama naik sepeda melewati rumah nya. Gama berhenti.
"Kenapa?"
Gadis itu berlari mendekati Gama tak banyak berpikir Lucy langsung duduk di batangan sepeda depan Gama.
"Eeh ngapain kamu"
"Ikut" ucap Lucy.
"Turun gak"
Lucy menggeleng sambil mencengkeram sepeda gama.
"Ikut. Pokoknya ikut gak boleh nolak"
Gama memutar bola matanya malas "ngerepotin orang aja sih lo"
Lucy cengengesan mendengar dumelan Gama. Akhirnya Gama mau tak mau membawa Lucy ikut serta ke keliling taman sore hari.
Gadis itu sedikit mendongak di mana wajah nya begitu dekat dengan Gama, kedua tangan Gama berada di kedua sisi nya memegang setir sepeda.
Rasanya ini seperti mimpi saja bagi Lucy.
"Lucy!" panggil Felix di atas motornya. Lucy melambaikan tangan.
"Gama kasih berhenti dulu sepedanya aku mau ketemu Felix" minta Lucy.
Gama tidak menjawab, cowok itu malah mempercepat mengayuh pedal sepeda.
"Gama aku minta turun"
"Gak bisa. Kamu kan tadi yang ngotot mau ikut sekarang malah minta turun. Aku gak kasih ijin" ucap gama tak mengidahkan dengan ekspresi yang begitu dingin.
Lucy tersenyum
"Kamu cemburu ya aku sama Felix?"
"Ngimpi" sahut Gama ketus.
Gama memutar sepedanya mengantar Lucy, ia melihat cowok yang manggil Lucy tadi sudah memakirkan motor di depan rumah Lucy.
"Makasih Gama ganteng" Lucy mencubit kedua pipi Gama sebelum menjauh melarikan diri.
Terakhir Gama melihat Lucy menghampiri Felix. Dia mendengus lalu mengayuh kembali pedal sepeda nya.
"Kamu jalan sama dia?" tanya Felix begitu Lucy sudah sampai di depan nya.
Lucy duduk di kursi teras sambil cengengesan.
"Aku paksa tadi hehe"
Felix menggeleng kan kepalanya "seneng banget deh jalan sama calon gebetan"
"Bukan gebetan tapi Calon suami" Lucy memperbaiki ucapan Felix.
"Oh ya tumben datang sore, mau belajar bareng ya?" tanya Lucy begitu sadar keberadaan Felix di depan nya.
Felix terlihat main hp
"Felix kamu denger aku bicara gak sih!"
Cowok itu menatap Lucy
"Ha?"
Lucy menyilangkan tangan di depan perut.
"Males ah" katanya sambil buang muka.
Felix terkekeh pelan "Iya aku denger kok. Tadinya mau ajak kamu tapi sudah keduluan sama om om itu jadi gak jadi deh"
"Siapa yang kamu maksud om om?" Lucy menatap Felix tidak suka.
Cowok itu mengedikkan bahu.
"Yang sama kamu tadi, mukanya udah kaya om om gitu kamu masa suka sama dia dari pada aku yang masih fresh and cool ini, aww.."
Lucy mencubit lengan Felix dengan kuat. Cowok itu mengusap bekas cubitan maut tangan Lucy.
"Ganas banget sih jadi orang pantes aja Gama gak mau deket deket sama kamu" celetuk Felix.
"Makannya jangan jelekin Gama dong dia calon masa depanku tau"
"Ck! Kalo kamu sama dia aku sama siapa dong"
"Duyung" celetuk Lucy. Felix mendengus kesal.
"Tau ah mending aku pulang aja sudah sore. Besok aku belajar bareng kamu lagi ya"
Lucy berdiri sambil bersandar di tiang rumah menatap Felix "aku kabarin deh kalo jadi"
"Siap deh tuan putri ku yang cantik besok aku jemput lagi ya"
"Siap pak ojek"
"Kok pak ojek. Pangeran dong"
Gadis itu tertawa pelan
"Sekarang pangeran sulit di temukan yang sering muncul kan pak ojek"
"Cih. Aku ini kan langka. Tapi gak papa lah demi kamu di panggil pak ojek juga gak masalah"
Lucy memperhatikan Felix memutar motornya "Aku pulang dulu ya"
"Hati hati" sahut Lucy. Felix melaju keluar dari pekarangan rumah Lucy.
Gadis itu kembali duduk kemudian meraih hp nya dan mengetikkan sesuatu di salah satu aplikasi notes. Setelah itu menghela nafas lega melihat jam di hp nya menunjukkan angka 17.13
Kemudian Lucy melompat girang sambil masuk ke dalam rumah.
_______
Untung gak lompat ke danau
Semoga hari kalian menyenangkan