Lucy menatap dirinya di depan cermin sembari memakai bandana yang mama Gama berikan. Begitu cocok hingga Lucy tak menyangka hanya dengan sebuah bandana saja bisa membuat nya terlihat lebih menggemaskan.
Gadis itu melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Ini hari sabtu bertepatan dengan libur sekolah setelah ujian kenaikan kelas.
Sambil tersenyum melihat dirinya sendiri pintu kamar terbuka. Liora mama nya juga ikut tersenyum melihat putrinya yang sudah gadis.
"Kamu mau kemana kok dandan sampai senyum senyum kayak gitu. Mama jadi takut kamu salah makan" Liora berjalan mendekat lalu duduk di tepi tempat tidur Lucy.
"Lucy udah cantik belum mah?" tanya Lucy menghampiri Liora.
Tangan nya mengusap wajah Lucy "tentu saja dong anak mama yang paling cantik. Memang kamu mau pergi kemana?"
Lucy tersenyum "Mau jalan sama Gama" jawab Lucy seadanya.
"Oh ya? Kamu yang ajak dia ya?"
Lucy menggeleng "enggak kok. Kemarin Gama sendiri yang ajak Lucy katanya sama tante Farah juga"
"Oh pantas tadi mama nya Gama pas beli sayur di depan bilang mau ajak kamu"
Liora mencubit Gemas hidung Lucy.
"Lucy berangkat dulu ya mah. Doain lucy jodohnya Gama" Kekeh Lucy kemudian keluar dari kamarnya. Liora menghela nafas rendah.
Lucy dari dulu tidak berubah dengan perasaan nya. Mengejar Gama tanpa kepastian, terlalu sering anak gadis nya itu kecewa. Liora jadi tidak tega membiarkan Lucy tetap mencintai Gama.
Mobil Gama sudah ada di depan rumah Lucy dan tante Farah sedang melambaikan tangan lewat jendela. Hingga gadis itu duduk di kursi belakang bersama Farah membiarkan Gama sendiri menyendiri depan.
"Lucy kamu cantik banget pakai bandana yang tante belikan"
"Lucy juga suka tante. Makasih ya. Oh ya tante kita mau kemana?"
"Rencananya tante mau ke mall jalan jalan sambil cuci mata. kalau ajak Gama aja gak seru gak bisa di ajak bercanda"
Kedua perempuan itu kemudian tertawa. Gama hanya diam tetap fokus pada jalanan di depan hingga mereka sampai ke tujuan.
Farah dan Lucy keluar lebih dulu meninggalkan Gama yang tak lama kemudian menyusul mereka di belakang.
Kedua perempuan itu menuju toko pakaian, Farah melihat ke sekelilingnya sambil memilah milah.
"Ini kayaknya cocok deh sama kamu" Sambil mencocokkan baju yang dia pegang ke badan Lucy.
"Lucy gak mau beli baju tante. Lucy cuman ikut tante aja liat liat"
Farah menoel pipi Lucy "santai aja tante kan udah kaya mama kamu juga. Kalau ada yang kamu suka bilang ya nanti tante beliin"
Lucy tersenyum, dia menoleh ke arah Gama yang sibuk main hp di dekat ruang ganti.
"Ayo ke tempat lain sayang di sini tante kurang ada yang cocok kayaknya" Farah menggandeng Lucy.
Mereka kembali menjelajahi toko yang lain hingga tidak terasa sudah ada beberapa belanjaan yang Farah beli dan dia bawa sendiri. Beberapa juga untuk Lucy.
Gadis itu tak sanggup lagi mengikuti Farah yang setiap ada barang menarik perhatiannya akan wanita itu kunjungi. Sampai Lucy merasa capek dan berhenti sebentar untuk menormalkan nafasnya. Begitu dia menoleh ke arah Farah, mama Gama sudah tidak ada.
"Loh tante Farah kemana?" Lucy celingukan sambil mendial nomer mama Gama, tapi tak di angkat.
"Gama. Kamu liat tante farah?"
"Bukannya sama kamu?" Jawab Gama sambil serius menatap hp nya.
"Tadi di sana pas aku noleh udah gak ada"
Gama mematikan hp dia dan menyimpan nya. Lalu merjalan melewati Lucy. Gadis itu mengikuti Gama.
"Coba telpon?"
"Gak di angkat" Lucy menunjukkan hp nya ke Gama.
"Mama ini kemana sih. Kalo udah belanja jadi lupa ingatan kalo bawa anaknya orang" gerutu Gama. Lucy dibelakang mencebikkan bibirnya.
Sedangkan yang mereka cari...
"Bu. Maaf anda tidak boleh di sini" tegur petugas toko. Farah tersenyum kaku.
"Maaf mbak. Ada yang cariin saya jadi saya sembunyi takutnya orang jahat" Farah keluar dari balik kumpulan manekin yang berjajar.
Farah melihat hp nya yang dia sengaja tidak di beri nada dering. Ada beberapa telfon dari Lucy yang sengaja dia abaikan.
Farah tersenyum lalu menghubungi Gama.
"Halo mah. Mama di mana sih kok hilang tiba-tiba" sahut Gama.
"Itu tante Farah di mana?" terdengar Lucy menyahut.
"Gama. mama masih lama mau belanja. Kamu sama lucy jalan jalan aja berdua mau nonton atau makan terserah kalian. Nanti kalau sudah selesai belanja mama hubungi kalian lagi" dan Farah langsung mematikan hp nya sambil cekikikan.
Gama menatap Lucy, pasti ini rencana mamanya. Lucy menatap Gama bingung.
"Tante Farah bilang apa?"
"Jagain kamu" Sahut Gama geram.
Lucy langsung tersenyum cerah sambil merangkul sebelah tangan Gama.
"Akhirnya kita bisa kencan berdua. Nonton film yuk"
Gama melepaskan tangan Lucy namun gadis itu malah lebih kuat mempertahankan tangan nya memeluk sebelah lengan Gama. Cowok itu mengalah. Lucy mengedip kan matanya.
"Mau ya nonton. Ayo mau ya ya ya"
Gama menghela nafas rendah.
"Pesan tiket dulu"
"Asiikk" Seru Lucy masih tetap gelandotan di lengan Gama. Gama menahan senyum nya melihat Lucy kegirangan.
Mereka memesan dua tiket film horor kesukaan Lucy meskipun Gama menolak Gadis itu ngotot mau film yang dia pilih. Lagi lagi Gama menyerah.
Lucy tak pernah sedetik pun melepaskan tangan nya dari Gama sampai film yang mereka tonton di mulai. Lucy begitu serius melihat nya sedangkan Gama yang tidak menyukai film horor menikmati sambil diam.
Saat semua orang teriak dengan adegan hantu yang tiba tiba muncul mengagetkan, Lucy justru tertawa apa lagi cowok yang lebih tua sembilan tahun darinya itu juga menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Kamu takut ya. Haha" ejek Lucy sambil tertawa. Gama memalingkan wajah, untung lampu nya sengaja di matikan jika tidak Lucy pasti sudah melihat wajahnya yang memerah kerena malu takut sama film hantu.
"Biar aku yang jagain kamu. Hantu takut sama aku jadi mereka gak bakal gangguin kamu" Lucy memeluk tangan Gama lagi sambil menyandarkan kepalanya di lengan Gama.
Gama bisa merasakan aroma rambut Lucy yang begitu wangi. Dia heran kenapa gadis ini tidak pernah berhenti mengejar ngejar dirinya meskipun dengan terang terangan Gama menolak perasaan Lucy.
Gama menolak Lucy bukan berarti dia tidak menyukai Lucy, tapi Gama tidak mau di anggap fedofil karena usianya terpaut jauh dengan usia Lucy. Gama memejamkan matanya menikmati aroma rambut lucy. Menenangkan. Sampai tidak sadar jika film telah selesai.
"Kamu tidur ya?" Lucy menepuk pipi Gama. Cowok itu langsung bangun dari duduk nya karena terkejut.
"Kalo udah selesai ayo pulang" ucapnya tiba-tiba. Lucy mengerutkan dahi tapi tetap ikut.
Lucy mendongak menatap Gama yang tak mau menatapnya sama sekali sejak keluar dari ruang bioskop tadi.
"Aku lapar, telfon tante Farah dong ajak makan bareng" ucap Lucy.
Gama meraih hp nya menghubungi Farah.
"Mah sudah sore nih. Mama di mana?"
"Mama udah pulang duluan Gam. Kamu antar Lucy pulang ya. Tadi mama ada urusan mendadak jadi gak sempat hubungi kalian"
Gama berdecak kesal sambil mematikan hp nya.
"Kita makan berdua saja. Mama sudah pulang duluan"
"Tante kok gak bilang?"
"Karena dia sengaja buat kita berduaan bodoh" gerutu Gama.
Lucy tersenyum sambil tetap mempertahankan tangan Gama dalam dekapannya.
"Ck! Baik sekali tante Farah" kata Lucy senang.
Sebelah tangan Gama memijit keningnya. Antara stres dengan gila jika dia terus di hadapkan dengan Lucy jika seperti ini terus.
________
To be continue