Chapter 2

1109 Words
Crolea melewati lorong-lorong Kerajaan, dengan memakai gaun dan juga rambut bergelombang serta mahkota menghiasi kepalanya. Memandangi setiap dinding yang berhias lampu- lampu unik seperti bentuk kelopak bunga. Lea melihat beberapa pelayan yang terdiam memandangi dirinya. Dirinya sangat kebingungan dengan tatapan matanya yang tak pernah berpaling melihat ke arah kanan dan kiri dinding-dinding Kastil Istana yang mewah dan megah. Dari jauh Leci sudah datang untuk menyapanya. Menunggunya untuk menemaninya mengobrol. Ayahnya Raja Rederick tahu bahwa anaknya pasti membutuhkan pelayan pribadi. "Tuan Putri apakah kau menyukai pemandangan Kerajaan ini?" Tanyanya dengan senyum sumringah. Melihat Putri Andeleusia berada di Eloise. Para pelayan kembali membubarkan diri ketika Lea sudah bersama Leci untuk melanjutkan perjalanan. "Apakah kau merasa nyaman memiliki sayap?" Tanya Lea kepada Leci. Tentunya membuat Leci semakin senang di ajak berbincang. "......." Peri Leci sangat senang menjadi peri penjaga Putri Raja Amung, terlebih selama ini ia menunggu Putri Andeleusia hingga remaja untuk memasuki dunia Andeleusia. "Aku senang karena ini adalah ciri-ciri bahwa kita adalah seorang Elvis. Kau akan menikah nanti dengan Pangeran Elf," ucap Leci dengan menggenggam tangan Lea sembaring berjalan. Lea pun salah tingkah dengan apa yang Peri Leci katakan di hadapannya. Menikah dengan seorang Pangeran adalah sebuah mimpi. "Apa yang kau maksud menikah? Bukankah umurku memang masih muda. Lagipula aku masih baru disini. Aku tidak tahu ini Dunia Elf apa? Dunia seperti apa disini? Jujur saja aku tidak mengerti." Leci tersenyum, "Jika aku memberikan sihir untuk dirimu, kau akan bisa melihat para peri dan pasti kau tidak akan terkejut esok hari Lea. Jadi tunggulah esok hari agar kau merasakan indahnya dunia Elf dan Elvis. Mereka sungguh luar biasa dan mereka peri-peri yang akan selalu membuatmu bahagia dan ingin selalu berada di Eloise serta Andeleusia." Lea pun menatap Peri Leci dengan tertawa kecil, bagi dirinya bisa melihat seorang peri yang selalu ia baca di buku dongeng adalah sebuah keajaiban. Tapi sekarang ia bisa melihat peri secara nyata. Pintu kamar miliknya saat ini didesain layaknya seperti daun dengan pintu berwarna emas. Sungguh cantik dengan bertabur kilauan cahaya. "Ini ruangan kamarmu Tuan Putri. Selamat beristirahat. Aku akan datang esok lagi," Leci kembali memberikan sebuah salam perpisahan kepada Crolea untuk dirinya beristirahat. "Elvis? Dengan sepasang sayap? Apakah ini nyata? Apakah ini wajahku? Kenapa aku cantik sekali disini. Sungguh ajaib ini seperti mimpi. Lea sekarang jadi cantik luar biasa," Lea memuji diri sendiri di hadapan cermin ruangan kamar miliknya. Di hadapannya ia memiliki dua sayap peri dengan mahkota di atas kepala, ia tidak menyangka akan mendapatkan penampilan seperti ini ketika memasuki cermin sihir. Pandangan Lea teralihkan dengan melihat sekeliling isi kamar miliknya, Rupanya, banyak sekali benda-benda yang sangat indah. Seperti tempat perhiasan terbuat dari kelopak bunga. Meja rias berbentuk bunga mawar dengan bertabur kristal. Tempat tidur yang layaknya seorang putri di buku dongeng. "Apakah aku akan tidur dengan menggunakan sayap ini secara terus-menerus? Sungguh aku tidak terbiasa akan hal ini. Memiliki sayap seorang peri, Aku lupa menanyakan kepada Peri Leci." Raja Rederick memasuki kamar Crolea ketika mendengar anaknya mengeluh di pikiran telepati. "Anakku Lea," panggil Raja Rederick kepada Lea. Lea yang terkantuk berubah terbangun kembali ketika mendengar suara Raja Rederick memanggilnya. "Ya...Yang Mulia," jawabnya ketika Raja Rederick memasuki ruangan Crolea, wajah tampannya begitu bercahaya dengan menatap putrinya yang terlihat kebingungan. "Sudah ayah katakan. Panggil aku ayah. Bukankah kau ingin sayapmu di hilangkan? Seorang bangsawan bisa menghilangkan sayap jika kau mau nak? Karena kau adalah seorang Putri Kerajaan Andeleusia, ini adalah Eloise. Kau adalah Putri Eloise, Andeleusia adalah duniamu." "Apakah aku boleh meminta satu permintaan kepadamu Yang Mulia Raja." "Ayah, panggil aku ayah. Aku adalah ayahmu," ucap Raja Rederick di hadapan Putri Crolea. Lea menarik diri ketika ayahnya Raja Rederick pun mengayunkan tongkat kristal miliknya untuk menghilangkan kedua sayap di tubuh Crolea. "Apakah kau menyukainya? kau menginginkan sayapmu di hilangkan sementara." "Kenapa ayah mengetahuinya? apakah aku benar-benar boleh memanggil anda ayah Yang Mulia Raja. maafkan aku yang mengatakan ayah di hadapan Yang Mulia Raja." Raja Rederick pun menatap putrinya saat ini, "Aku memang ayahmu. Aku akan selalu mengetahui apa yang kau inginkan, jadi beristirahatlah. Sementara sayapnya akan menghilang, tapi tidak jika kau menginjakkan kaki di tanah Andeleusia." "Maksud Yang Mulia Raja?" "Ayah." "Maksudku ayah, maafkan aku ayah. Maksudnya Andeleusia?" "Tidak apa-apa, beristirahatlah. Andeleusia adalah dunia peri, jika kau keluar dari Eloise tanpa ayah, akan sangat berbahaya untuk dirimu sendiri. Jadi mulai sekarang kau akan selalu bersama ayah di Eloise. Jikapun kau keluar dari Eloise, Kerajaan Eloise akan selalu menjagamu, beristirahatlah." "Baik ayah, terimakasih. Semoga Eloise selalu membuat ayah panjang umur dan selalu membuat ayah sejahtera." "Darimana kau belajar kata-kata itu?" "Aku membacanya di buku dongeng ayah, bahkan banyak film kartun di duniaku berbicara seperti itu jika bertemu seorang Raja." "Beristirahatlah, ayah akan selalu menjagamu." Raja Rederick pun berjalan keluar dari ruangan kamar Putri Crolea, menahan diri dari kebohongan yang ia ciptakan. "Aku bukan ayahmu. Tuan Putri Ethelyn," ucapnya dengan nada rendah dan juga berjalan melewati lorong Kastil Istana Eloise. "Yang Mulia Raja, Salam Eloise. Apakah anda yakin anda akan selalu berbicara bahwa anda adalah ayah Tuan Putri Crolea?" tanya Peri Leci dengan terbang mengejar Raja Rederick yang berjalan melewati lorong Kerajaan. "Perjanjian bersama Yang Mulia Raja Andeleusia bersamaku, dia adalah tanggung jawabku mulai sekarang. Jika Tuan Putri keluar dari Eloise maka ia akan berhadapan dengan banyak Raja dan juga para Putera Mahkota." "Apa anda percaya Yang Mulia? beberapa peri memang membaca masa depan Tuan Putri Ethelyn, terlebih Yang Mulia Raja Amung justru menitipkannya kepada anda." "Karena takdirnya harus bertemu dengan banyak Raja. Terlebih Putera Mahkota Agresia dan Afresia adalah adik kandungnya," jawab Raja Rederick sembaring berjalan dengan di temani Peri Leci menuju Aula Istana. "Putera Mahkota Eadric?" "Kau sudah mengetahuinya. Dia adalah adiknya, jangan sampai mereka saling jatuh cinta. Terlebih Tuan Putri Andeleusia sekarang berada di Eloise," jawab Raja Rederick dengan memasuki Aula Istana. "Tapi Andeleusia bukankah tidak melarang bahwa adik dan kakak menikah, terlebih sekarang Putera Mahkota memang sudah resmi menjadi putera Yang Mulia Raja Jorsh dan John. Putera Mahkota Kerajaan Afresia dan Agresia, jika mereka bersatu bukankah tidak apa-apa, darah Pangeran Eadric adalah Light Elf murni sama dengan Tuan Putri Andeleusia." "Diamlah Peri Leci, sudah kubilang ini adalah takdir. Ini adalah takdir mereka berdua di masa depan, Tuan Putri Ethelyn adalah kakak dari Putera Mahkota Eadric terlebih ia mirip dengan Alice. Kau tahu Raja Jorsh selalu mencintai Alice, ia merelakan Alice bersama Yang Mulia Raja Amung dan sekarang ia masih sendiri." "Tapi kau juga masih sendiri Yang Mulia Raja Rederick, jika kau selalu bersama Putri Ethelyn apakah kau akan menjamin akan perasaanmu yang tidak akan jatuh cinta kepada Tuan Putri Andeleusia?" tanya Peri Leci dengan membuat Raja Rederick terdiam sembaring berjalan menemui beberapa pengawal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD