Chapter 19

815 Words
Raja pun pergi meninggalkan Putri Ethelyn, namun salah satu kalung yang ia beli dari kakek peramal terjatuh. Raja pun mengambil kalung tersebut dengan memegangnya. Helaan napas pendek terdengar dengan Raja yang membalikkan tubuhnya. "Kemarikan lehermu, ayah akan memberikan kalung untukmu." "Kalung?" "Benar, kalung. Ayah akan memberikannya." Putri Ethelyn menyingkirkan rambut panjangnya dengan memperlihatkan leher jenjang, Raja Rederick mengalungkan kalung permata di leher Putri Ethelyn. Lehernya terlihat cantik dengan kalung permata yang indah. Putri Ethelyn melihat cermin, kalung permata yang indah menghiasi leher jenjang saat ini. Menatap cermin dengan terkesima, Putri Ethelyn sungguh senang mendapatkan hadiah seperti ini. "Terimakasih ayahanda," ucapnya dengan berbalik tubuh dengan cepat menghadap Raja Rederick. Rona merah pipi Raja Rederick kembali terlihat. Dirinya menarik diri dengan melepaskan Putri Ethelyn dari pelukan dirinya, "Istirahatlah, ayah akan disini menjagamu beristirahat. Ayah akan beristirahat di sofa." Tok ... tok ... Suara ketukan pintu terdengar selama tiga kali. Putri Ethelyn yang beristirahat tanpa selimut, beristirahat dengan posisi miring. Raja mendengar suara ketukan pintu tersebut dan bangun dari sofa. Melihat Putri Ethelyn yang tertidur membuatnya menarik selimut dan menutupi setengah tubuh Putri Ethelyn. Raja pun membuka pintu, ada pengawal penjaga memberikan makanan untuk dua orang. "Masuklah." "Baik, Yang Mulia Raja." Pengawal Kerajaan Eloise berdiri dengan melirik ke arah Putri Ethelyn, wajah merah terlihat ketika dirinya melihat Putri Ethelyn yang tertidur sangat cantik. "Yang Mulia Raja. Sebenarnya kereta kuda sudah benar. Anda bisa kembali ke Istana Eloise, namun melihat Yang Mulia Raja dan Tuan Putri Ethelyn lelah bisa saja esok kita akan kembali pulang. Makanlah Yang Mulia Raja. Saya akan ada didepan ruangan kamar bersama para penjaga lain. Tenang saja seragam kami pun sudah kami taruh di tempat bawaan dengan aman. Jadi beristirahatlah Yang Mulia Raja." Pengawal Kerajaan pun keluar dari ruangan kamar dengan menutup pintu. "Apa-apaan ini? Jika Austin melihat pasti aku dimarahi," ucap Raja Rederick setelah mendengar para pengawalnya berbicara. Suara pintu membuat Putri Ethelyn terbangun. Dirinya terbangun dengan memanggil Raja Rederick, "Ayah." "Ayah, kenapa kau disana? Apa kau ingin meninggalkan aku?" "Tidak. Ayah habis menerima makanan dari petugas penginapan. Ini ada makanan, ayah akan menyuapimu makan. Kau pasti sangat lelah, terlebih cuaca dingin diluar tidak baik." "Aku tidak tahu kenapa ini sangat lelah. Perjalanan ini memang begitu melelahkan, aku tidak cocok di luar Istana sepertinya." Raja Rederick mengambil bingkisan makanan, dirinya membuka makanan tersebut lalu mencicipnya dengan sepuluh suapan, menunggu tiga puluh menit untuk melihat ada efek pada makanan atau tidak. Setelah tiga puluh menit tidak ada reaksi apapun, dirinya memberikan Putri Ethelyn makanan tersebut. Nasi dengan bumbu gulai daging, Raja Rederick menyuapi Putri Ethelyn hingga makanan habis. Hari sudah semakin sore, dari ruangan kamar mereka bisa melihat matahari senja dengan indah. Pemandangan di Miriel memang begitu indah karena dekat Pegunungan Alvèim. "Ayah, aku selalu menyayangi ayah, terimakasih karena walaupun ayah sibuk, ayah menemaniku berjalan-jalan mengelilingi Wilayah Eloise, aku selalu berdoa semoga Kerajaan Eloise dan ayah selalu sejahtera." Suara Putri Ethelyn kian meredup dengan tubuhnya yang bersandar di tubuh Raja Rederick. Dirinya tertidur ketika duduk bersandar. Raja tersenyum dengan mendengar ucapan indah, jika ia memiliki anak dari mendiang istrinya Ratu Virginia mungkin sudah sebesar Putri Ethelyn. Raja membawa tubuh Putri Ethelyn ke ranjang kembali. Setelah mendengar putrinya mengucapkan terimakasih kepadanya, Dirinya berdiri dengan mencium kening Putri Ethelyn dan menarik selimut untuk menutupi tubuh putrinya. Besok subuh mereka akan kembali ke Eloise. Diluar suara keributan terjadi. Rupanya ada beberapa pengawal penjaga yang berkelahi dengan beberapa tamu penginapan. Raja pun menaruh Putri Ethelyn di ruangan kamar, Raja Rederick memakai jubah untuk keluar dari kamar. Melihat beberapa pengawal yang berdarah dan mimisan membuatnya marah. "Ada apa ini?" "Apa? Apa katamu?" Suara Raja Rederick terlihat marah ketika mendengar beberapa ocehan para penjaga. Bukan penjaga yang membawanya bersama Putri Ethelyn melainkan penjaga yang lain. Raja pun membuka mantel miliknya dan membuka pedang yang ia taruh di balik boat sepatu miliknya. Sayangnya para tamu penginapan tidak takut dan menyerang Raja saat ini. Tak lama Austin datang dengan membereskan beberapa tamu penginapan, beberapa petugas pun bertekuk lutut di hadapan Raja dengan pasrah. "Beberapa tamu ini pendatang dari luar Kerajaan Eloise Yang Mulia Raja," ucap Austin dengan lirikan mata dingin. Penginapan Manrove pun terlihat sepi dengan kerusuhan sore ini bersama Austin De Rough. Hingga Putri Ethelyn di ungsikan di kereta kuda bersama Peri Leci. "Apakah anda tidak apa-apa Tuan Putri Ethelyn?" Ucap Peri Leci dihadapan Putri Ethelyn dengan duduk di dalam kereta kuda. "Aku hanya terkejut saja. Apakah aku akan semakin pantas menjadi Putri Kerajaan Eloise? Apalagi ayah menjagaku seperti ini. Aku hanya histeris melihat apa yang terjadi barusan." "Tuan Putri, anda tidurlah saja kembali. Saya akan membangunkan anda ketika sudah tiba di Kerajaan Eloise." Peri Leci mengayunkan tongkat yang bersinar dengan dua kali ayunan. Membuat Putri Ethelyn tertidur karena dirinya mengalami ketakutan hingga wajahnya terlihat pucat. "Austin membuatnya kaget seperti ini, Tuan Putri Ethelyn pasti terkejut ketika ia terbangun dan pasti menanyakan segalanya kepadaku," ucap Peri Leci di hadapan Putri Ethelyn.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD