Chapter 11

963 Words
Peri Leci pun terlelap di telapak tangan Putri Ethelyn, dirinya menidurkan Peri Leci di atas ranjang di sisinya. Bersebelahan dengan dirinya diatas bantal. Putri Ethelyn yang beranjak dari ranjang pun menyilangkan kedua tangannya, berjalan menuju jendela besar untuk melihat pemandangan bintang. Wajah cantiknya begitu bersinar dengan memandangi bintang-bintang di langit Andeleusia. Putri Ethelyn melangkahkan kaki ke meja cermin, melihat wajahnya sekali lagi. "Apakah aku semakin cantik? Padahal kulitku kuning langsat disaat kecil, kenapa aku semakin cantik ya? Aku akan mempelajari buku-buku yang Peri Leci berikan kepadaku. Bagaimanapun aku pernah dalam keadaan susah, aku bersyukur aku mendapatkan kenikmatan sekarang ini," ucapnya dengan suara pelan. Delapan jam pun berlalu, Putri Ethelyn bekerja keras mempelajari semuanya dengan menandai buku-buku yang ia pelajari. Cahaya matahari sudah mulai memperlihatkan mentari pagi. Memasuki celah-celah jendela dengan menyorot terik. Peri Leci terbangun dengan mulut yang menguap, meregangkan seluruh otot tubuh karena kelelahan. "Oh tidak! Aku kan sedang mengajari Tuan Putri Ethelyn, kenapa aku tertidur seperti ini?" Teriaknya dengan bola mata yang agak membesar. Iris matanya mengarah ke meja belajar Putri Ethelyn. Kepakan sayapnya terlihat tegang dengan wajah yang terlihat panik. "Tuan Putri? Bagaimana ini? Pasti aku bisa di marahi lagi oleh Yang Mulia Raja. Jika aku dimarahi ini sangat fatal," ucap Peri Leci kepada dirinya sendiri. Beberapa pelayan pun masuk ke ruangan kamar Putri Ethelyn guna memberikan sarapan pagi. Namun pagi ini yang mereka lihat adalah Putri Ethelyn tertidur di meja belajar. Peri Leci pun membangunkan Putri Ethelyn, kedua mata Putri Ethelyn menyipit pagi ini. Dirinya meregangkan otot hingga menguap, "Peri Leci? Kau sudah terbangun?" Senyumnya datar. Namun Peri Leci terlihat cemberut, dirinya kesal kepada diri sendiri kenapa membiarkan tanggung jawabnya itu tertidur di ruang belajar. "Tuan Putri kau kenapa tertidur disini?" Tanyanya dengan kesal. "Maafkan aku, aku belajar semalaman supaya aku cepat bisa mempelajarinya, lagipula mau ada pesta dansa. Jadi aku harus memberikan yang terbaik untuk Kerajaan Andeleusia ini, lagipula aku tidak pernah melihat peta. Aku berada di Kerajaan mana ya?" Tanya Putri Ethelyn dengan membunyikan otot pinggang, setelah dirinya berbalik sudah ada dua orang pelayan yang menjamu sarapan pagi. "Kami membawa kabar dari Yang Mulia Raja supaya Tuan Putri harus meminum obat dan juga memakan sarapan, Raja ingin membawa anda berjalan-jalan ke sekitar Kerajaan. Kami mohon undur pamit Tuan Putri," ucap salah satu pelayan yang membungkuk hormat saat ini. Sudah ada dua orang pengawal yang berjaga di sekitar ruangan kamar Putri Ethelyn. Peri Leci yang melihat Putri Ethelyn pun menyuruhnya untuk sarapan. "Tuan Putri kenapa kau diam saja? Ayo di makan sarapannya. Ayah anda akan membawa anda jalan-jalan," ucapnya kembali dengan terbang mendekati wajah Putri Ethelyn. "Peri Leci apakah ayahku benar Yang Mulia Raja Rederick?" tanya Putri Ethelyn kepada Peri Leci. "Tuan Putri, kenapa anda berpikir seperti ini? Beliau adalah ayah anda," ucap Peri Leci dengan wajah serius. Dirinya meyakinkan Putri Ethelyn kembali. Akan sangat gawat jika ia melihat Raja bukan ayahnya. Bagaimanapun Putri Ethelyn seorang putri Kerajaan Eloise dari Kerajaan Andeleusia. "Tidak apa-apa aku akan memakan semuanya lalu bergegas mandi. Aku akan mandi sendiri, apakah kau akan membantuku? Mungkin setelah mandi kau baru boleh memanggil beberapa pelayan untuk mengurus rambutku," ucap Putri Ethelyn saat ini kepada Peri Leci. Peri Leci pun menunggu hingga Putri Ethelyn selesai sarapan dengan terbang ke arah jendela kamar. Pemandangan Andeleusia dan Eloise saat ini begitu indah, sangat indah dengan ucapan Putri Ethelyn yang baru saja bangun dari tidurnya. Awan putih dengan langit biru, beberapa pohon yang menari-nari terbawa angin, Suhu udara begitu sejuk saat ini. Pantas saja jika Raja mengajaknya berjalan-jalan. Ditambah kehadiran Putri Ethelyn mampu membuat Raja Rederick dan Raja Amung selalu bahagia akhir-akhir ini. Dua jam pun berlalu, setelah sarapan Putri Ethelyn bergegas mandi dan memakai gaun berwarna biru muda serta renda dan juga hiasan bunga di rambut panjangnya. Rambut dengan kepangan paduan pita berwarna biru muda. Perias Kerajaan pun menghiasi wajahnya dengan sangat cantik, "Sungguh anda sangat cantik Tuan Putri, Yang Mulia pasti menyukainya jika kau terlihat cantik seperti ini." "Apa kau akan ikut bersamaku Peri Leci?" Tanya Putri Ethelyn kepada Peri Leci, Peri Leci menggeleng dengan memegang tongkat kayu miliknya. "Aku ada beberapa urusan ke Andeleusia, bertemu dengan teman-temanku. Sepertinya aku akan pulang malam, lagipula Yang Mulia Raja tahu bahwa hari ini aku ada izin pergi. Tuan Putri kau pasti bisa menyesuaikan diri disini, percayalah bahwa beliau adalah ayahanda anda yang baik, beliau selama ini membawa anda ke dunia manusia karena langkah terbaik," ucap Peri Leci kepada Putri Ethelyn. Peri Leci pun mengayunkan tongkat sinar miliknya, menambah percikan kilauan cahaya ke seluruh tubuh Putri Ethelyn saat ini. Berkilau dan semakin cantik. "Selamat bersenang-senang Tuan Putri, hamba izin pergi hingga malam, tenang saja ia adalah ayah anda. Tolong jangan berpikiran negatif lagi kepada ayah anda Tuan Putri," ucapnya kembali dengan wajah yang serius. Putri Ethelyn berjalan meninggalkan Peri Leci dengan kedua pelayan yang berada di sisinya. Berjalan keluar ruangan kamar dengan menuruni tangga besar yang di hiasi bendera kerajaan. Kastil Istana ini terlihat sangat megah dan indah, ruangan besar ada disini dengan patung ksatria berada di ruang tengah. Dibawah tangga Raja Rederick menunggu Putri Ethelyn, tubuhnya berbalik dengan wajah yang tersenyum melihat putrinya menuruni anak tangga dengan memegang gaun. "Salam Eloise Yang Mulia Ayahanda, aku datang memberi hormat kepada ayahanda. Beberapa pelayan mengatakan kepadaku bahwa anda ingin mengajakku jalan-jalan di sekitar Kerajaan ini termasuk Peri Leci," ucap Putri Ethelyn dengan tatapan teduh. Matanya begitu sorot melihat wajah Raja Rederick yang masih terlihat muda dan juga sangat tampan. "Rupanya kau belajar dengan sangat baik ya putriku, putriku kau jangan ragu lagi, aku adalah ayahmu. Kau menjadi seorang Putri dari Kerajaan Andeleusia dan berada di Kerajaan Eloise, Peri Leci mengajarkanmu dengan sangat baik," jawab Raja Rederick dengan tertawa kecil melihat Putri Ethelyn yang saat ini berada di hadapannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD