Chapter 7

719 Words
Countess Veliaz menenangkan ketiga putrinya saat ini. Terlebih beberapa pelayan membawa Tuan besar dan Nyonya besar Brillent untuk menemani sarapan pagi Keluarga Earl. Ketiga putrinya langsung terdiam dengan saling melirik dan memandangi, tentu saja Putri Madelia yang akan selalu di puji oleh Tuan Besar Earl, sudah sangat tidak asing jika Putri Madelia menjadi ikon Keluarga Brillent, cantik bahkan memiliki fisik sempurna. Keluarga bangsawan pasti akan semakin terhormat melihat ikon seorang Putri Madelia semakin mendapatkan posisi Putri terpintar di Agresia. Beberapa piring hingga gelas ukiran tertata di atas meja makan, hingga beberapa menu sarapan. Keluarga Brillent melakukan sarapan pagi bersama. Earl Felix Brillent membuka percakapan pagi ini dengan spontan, "Leraince putri dari Kepala Pelayan Mery akan bersekolah bersama kalian. Beberapa Putri Earl tersedak ketika ayahnya menyebut nama Leraince. Termasuk Ardelin. "Apa maksud ayahanda?" "Benar, apa maksud ayahanda?" Tanya Putri Ardelin menyambut pertanyaan kakaknya. "Kalian ini selalu saja sentimentil terhadap seseorang," jawab Putri Madelia ketika dirinya melihat kedua saudarinya yang ribut dan gaduh di ruang makan, Mereka memang tidak menyukai putri kepala pelayan, Putri Madelia kali ini bersikap dewasa dan juga bijaksana. "Terimakasih ayah, aku percaya bahwa nantinya Leraince mampu bersaing denganku. Bahkan adik-adikku hanya mampu mendapatkat posisi lima puluh besar." Tatapan kedua mata Mery Arfold tentu paham akan apa yang di sampaikan Putri Madelia, "Terimakasih Tuan Putri, suatu kehormatan bagi kami atas kebaikan Tuan dan Nyonya Earl, terimakasih Tuan dan Nyonya," jawab Mery ketika Putri Madelia tersenyum dengan tatapan tajam. Makan pagi begitu terlihat harmonis ketika Mery melayani Keluarga Earl, saat ini ruangan makan sudah mulai agak bersih dengan beberapa pelayan yang membersihkannya. Kedua adik Putri Madelia masih bersekolah, berbeda dengan Putri Madelia ia sudah memasuki semester akhir. Cuaca pagi semakin siang dengan beberapa pelayan yang sibuk membersihkan Kastil Keluarga Earl, ditambah aktifitas beberapa pelayan melayani tamu bangsawan untuk Nyonya Besar Countess. "Kastil anda semakin bersih dan indah Nyonya Countess Veliaz, sepertinya kedekatan Putri anda Putri Madelia dengan Putera Mahkota Eadric terlihat akan menjadi keluarga." "Benar, sepertinya Tuan Putri Madelia sangat cocok dengan Putera Mahkota Eadric, apakah Tuan Putri Madelia akan menjadi calon pasangan pesta dansa Putera Mahkota?" "Benar, sepertinya itu benar." Countess Veliaz hanya tersenyum tipis mendengar beberapa istri bangsawan membicarakan putrinya, Putri Madelia. "Kabar ini tidak benar, jangan terlalu dibesar-besarkan. Lagipula putriku saat ini sedang fokus belajar," jawab Countess Veliaz. Setelah dua jam berbincang di Kediaman Keluarga Earl, para istri keluarga bangsawan pun berpamitan kepada Countess Veliaz. Ini sangat tidak bisa dibiarkan atas rumor tentang putrinya, ekspresi Countess Veliaz sangat tidak senang akan penuturan para istri keluarga bangsawan yang datang berkunjung siang ini. Mery membungkuk hormat ketika Countess Veliaz menginginkan Mery meninggalkan ruangan. Perbincangan dirinya dan juga Tuan Earl sangat pribadi, ini tidak bisa didengar oleh Mery. Mery pun memasuki ruangan kamarnya untuk beristirahat, ada seseorang di ruangan kamarnya. Putrinya Leraince yang pulang dengan mengetuk pintu belakang Kastil, ini membuat Mery menarik pergelangan tangan Leraince untuk cepat memasuki kamar. "Kemarilah, jangan ke ruang keluarga. lebih baik ke ruangan kamar." Setelah Mery menyuruh Leraince mencuci kaki dan tangan, dirinya bertemu ibunya yang kini menunggu di kamar, Leraince tersenyum ketika melihat ibunya saat ini begitu cantik dengan seragam kepala pelayan. "Ibu," panggil Leraince dengan tatapan senyum menegas. "Leraince, dengarkan ibu baik-baik. Apapun yang terjadi nanti kau tidak boleh memakai sihir secara sembarangan lagi," jawab Mery kepada Leraince dengan menyodorkan sebuah surat bersegel resmi. Leraince pun membacanya dengan seksama. Ini adalah surat dirinya bersekolah. "Kabar diluar pun sudah merebak, bahwa Tuan Putri Madelia akan menjadi pasangan pesta dansa Yang Mulia Putera Mahkota, bahkan rumor beredar bahwa Putri Madelia akan menjadi calon Putri Mahkota. Kau tidak boleh mendendam, langkahmu walaupun hanya di biayai sekolah sudah seharusnya kau memberikan rasa hormatmu kepada Keluarga Earl, itu bukti bahwa mulai hari ini kau harus giat belajar minimal memiliki juara sepuluh besar di sekolah," ucap Mery Arfold saat ini dengan bersikap kritis depan Leraince. "Apa ibu? Mendapatkan juara sepuluh besar di sekolah? Tidak apa-apa, aku akan tahan akan rumor itu," jawab Leraince kepada Mery saat ini. Mery pun melihat para pelayan yang bekerja, kembali ke ruang tengah Kastil untuk membersihkan ruangan yang lain. Mulai hari ini Mery berharap Leraince akan selalu belajar karena ada Putri Madelia dan juga adik-adiknya yang pintar. Leraince pun memikirkan kembali dengan kabar beredar, "Apakah rumornya secepat ini? lagipula Tuan Putri Madelia memang dekat dengan Putera Mahkota."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD