18. Para Pelayannya (1)

1029 Words

Beberapa hari kemudian. Istana Alhanan.   "Raulas Lawrence Alhanan menghadap baginda raja."  "Putra mahkota. Hahaha... Kau hebat..." Raja melebarkan tangan menyambut putranya, lalu memeluk anaknya itu dan menepuk-nepuk punggungnya. Dieter, Lincoln, Rayn dan beberapa prajurit yang memimpin pasukan masih berlutut di depan singgasana. "Berdirilah, para pahlawan perang, aku sudah menyuruh pelayan untuk menyiapkan tempat. Mari, kita makan bersama lebih dulu." Raja tak hentinya tersenyum. "Apa ada hadiah khusus yang Ananda inginkan? Ah, tentu saja harta dan pedang tidak termasuk hadiah khusus, tapi hadiah wajib bagi setiap pahlawan perang." Raulas berhenti melangkah, sedikit membungkuk di depan raja. "Benarkah Ananda boleh meminta sesuatu kepada Ayahanda?" "Tentu saja. Katakan. Apakah i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD