The Longing of Two Hearts (2)

1592 Words

"Tidakkah kita seharusnya menerbos dinding sayap kanan ini, Yang Mulia?" tanya Ketua. Raulas menatap Ketua tajam, seolah ada belati di matanya, sungguh tidak sesuai dengan wajah yang biasanya ramah. "Aku tidak mau mendengar saranmu! Di sini aku yang mengatur. Orang yang datang terlambat dan menjadi pengacau seharusnya mengikuti saja dalam diam." Hera mengepalkan tangan, hendak melontarkan kalimat balasan, tapi dihalangi Ketua. "Baiklah, Yang Mulia," kata Ketua akhirnya.   ◊ ◊ ◊   Beberapa waktu berlalu, sore menjelang.   "Nona Cibil! Mereka datang!" teriak Dapesh saat melihat beberapa pasukan menuju istana Nuwa. Cibil yang masih menyerahkan hasil ramalannya kepada Hansel seketika bangkit, dan keluar dari ruang kerja pemuda itu. Hansel terkejut, bukan karena Cibil berani pergi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD