BAB 3

1199 Words
   Camilla yang baru saja masuk ke kamarnya segera menutup pintu, ia benar-benar lelah dengan keadaan keluarganya kali ini. Ibunya terlilit hutang, kemudian ia dan ayahnya juga harus terseret ke dalam perkara sulit itu. Camilla merebahkan tubuhnya pada ranjang, ia menatap langit-langit ruangan yang dihiasi dengan lukisan para malaikat kecil memegang panah. Wanita itu memejamkan matanya sejenak, mencari cara agar emosinya mereda. Beberapa menit berlalu, setelah merasa kepalanya lumayan ringan, Camilla memutuskan untuk duduk. Ia melepas ikatan pada rambutnya lalu lekas berdiri dan menghampiri meja rias. Kamar Camilla memiliki cat dasar biru, sedangkan ranjangnya dilapisi dengan seprei berwarna merah menyala. Pada sudut ruangan terdapat lemari kaca, dan di dalam lemari itu terdapat banyak sekali buku-buku. Camilla suka membaca, ia juga wanita yang cerdas dan berbakat. Tak banyak yang tahu, Camilla juga menjadi seorang penulis buku. Tok ... Tok ... Tok ... Suara ketukan pintu terdengar agak kasar, membuat Camilla segera mengalihkan tatapannya. Ia melangkah ke arah pintu, membukanya dan mundur dua langkah karena terkejut. “Kau melarikan diri, Sayang.” Suara pria itu terdengar serak, matanya yang terlihat begitu tajam menusuk Camilla begitu dalam. “Siapa yang mengizinkanmu masuk?” tannya Camilla dengan wajah masam. Pria itu adalah Danieru, orang yang beberapa saat lalu menginginkan Camilla menjadi istrinya. “Mencari kamar wanita yang akan menjadi istriku tidaklah sulit. Bagaimana jika kita bicara lebih dulu, Nona Alistair.” Camilla membuang muka, ia tahu arah pembicaraan ini bukanlah sesuatu yang baik. Dari wajah Danieru yang terlihat begitu aneh sudah bisa ditebak, ada sesuatu yang Danieru inginkan darinya, dan Danieru pasti tak menerima penolakan. “Ku rasa, tidak ada yang perlu kita bicarakan.” Camilla bersiap menutup pintu kamar, tetapi dengan cepat Danieru menahan daun pintu itu. “Sangat tidak sopan kepada calon suami,” komentar Danieru. “Aku tidak akan menikah!” tegas Camilla. Ia masih berusaha menutup pintu, tetapi Danieru malah mendorong tubuhnya dan ia harus mundur dua langkah lagi. “Aku ingin bicara!” tegas Danieru. Camilla yang berhasil menopang tubuhnya merasa lega, ia tidak terjatuh dan menjadi wanita konyol di hadapan Danieru. Wanita itu menatap Danieru tajam, mengisyaratkan jika dirinya benar-benar tak terima dengan perlakuan Danieru beberapa saat lalu. Danieru yang berhasil masuk ke dalam kamar Camilla segera menutup pintu, ia mengunci pintu itu kemudian menghampiri Camilla yang berdiri tepat di belakangnya. “Aku ingin bicara sesuatu yang penting denganmu, dan kau malah mengusirku.” “Kita tidak punya urusan yang bisa dibicarakan, apalagi di dalam kamar!” tegas Camilla. Danieru segera mendorong tubuh Camilla ke atas ranjang, ia menyeringai saat wanita cantik itu terjatuh. Pria itu segera menindih tubuh Camilla, ia menatap wajah Camilla dengan jarak yang sangat dekat. Jantung Camilla berdetak cepat, darahnya berdesir. Bahaya! Ini sangat berbahaya untuknya, tak akan lucu jika ia menginginkan Danieru menyentuhnya. Camilla segera memberontak, ia mendorong tubuh Danieru. Danieru segera menahan tubuh Camilla, ia merasa risi saat wanita itu terus memberontak di bawah kuasanya. Danieru dengan cepat melumat bibir Camilla, ia menahan tubuh mungil itu lebih kuat. Camilla membelalakkan mata, ia berhenti memberontak dan terdiam cukup lama. Pria itu benar-benar gila, pria itu seakan tahu kelemahannya. Danieru segera melepaskan lumatannya pada bibir Camilla, ia menjilat bibir Camilla dan menyeringai. Camilla segera mendorong tubuh Danieru, ia bernapas lega saat pria itu sudah tersingkir dan ia terbebas. “Kau!” ujar Camilla dengan nada yang tajam. “Aku hanya akan memberi dua pilihan padamu. Menjadi istriku, atau menjadi pelacurku.” Danieru bersedekap, ia menaikan satu alis dan tetap berdiri dengan posisi yang tegap. Camilla segera bangun dari kasur, ia berdiri dan mengangkat tangan kanannya. Wanita itu terlihat begitu jengkel, ia juga tak bisa mengayunkan tangannya pada wajah Danieru. “Kenapa tidak memukul wajahku?” Camilla menatap tak suka, ia segera mendorong tubuh Danieru. “Aku tak ingin menjadi keduanya!” Danieru yang mendapat jawaban demikian terkekeh geli, wanita di hadapannya benar-benar menarik. “Aku tidak memberi tiga pilihan padamu, Nona Alistair.” Camilla mendelik kesal. “Dan aku tetap tak ingin menjadi siapa pun bagimu!” “Jika kau menikah denganku, maka kekayaan keluarga Alistair tidak akan hilang. Kau punya kebebasan, kau bisa menikmati hidupmu dengan baik. Aku hanya perlu pernikahan hitam di atas putih, dan aku memerlukan dirimu untuk semua itu.” Danieru menarik sudut bibirnya, ia kemudian mengulurkan tangan dan memegang bagian dagu Camilla. Camilla yang mendapat perlakuan demikian hanya diam, matanya menatap lekat Danieru. Ada perasaan benci, marah, bahkan ada niatan untuk membunuh pria itu. “Tapi jika kau menjadi pelacurku, maka aku akan menjual tubuhmu, anggap saja hasil dari penjualan itu menjadi uang untuk membayar hutang padaku.” “Kau keterlaluan! Ibuku yang memiliki hutang, kenapa harus aku yang menanggungnya?” tanya Camilla dengan suara bergetar. Ia bukan p*****r, ia juga bukan barang yang bisa menjadi penebus hutang. “Apa aku peduli? Itu urusanmu dan ibumu, bukan urusanku.” Danieru menarik tangannya yang menyentuh dagu Camilla, ia memasukkan tangan itu pada saku celana dan tersenyum manis. “Dan hutang itu urusanmu dengannya, aku juga tidak memiliki andil dalam hal tersebut.” Camilla masih belum bergerak dari tempatnya, ia menatap Danieru. Ada rasa takut saat mereka bertemu pandang, tetapi ia juga masih punya harga diri. “Nona Alistair, bukankah kedua pilihan yang aku berikan sudah cukup? Jika kau menjadi istriku, aku tidak akan menjualmu. Aku hanya perlu dirimu untuk mendapatkan harta warisan keluargaku, selebihnya, kau bisa menjalani hidupmu.” Camilla menaikkan alisnya, apa pria itu serius? Apa pria itu baru saja melempar daging padanya dan menginginkan ia mengambil daging itu dengan benar? “Singkatnya aku ingin kau menjadi istri kontrak, hanya untuk mendapatkan warisan itu. Apa kau sudah mengerti?” tanya Danieru. Seketika itu Camilla merasa masalahnya nyaris selesai. Dia tidak akan mengambil risiko berat, dia bukan wanita bodoh yang akan mempertahankan harga diri dan menderita karena pilihannya sendiri. Camilla tahu, Danieru pasti tidak akan melepaskannya. Jika ia membuang kesempatan untuk menjadi istri Danieru, maka ia akan berakhir menjadi pemuas nafsu pria dengan jenis apa pun. Camilla akan sangat malu, biasanya dia yang membeli pria untuk memuaskannya, dan akan sangat melukai harga dirinya jika keadaan itu berbalik. “Apa yang akan aku dapatkan?” tanya Camilla. “Hutang ibumu akan lunas, semua aset keluarga Alistair akan kembali seperti semula.” Danieru maju, ia membungkuk dan mendekatkan wajahnya. “Aku bahkan bisa menyediakan pria untukmu, selama kau menjadi istri yang baik, maka aku akan berbaik hati. Nona Alistair, kau tahu jika aku tidak akan memedulikan pernikahan hanya karena hutang, aku bukan pria serendah itu.” Camilla membalas tatapan mata Danieru. “Tapi setelah ini, kau harus benar-benar menepati janjimu. Kau harus melepaskan keluargaku, dan kau harus memberikan pria-pria itu padaku. Aku tahu, wanita tua itu pasti sudah mengatakan banyak hal tentangku, bukan?” “Kau wanita yang benar-benar pintar, kita akan menikah setelah pengacaraku mengurus surat perjanjian. Aku hanya perlu ragamu, bukan cintamu.” Danieru kemudian menegakkan tubuhnya, ia berbalik dan keluar dari kamar itu. Camilla mengembuskan napas lega, sekarang ia selamat. Menjadi istri Danieru bukan hal buruk, akan lebih buruk jika pria itu menjadikan ia p*****r. Camilla membaringkan tubuhnya, setelah ini ia akan bicara dengan ayahnya, ia tak peduli jika pria itu marah akan keinginannya. Yang pasti, ia harus menyingkirkan ibunya dari keluarga Alistair, dengan demikian sumber masalah akan menghilang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD