Dhafin berjongkok di sebelah makam Zaimor, sembari meletakkan sebuket mawar putih yang selalu dibawa olehnya, bila ke makam Zaimor. Dhafin mengusap batu nisan Zaimor, dengan hati pedih. Setelah sebulan menikah baru sekali ini, Dhafin berani menginjakkan kakinya ke makam Zaimor. Selama ini, ia merasa mengkhianati Zaimor. Menikah dengan Moren, bukanlah hal buruk baginya. Namun, dalam hati kecilnya masih tersimpan rasa bersalah, dan cinta begitu besar pada Zaimor. "Aimo, aku sudah menikah. Sebentar lagi aku akan memiliki seorang anak," Dhafin tersenyum, memulai ceritanya pada sang mantan kekasih. "Aku minta maaf. Aku mengkhianati cinta kita, dengan menikah bersama wanita lain," Dhafin mengusap ujung matanya, ketika setetes air mata jaruh dipelupuk matanya. "aku masih mencintaimu,