Chapter 14

1165 Words

Dhafa tersenyum miris. Melihat bagaimana Moren tertawa bersama Dhafin, saudara kembarnya. Seharusnya Dhafa sadar, kalau Dhafin bisa membahagiakan Moren, tanpa ada dia menjadi suami kedua wanita itu.   Dhafa berjalan menuju tempat keluarganya berkumpul, walau ada rasa tidak nyaman saat melihat bagaimana Moren dan Dhafin tertawa bersama. Dhafa  tetap akan memasang tampang sebiasa mungkin, tidak boleh cemburu atau pun marah.   Moren pantas berbahagia dan tertawa bersama Dhafin. Dhafin adalah suami pertama, dirinya hanya suami kedua tanpa diketahui oleh publik. Dhafa merasa takdir tidak pernah berpihak pada dirinya, disaat seorang pria dengan bangga menunjukkan sang istri ke publik. Dhafa harus menelan kekecewaan dengan menyembunyikan statusnya—yang sudah menikah.   Seharusnya ia bisa me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD