Tale 64

2057 Words
Setelah sekian lama berada dalam mimpi yang begitu buruk, suram, dan selalu membawa aura kesedihan, serta kesakitan ... pada akhirnya ... Garlanda bisa sedikit bernapas lega. Ketika kali ini, ia terlempar dalam sebuah mimpi, yang biasa saja. Ya, biasa saja. Seperti layaknya sebuah hidup berjalan. Bukan mimpi - mimpi ekstrim yang membuatnya menghela napas berat. Dalam mimpinya kali ini, ia masuk dalam tubuh seorang bocah SMA bernama Jodi. Bocah yang cenderung badung, tapi tampan, dan menjadi idola banyak gadis cantik. *** Memang sangat besar perbedaan antara si pusat perhatian dengan si terucilkan. Mereka selalu diceritakan sebagai sosok yang kontras. Bisa jadi si pusat perhatian adalah si kaya. Dan sebaliknya si terkucilkan adalah si miskin. Bisa jadi juga si pusat perhatian adalah si keren dan si terkucilkan adalah si culun. Bisa jadi lagi, si pusat perhatian adalah si ganteng atau cantik dan si terkucilkan adalah si buruk rupa. Dan masih banyak lagi perbedaan antara mereka. Si pusat perhatian dan si terkucilkan. Sebuah contoh nyata dari ironi si pusat perhatian dan si terkucilkan: Saat ini Ayla, Wulandari, Mila dan Alip bergosip ria pada saat jam kosong. Memang benar, kata orang, satu cewek ditambah satu lagi cewek adalah pasar. Apa lagi ini 4 cewek. Jadi apa dong? Grosir tanah abang? Ckckck. Well, yang jadi start obrolan mereka adalah si Mr. Killer, Pak Irwan. Guru muda yang sebenarnya cukup keren. Namun killer - nya minta ampun. Hobi memberi hukuman pada murid - murid yang melakukan kesalahan sesepele apa pun. Kemudian ghibah mereka lanjut ke si Mr. PK alias Penjahat Kelamin -- Pak Hendra -- yang super mata keranjang dan tidak jelas kelakuannya. Heran ... bagaimana bisa orang macam Pak Hendra menjadi seorang guru yang seharusnya menjadi panutan? Lanjut lagi pada Mrs. Limit -- Bu Yaisah. Guru bahasa Inggris yang logatnya medok Jawa. Kemampuan bahasa Inggris - nya masih pas - pasan. Sering dikoreksi para murid. Tiba - tiba -- entah bagaimana ceritanya -- empat siswi tak terlihat itu jadi mengobrolkan fakta bersin. 1. Jangan bersin terlalu keras, karena bisa meretakan tulang iga. 2. Jangan menahan bersin, karena bisa bikin syaraf di kepala putus. 3. Jangan coba - coba bersin dengan mata terbuka, atau bola mata akan ikut terlempar bersamaan dengan virus - virus yang dibersinkan. Keempatnya tertawa, "HAHAHAHAHAHAHAHA." Lanjut, fakta tentang Mongolian Death Worm. Itu lho, cacing raksasa dari Gurun Gobi yang hanya dengan napasnya saja bisa membunuh manusia. Bayangin aja kalau semua cacing kayak gitu! Bisa punah populasi manusia. Dan semua negara di dunia akan dikuasai cacing. Jadi bakalan ada guru cacing, murid cacing, PNS cacing, presiden cacing, wakil presiden cacing, wali kota cacing, bupati cacing, perdana menteri cacing, gubernur cacing, model cacing, coverboy cacing, cowboy cacing, pemain sepak bola cacing. Nah ... yang terakhir itu paling bahaya. Bagaimana rupa Christiano Ronaldo versi cacing, ya? Tiba - tiba muncul si Angga, teman sekelas Ayla CS yang baru saja masuk. Entah dari mana ia tadi. Dia membawa selembar foto ukuran 3R. Angga menempelkan foto yang ia bawa di white board dengan double tape. Foto itu .... Haha .... Salah satu pemicu serangan jantung terbesar mungkin. Itu adalah gambar guru mereka yang ngeres abis. Panjang umur sekali Pak Hendra, sang guru bahasa Jepang. Guru yang satu ini memang benar - benar unbelievable. Sudah tercium aura PK - nya dari pertama bertemu. Bagaimana tidak? Kosa kata Nihongo (Bahasa Jepang) banyak yang diplesetkan jadi kata - kata ngeres yang tak terduga. Bisa mengocok perut atau bahkan kadang bikin ilfeel setengah mati. Pak Hendra juga hobi menggoda para siswi yang berparas cantik dan bertubuh molek. Foto yang dibawa Angga tadi adalah foto Pak Hendra. Menunjukkan pose Pak Hendra yang sedang mingkem dengan penuh usaha. Iya mingkem. Tapi mingkem versi Pak Hendra. Jadi meski pun mingkem, tetap tidak bisa mingkem dengan sempurna. Aduh ... sudah mengerti belum, sih? Kalau belum, langsung lanjut baca dulu saja. "GINOL MERSI!" teriak Ayla. "GIgi NOngoL paMER guSI," lanjutnya. Perkataannya itu disambut tertawa teman - teman baiknya. Yaitu si Wulandari, Mila dan Alip. Ya, maklum lah, si Ayla itu adalah orang yang susah eksis si kelas. Biar sudah berusaha semaksimal mungkin tetap saja tidak bisa eksis. Susah. Bagai artis figuran yang susah banget terkenal walaupun karir keartisannya sudah dibangun selama berabad - abad. Tanpa disadari, slentingannya tadi didengar oleh Jodi. Jangan dijelaskan dulu siapa Jodi itu. Nanti juga tau sendiri. "Apa lu bilang tadi?" tanyanya pada Ayla seraya menahan tertawa. "Ginol Mersi. GIgi NOngoL paMER guSI." Langsung saja perkataan itu disikat Jodi. Ditambah dengan suara khas penghasilan dari lidah cadelnya, hal itu malah semakin lucu lagi. "Haha ... Pak Hendra GINOL MERSI." "Apaan mersi - mersi?" sahut si Gendut Iput di belakang Jodi. "GIgi NOngoL paMER guSI." "PUHAHAHAHAHAHAHAHA." Tawa anak - anak 11 - IPS - 5 membahana mencapai seluruh sudut sekolah. Sudah paham kah Anda dengan penjelasan yang sangat ruwet dan sulit dipahami di atas? Intinya sama dengan yang sudah dijelaskan pada kalimat yang lebih atas. Yaitu, perbedaan antara si pusat perhatian dan si terkucilkan. Jadi sebenarnya slentingan - slentingan aneh dan potensial dibuat oleh si terkucilkan. Kemudian slentingan itu tak sengaja diimitasi oleh si pusat perhatian. Kemudian ... boom ... jadi lah populer. Jadi lagi, bisa disimpulkan, bahwa ... bisa terjadi sebuah kolaborasi hebat antara si pusat perhatian dan si terkucilkan. *** Itu tadi sekilas info tentang kisah Jodi dan Ayla. Kisahnya masih panjang. Mulai dari keakraban tak sengaja di XI - IPS - 5, kelas baru mereka, jadi teman curhat, jadi sahabat, hingga akhirnya ada sesuatu dari Jodi yang terungkap. Sesuatu yang semua orang nggak pernah tahu apa itu kecuali Yang Punya Hidup, Jodi sendiri, dan 'seseorang'. Bahkan sahabat-sahabat Jodi sejak kelas X Fariz dan Iput pun juga tidak tahu. *** Siapa yang tak kenal geng ini di SMAN Bhakti Nusa Kediri. Well well well, sebenarnya mereka bukan sebuah geng. Melainkan hanya tiga bersahabat yang kompak banget dalam segala hal. Selalu bersama setiap saat dan setiap waktu. Pokoknya unbreakable. Saking kompaknya, dalam melakukan hal - hal nggak baik pun mereka kompak. Sama halnya dengan partner in crime gitu. Kadang mereka juga mirip seperti Three Musketeer. Makanya semua menjuluki mereka sebagai sesat crew. Jordiaz Putra Aditya, atau yang biasa dipanggil Jodi. Orang yang sering disebut - sebut sebagai ketua geng mereka. Dia adalah cowok yang lumayan popular di sekolah. Ralat, sangat popular. Siapa, sih, yang nggak tau dia? Anak dari Jayadi Aditya, pemilik mall Shop - J.A yang terkenal banget itu. Di seluruh karesidenan Kediri aja, ada total tiga mall Shop - J.A yang masing - masing mall - nya terdapat 7 lantai. Di seluruh Indonesia, ada total 14 mall. Dan juga banyak lagi di luar negeri dengan setiap mall miminal terdiri dari 7 lantai. Termasuk Negara - negara di Eropa dan Amerika. Bahkan aktris dan aktor Hollywood banyak dijumpai sering belanja di mall milik keluarganya itu. Wow ... bisa dibayangkan kan seberapa kayanya dia. Dia juga merupakan striker paling hebat kesebelasan SMAN Bhakti Nusa yang udah sering banget membawa tim mereka menang di kejuaran lokal ataupun nasional. Ia juga seorang vokalis band sekolah yang punya suara berat dan serak. Jago banget nyanyinya. Dia itu juga berwajah rupawan, lucu, humble, keren, pecinta wanita, tajir, unik, dan tinggi banget. Siapa coba yang nggak mau sama dia? Semua cewek pasti nempel kaya perangko kalo dideketin sama dia. Semuanya pasti pada berebut. Meski pun kelakuannya seperti setan, dan sering menjadi langganan hukum, tapi tidak ada yang peduli akan hal itu. Jodi justru menjadikan hal itu sebagai batu loncatan untuk membuatnya semakin terkenal dan tentunya semakin memperbanyak fans - nya. Contohnya yang satu ini : Jodi tetap menaiki Harley Davidson 2009 V Rod Muscle Red - nya di halaman sekolah padahal dia sudah telat 20 menit, Pak Irwan merasa sangat tidak dihargai. Padahal hari ini jadwalnya piket, sehingga dia berdiri di samping gerbang untuk mengawasi anak - anak yang terlambat dari tadi. Eh, ternyata yang ditunggu - tunggu malah nyelonong tanpa mengacuhkan sang 'guru'. Pak Irwan segera meneriakkan nama anak setan itu dengan suara 8 oktaf. Seperti biasa yang bersangkutan berlagak bego dan kembali dengan santai, dengan tetap menaiki motornya. "Kenapa sih, Pak? Telat nih!" Tangan kanan pak Irwan segera menghampiri telinga Jodi dan menjewernya. "Aduh ... aduh ... sakit, Pak!" "Bapak tau itu sakit, makanya bapak kerasin sekalian nyubitnya! Siapa suruh kamu naik motor di halaman sekolah? Nggak pernah baca peraturan?" "Baca, Pak! Malahan saya udah apal banget isinya. Tapi ini tadi udah telat banget. Mana waktunya Bu Yaisah lagi. Makanya saya cari cara cepet biar nggak tambah telat." Pak Irwan semakin memperkuat tarikannya pada telinga Jodi. Jengkel sekali dia karena merasa digurui oleh murid sendiri. "Ya sudah, parkir motor kamu. Tapi ingat, jangan dinaiki! Setelah itu kembali lagi ke sini. Saya akan ...." Belum sempat Pak Irwan melanjutkan kata - katanya, Jodi sudah nyerobot. "Hukum saya kan, Pak?" Pak Irwan manggut - manggut. Ini bukan kali pertamanya dia menghukum murid yang satu ini. Hampir setiap hari. Ada saja yang dilakukannya yang membuat guru matematika termuda di SMAN Bhakti Nusa ini selalu gemas ingin menghukumnya. Selesai menjalani semua hukuman, Jodi segera kembali lagi menghampiri Pak Irwan untuk meminta surat izin masuk kelas. TEEEETTTTTT! Bel pergantian jam pertama berbunyi sudah. Jiah, meskipun sudah mendapatkan surat izin, tapi bisa gawat urusannya kalau sedang kelas Bu Yaisah. Huff, Jodi menguatkan tekat dan menguatkan diri untuk berani mengetuk pintu kelas. Dan ... pintu terbuka. GEDUPLAK! Sesuatu dilempar dari dalam kelas, dan mengenai jidat Jodi. Sehingga membuat Jodi terpelanting ke taman kecil depan kelas. Apakah itu? Jawabannya, Penghapus white board. Kontan anak - anak cowok pada ketawa ngelihat si Casanova itu dibegituin sama Bu Yaisah. Mereka nggak pernah bisa diem kalo Jodi lagi dikerjain sama guru - guru. Tapi kesenangan mereka hanya bertahan nggak ada lima menit setelah kejadian berlangsung. Selanjutnya, mereka jengkel lagi. Malah lebih jengkel sama Jodi daripada sebelum - belumnya. Anak - anak cewek langsung pada berhamburan keluar kelas, seakan nggak peduli sama pelototan Bu Yaisah. Mereka sibuk nolongin si Jodi. "Aduh ... sini gue bantuin berdiri. Lo nggak apa - apa, kan?" tanya salah satu cewek yang bantuin Jodi. "Nggak apa - apa kok! Makasih ya!" jawab Jodi sambil mamerin senyum khas - nya yang bisa bikin cewek - cewek terpesona dalam sekali lihat, terpanah dalam dua kali lihat, meleleh dalam tiga kali lihat dan falling into dalam empat kali lihat. Dalam lima kali lihat, pasti langsung addicted sama Jodi. Nggak bisa pisah, alias mau lengket terus. *** Member kedua, yaitu Fariz Rahmat Cahyono. Panggilannya Fariz. Anaknya tinggi, kurus item dan hidungnya, mancung banget.Ckckck. Kakak tua aja kalah mancung. Si Fariz ini memang ada keturunan Arab dari Ayah sang Ibu. Atau orang yang biasa kita panggil kakek. Hehe. Makanya mukanya termasuk yang paling unik dari dua sahabatnya di sesat crew. Fariz ini adalah yang paling waras di antara mereka bertiga. Dia menjadi pengingat, saat kelakuan si Jodi dan Iput sudah kelewat batas. Dan satu lagi fakta tentang dia, mungkin belum banyak yang tau tentang itu. Psssttt. Fariz adalah seorang vegetarian. Wow. Fariz itu melakukan vegetarian golongan darah. Semua keluarganya segera menjadi vegetarian setelah tau tentang info tersebut, makanya Fariz ngikut aja. Dan hasilnya, sudah 6 tahun terakhir dia tidak pernah makan daging. Makanya kulitnya mulus dan bersih meskipun item. *** Member yang terakhir, adalah Syaifudin Abdullah. Biasa dipanggil Iput. Pelesetan dan nama aslinya Sya - Ifud - Din. Kalo orang jawa kan suka susah kalo disuruh nyebut F atau V, makanya jadi Sya - Iput - Din. Gitu! Ini adalah member terbesar dan terlebar dari sesat crew. Body - nya itu ... XL banget. Bahkan X3L. Tinggi bandannya nggak lebih dari 170 cm, tapi beratnya mencapai 110 kg. Ckckck. Masih manusia atau udah bisa disebut HULK, tuh? Sebenarnya Iput ini sama sekali tak ada keturunan Chinese, tapi gara - gara pipinya yang sangat tembem, akhirnya volume kelebaran matanya berkurang. Jadi menciut keciiiiilllll banget. Jadilah, Iput memiliki mata yang sangat sipit. Dan Juga didukung oleh kulitnya yang putih, jadi deh dia mirip banget orang mongol. Tentang porsi makan Iput ... jangan ditanya. Fariz saja yang merupakan sahabatnya, suka berlagak nggak kenal kalo lagi makan di tepat umum. Iput bisa menghabiskan 10 kali lipat porsi Jodi. Kenapa Jodi yang disebut? Karena Iput tidak akan mau makan sayuran seperti yang dilakukan Fariz. Kayak mbek aja. Untung bokap Iput tajir, kalo nggak, bisa krisis seumur hidup. Nah, itu tadi sekilas info dari sesat crew. Harap maklum! ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD