Jauhi Aku....!!!

1166 Words
Andin meninggalkan ruangan Frans dengan segera. Gadis itu berlari untuk mempercepat langkah kakinya, dari belakang diikuti Edo yang mengejarnya, memanggil namanya, pria itu tidak akan melepaskan Andin begitu saja. "Andin! tunggu! aku mohon berhentilah! " Edo berhasil memegang tangan Andin, kemudian pria itu menyeret Andin ke sebuah ruangan kosong. Edo mengunci Andin di tembok dengan kedua tangannya mengurung gadis itu di sisi kanan dan kiri, ada rasa luka yang mendalam di hati pria itu, begitu pula dengan gadis itu, hatinya begitu sakit dan terluka "Jangan jauhi aku lagi seperti ini, kumohon ... kembalilah padaku, maafkan semua kesalahanku." Edo berkata seraya menitikan air mata, dia terlihat begitu rapuh di depan Andin. "Pergi! pergi dariku! jangan ganggu hidupku." Andin berusaha melepas kurungan tangan Edo, tapi pria itu terlihat sangat kuat. "Aku bisa jelaskan semuanya, kembalilah padaku Andin." Edo terus membujuk Andin untuk kembali kepadanya. "Kamu pikir, semua bisa kembali? kalau begitu kembalikan Imel! kembalikan Kakakku dan calon anaknya, kembalikan dia!" Andin mencengkeram kerah baju Edo, gadis itu menggoyang-goyangkannya dengan kuat, kemudian dia luruh ke lantai sambil terus terisak menahan luka yang begitu mendalam. Sepasang mata mengawasi mereka berdua dari balik pintu yang sedikit terbuka,ada rasa sesak di dadanya melihat istrinya dengan laki-laki lain, Frans mengepal tangannya dengan erat menahan amarahnya menyaksikan adegan itu. "Maaf, untuk yang satu itu aku tidak bisa ... maafkan aku, aku hanya mencintaimu Andin. Percayalah ... bahkan sampai detik ini." Edo berjongkok di depan Andin seraya memegang pundak gadis itu, menahan luka di dadanya. "Lepasin aku! lepasin! pergi dariku, pergi!!!" Andin menghempaskan tangan Edo yang memegang pundaknya.. "Aku tau, kamu masih mencintaiku, ku mohon ... jangan siksa aku dengan kebencianmu." Frans yang mendengar kalimat Edo, merasa terpukul, luka hati nya yang disebabkan oleh Nisa belum kering, ketika ada secercah harapan untuk mencintai istrinya, ketika hatinya sudah terpaut hanya untuk istri cantiknya, kini dia harus mengalami luka lagi, menerima kenyataan, istrinya mencintai laki-laki lain. Andin masih luruh di lantai sambil terisak, lihat! gadis yang begitu kuat dan angkuhnya, kini dia sedang menangis tidak berdaya, dia terlihat begitu rapuh ... Edo berusaha memeluk Andin yang terlihat begitu rapuh, ketika tiba-tiba saja pukulan datang dari belakang tepat mengenai wajahnya, darah segar keluar dari ujung bibir Edo, pria itu mengusap bibirnya, Frans langsung mengangkat tubuh Andin yang terduduk lunglai di lantai, Edo merasa heran dengan tingkah sahabatnya, sungguh dia tidak rela gadisnya di sentuh pria manapun, matanya memerah, menatap marah ke arah Frans yang membobong Andin. "Turunkan Andin Frans! atau gue bakalan habisin lo!" teriak Edo penuh amarah. "Lo yang menjauh dari istri gue, atau loe bakalan gue bunuh karena berani menyentuh milik gue!" acam Frans tak kalah marahnya. Dua sahabat yang tadinya terlihat harmonis, kini seperti tersulut api permusuhan di antara ke duanya, masing-masing mempertahankan egonya sebagai lelaki. Frans membobong Andin, tanpa mempedulikan semua pasang mata yang memandang ke arahnya penuh tanya, mereka hanya menebak-nebak ada hubungan apa Andin Permana dan sang boss, Edo masih merasa shock mendengar Frans menyebut Andin sebagai istrinya, baginya itu semua seperti mimpi, tidak mungkin gadisnya melupakannya begitu saja, sejuta pertanyaan berkecamuk di kepalanya. *** Ternyata Frans membawa istrinya pulang ke rumah mewahmya, Andin masih menangis di pelukan Frans.. "Tidak, aku tidak ingin melihatnya, aku tidak ingin menemuinya, bawa aku pergi jauh dari sini Frans. Aku membencinya ..." Andin terus terisak di pelukan suaminya, sementara Frans bisa merasakan betapa rapuhnya seorang Andin, pria itu memeluk hangat istrinya ... "Sudahlah ... sampai kapan kamu akan menangis ... aku tidak tau apa masalahmu dengan Edo, tapi setidaknya lihatlah dirimu saat ini Andin, kamu adalah gadis yang kuat dan pemberani, berhentilah menangis, lupakan masa lalu, lanjutkan hidupmu! itulah yang terpenting ..." Frans membelai lembut rambut istri cantiknya. Ada perasaan hangat yang Andin rasakan, pelukan suaminya sedikit bisa menenangkan hatinya, gadis itu mengangkat kepalanya, dilihatnya lekat wajah pria tampan itu, wajahnya merah tersipu malu, ternyata dia baru sadar, siapa pria yang dia peluk, jantungnya berdetak kencang. "Ma—maaf," ucap gadis itu gugup dengan rona merah di wajahnya. "Inikah Andin yang sebenarnya, gadis metropolis yang terlihat sedikit urakan, ternyata aslinya seorang pemalu ..." gumam Frans dalam hati, dia begitu gemas melihat istrinya yang tersipu malu, ingin rasanya dia menerkam istrinya sekarang juga, andai suasananya mendukung. "Hei, kenapa harus minta maaf, sudah kewajiban aku melindungi kamu, karena kamu istriku, dan perlu kamu tau, aku tidak rela lelaki manapun menyentuh istriku!" ucap Frans penuh penekanan. Andin sedikit kaget dengan kata-kata Frans, bahkan dia sempat berpikir, Suaminya dari tadi malam kesambet mahluk apa? "Sudahlah ... istirah saja dulu, tenangkan pikiranmu, aku harus pergi sekarang." Frans menyelimuti tubuh Andin dengan penuh kesabaran. "Terimakasih Frans ..." ucap gadis itu tulus yang di balas dengan anggukan oleh Frans. Frans pergi meninggalkan Andin yang sudah sedikit tenang, ada beribu pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya mengenai Andin dan Edo. Dia tau, siapa orang yang harus memberinya penjelasan itu sekarang, dia memutar mobilnya menuju tempat yang ia maksud. **** Flash back Dua tahun lalu ... Seorang gadis berdiri dengan gugup di depan meja riasnya, hari ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu, setelah empat tahun lebih lamanya, mereka berpacaran. Akhirnya tiba saatnya dia menikah dengan pria yang begitu di cintainya, dengan berbalut kebaya warna putih, gadis itu terlihat begitu cantik dan anggun, seorang wanita cantik yang mirip dengannya, datang menghampirinya, memegang penuh sayang pundak gadis itu, kemudian gadis itu membalikan badannya, setelah mengetahui dari cermin siapa yang mendatanginya.. "Kakak ... aku gugup banget." Wanita yang di panggilnya kakak, tersenyum lembut kepadanya, dengan penuh kasih gadis itu membelai rambut adiknya. "Hei ... lihat! wajah kamu jadi jelek jangan cemas Andin, berbahagialah dengan Edo, dia juga sangat mencintaimu, jadilah istri yang baik untuknya. Kakak yakin kalian akan menjadi pasangan yang paling berbahagia." Imel berusaha menenangkan adiknya yang terlihat gugup, dia sebisa mungkin menutupi hatinya yang begitu hancur, karena sebenarnya, dia begitu mencintai laki-laki yang akan menjadi suami adiknya sekarang, tapi wanita itu sadar, Edo hanya mencintai adik cantiknya. "Terima kasih Kak, kakak adalah kakak Andin yang terbaik ..." Andin memegang tangan Imel penuh kasih. Hati Imel begitu hancur ketika adiknya berkata seperti itu, andai dia tau apa yang sudah terjadi antara Imel dan Edo, waktu mereka kuliah di Amerika, Imel yakin Andin akan begitu hancur, mengetahui kenyataan itu ... "Ehemm!! Sampai kapan kalian berdua terus berada di sini, lagian Andin nggak pergi jauh kok. Kamu juga masih bisa ketemu dia Sayang," Ucap Dewi kepada kedua putri cantiknya. "Msama ..." kedua putri cantiknya memeluk Dewi dengan hangatnya. "Sudah ayo keluar, keluarga mempelai sudah menunggu ..." ucap Dewi seraya menggandeng tangan Andin. *** Semua yang berada di ruangan itu terpana melihat kecantikan Andin, gadis itu berjalan anggun menuju tempat ijab kobul, di sana sudah berdiri pria tampan yang dari tadi tidak berkedip melihat kecantikan pengantin wanitanya, hatinya berdebar kencang, hari ini akhirnya tiba juga saatnya yang dia tunggu-tunggu, gadis yang begitu di cintainya akhirnya sebentar lagi akan resmi menjadi istrinya. "Kamu cantik banget sayang ..." Edo berbisik di telinga Andin, setelah gadis itu duduk disampingnya, mendengar pujian calon suaminya, Andin tersipu malu, membuat Edo semakin gemas dengan calon istrinya ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD