Hanya Dirimu!!

1002 Words
Edo terus mencumbuku, jujur, kadang dia mendesah menyebut nama kekasihnya, yang tidak begitu jelas. Walaupun aku tau, dia hanya menganggapku kekasihnya, aku tetap merelakan Edo menyentuh tubuhku, hingga malam itu kami bercinta, ku kuserahkan kesuciannku pada pria yang tak pernah mencintaiku, setelah bercinta dengannya akhirnya kami berdua tertidur. Pagi harinya, aku terbangun. Ku dapati pria idamanku tertidur pulas di sampingku, lihat! dia memang begitu seksi. Otak kotorku mulai mengingat kejadian tadi malam, aku tidak menyesal, aku bahagia bisa menjadi miliknya, uniknya dia seperti suka mencium bau tubuhku, tanpa membuka matanya dia merengkuhku ke dalam pelukannya, jantungku rasanya mau copot dari tempatnya, perlahan dia mulai membuka matanya. "Sayang, maaf ... atas kejadian tadi malam, aku akan segera minikahimu." Dia masih belum sepenuhnya sadar, pria itu membalikan tubuhku. "Imel! apa-apaan ini, kenapa kamu yang ada di sini? dan ini ada di mana? jangan bilang kalau kita telah melakukannya." Edo tampak sangat frustasi mendapatiku, yang tidur di sampingnya dalam keadaan toples, ternyata benar, dia menganggap aku kekasihnya, sungguh hancur hatiku waktu itu, melihat pria yang aku cintai menitikan air mata penyesalan, aku merasa bersalah, andai aku bisa mencegahnya, itu semua tidak akan terjadi. "Apa kita sudah melakukannya Imel?" Sambil berlinang air mata, aku mengangguk menjawab pertanyaan nya, ku lihat Edo menjambak rambutnya frustasi, dia begitu hancur. "Maaf, tidak seharusnya aku membuatmu seperti ini." Dia berkata lirih penuh penyesalan. "Hei, sudahlah ... ini Amerika Bro! s*x itu hal yang biasa." Aku berusaha menutupi perasaan ku yang hancur dengan bersikap biasa layaknya remaja Amerika. "Tidak Mel, ini yang pertama bagiku, lagian aku orang timur, aku masih menjunjung tinggi budaya timur, aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu." Edo benar-benar menyesali semuanya, dia pergi dari apartemen ku dengan perasaan hancur, setelah kejadian malam itu, aku tidak pernah lagi melihat Edo, aku begitu merindukannya, menurut kabar yang aku dengar Edo menyusul kekasihnya yang berada di London, bahkan dalam waktu dekat mereka akan segera menikah, aku tidak menyalahkan Edo, tentang semua kejadian malam itu, bagiku dia tetap laki-laki yang baik, aku tidak ingin dia hidup menderita dengan ku, aku ingin dia bahagia bersama kekasihnya, akupun memutuskan pulang ke Indonesia, Edoardo Emmanuel hanya masa laluku. Aku sudah tidak sabar untuk menemui adik kecilku yang cantik, kebetulan dalam waktu dekat ini dia juga memutuskan pulang dari London karena studinya sudah selesai, setidaknya aku bisa melupakan Edo, saat melihat semua tingkah konyolnya, mengejutkan bukan? si jenius Andin bisa menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 2 tahun, gadis kecilku yang sempurna. Dan yang paling membahagiakan adalah rencana pernikahan gadis kecilku, setelah menjalin hubungan selama empat Tahun, akhirnya gadis kecilku sebentar lagi akan menikah, jujur ... aku sendiri tidak tau siapa pangerannya itu, yang mampu meluluhkan hati gadis kecilku, siapapun dia, dia adalah pria beruntung. Akhirnya aku sampai juga di Rumah ku, mama dan papa begitu bahagia menyambutku pulang. Eitt ... tapi tunggu dulu, dimana gadis kecilku? ternyata dia sengaja mengagetkanku dari belakang, itulah kenapa aku selalu memanggilnya gadis kecilku, dia tidak pernah berubah, tingkahnya masih seperti anak kecil, tapi tunggu dulu, dia terlihat semakin dewasa dan cantik, hemm ... gadis kecilku yang sempurna, ternyata Andin sudah sampai rumah dulu sebelum aku, mama bilang dia pulang bersama calon suaminya, gadis kecilku memang beruntung..calon suaminya begitu mencintainya, tapi dalam hati, aku bersyukur ada seorang pria yang begitu mencintainya. Mama bilang, nanti sore Keluarga dari kekasih Andin akan datang melamarnya, semua orang sibuk melakukan persiapan, lihat! gadis kecilku tersipu malu, dia sangat bahagia, aku mendandaninya, hanya sedikit polesan saja dia terlihat begitu cantik, aku yakin calon suaminya bakal di bikin klepek-klepek. Saat yang di nantikan pun tiba, rombongan keluarga dari calon suami Andin sudah tiba, para asisten rumah tangga sibuk mempersiapkan segalanya, aku akan keluar bersama gadis kecilku, aku menggandeng tangannya, menuju ruang tamu, tapi tunggu dulu! aku seperti mengenal suara itu, benar saja ... jantungku rasanya mau copot. Bagaimana mungkin Edo tau rumahku, dan dimana calon suami adikku? bukan hanya aku yang merasa kaget, Edo juga. Tapi yang aku heran, pandangan Edo langsung beralih ke gadis kecilku, pandangan teduh yang penuh cinta, kagum dengan kecantikan gadis kecilku, aku masih bingung ... Andin mendekatinya, kemudian dengan penuh kasih, Edo membelai lembut rambut Andin. Aku diam mematung menyaksikan pemandangan itu. "Hai Imel, apa kabar?" sapa Edo membuyarkan lamunanku, sekaligus membuat ledakan di kepalaku. "Sayang, bagaimana mungkin kamu kenal sama Kakakku?" Adikku itu sama bingung nya seperti aku. "Tentu dong! dia 'kan satu kampus denganku, bukan begitu Imel?" Dia juga sama gugupnya seperti aku, akupun membenarkan Edo. Kenapa aku tidak peka, Edo juga pergi ke London untuk menemui kekasihnya yang tak lain adalah gadis kecilku, bahkan setiap libur semester Edi selalu berkunjung ke London, kakak macam apa aku ini, sudah dengan teganya tidur dengan calon suami adikku. Tidak! Edo tidak bersalah, demi gadis kecilku, aku akan menganggap Edo tidak pernah hadir dalam hidupku, tidak ada yang boleh menyakiti gadis kecilku termasuk aku. Akhirnya acara lamaran berjalan lancar, hari pernikahan di tetapkan.Satu minggu setelah acara lamaran tiba-tiba saja aku merasakan pusing di sertai mual luar biasa, aku pergi ke dokter, aku tidak ingin di hari pernikahan gadis kecilku aku sakit. Aku sudah bisa mulai menerima keberadaan Edo sebagai calon suami adikku, bahkan kami saling sapa seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami. Hingga dokter mengatakan aku hamil, usia kandunganku dua minggu, aku hancur! masa depanku hancur, aku tidak mungkin mempertahankan janin ini, aku juga tidak mungkin menggugurkannya, jujur ... aku sudah mencintai janin ini, aku bingung. Tidak mungkin aku berterus terang, bagaimana nasib gadis kecilku nanti, aku hanya ingin memastikan pernikahan mereka berjalan lancar. Biarlah aku pergi bersama calon bayiku, aku berharap hanya aku yang mengetahui semua ini. "Edoo.!!!" Dewi dan Hendra terkejut mendengar teriakan Andin, dengan penuh amarah Andin pergi, tanpa mempedulikan teriakan ke dua orang tuanya, cinta nya yang begitu besar kepada Edo, seketika itu juga berubah menjadi kebencian yang luar biasa, Andin menuju garasi dan mengeluarkan mobil sport kesayangannya, kemudian dia melajukan mobilnya menuju rumah Edo, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, tanpa mempedulikan keselamatannya, hatinya hancur, rasa bersalah kepada sang kakak selalu berniang niang di kepalanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD