Meet Again

1180 Words
Andin masih senyam senyum mengingat kekonyolan nya tadi , dia tidak habis pikir kenapa dia bisa senekat itu dengan seorang cowok, apalagi dengan seseorang yang baru Ia kenal. Tidak seharusnya Dia bertingkah seperti wanita m*rahan.Tapi entah kenapa baginya Frans sangat berbeda dengan cowok pada umumnya, yang selalu tergila- gila dengan kecantikannya. Sudah 2 Tahun semenjak pernikahannya dengan tunangannya gagal, belum pernah dia sedekat itu dengan laki laki, tapi hari ini dia sendiri yang berani menggoda laki laki tersebut, sungguh di luar dugaannya. Andin terus melajukan mobilnya menuju tempat dimana dia akan bertemu dengan teman teman semasa SMA nya. Sementara itu, Frans melajukan mobil sportnya untuk menjemput Nisa di rumahnya, sesibuk apapun dia, kebahagiaan pasangannya adalah sebuah prioritas baginya, Nisa adalah satu satunya cewek yang mampu menahlukan hatinya, dia sendiri tidak menyangka kalau pertemuannya dengan Nisa akan berlangsung indah seperti ini, gadis yang lembut, penuh pengertian serta penyayang.Menikahi Nisa dan hidup bahagia bersama Nisa adalah sebuah impiannya saat ini, dia akan bersyukur sekali jika kelak Nisa bersedia menjadi pendamping hidupnya seumur hidup. Tanpa terasa, mobil yang di tumpangi Frans sudah sampai di depan pekarangan Nisa, dari kejauhan tampak Nisa sudah menunggu kedatangannya.Mobil Frans berhenti tepat didepan Nisa berdiri menunggu nya. "Hai Sayang, sudah lama nunggunya?" Frans membuka pintu mobil seraya berjalan mendekat ke arah Nisa. "Ehm ... lumayan Sayang, apa kamu sudah makan Sayang?" Nisa menyambut kedatangan Frans, seraya bergelayut manja di tangan Frans. "Belum sih, tapi aku berencana makan siang bareng sama kamu Sayang, gimana kalau sebelum pergi kita makan siang dulu di restoran favorit kamu." "Ehm... kayaknya nggak sempet deh, gimana kalau kita makannya di mall aja, secara aku kan mau ngajakin kamu shopping di Mall Sayang, kalau makan di luar nanti kamu nggak keburu balik lagi ke kantor, gimana..kamu mau kan sayang " Seraya mengalungkan tangannya ke leher Frans, Nisa berusaha membujuk Frans agar mau mengikuti keinginannya. "Ya udah, kalau mau kamu kayak gitu, aku nurut aja deh, yang penting kamu seneng sayang."Frans mengiyakan seraya mencubit pucuk hidung Nisa. Nisa melepaskan tangannya dari leher Frans, kini dia berjalan menuju mobil yang diikuti Frans dari belakang. "Ayo kita berangkat sayang, nanti nggak keburu" Nisa masuk kedalam mobil. "Siap tuan putri ..." Frans sudah bersiap mengemudikan mobilnya menuju Mall yang terbesar dan termegah di Jakarta. Tanpa terasa mobil yang dikendarai Frans sudah sampai di tempat parkiran Mall yang mereka maksud. Nisa berusaha melepas seat belt yang ia kenakan, begitu juga dengan Frans. Nisa sudah tidak sabar ingin segera masuk kedalam Mall tersebut, Frans hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah kekasihnya, yang begitu antusias untuk segera masuk kedalam Mall. Frans dengan sabarnya berjalan ke arah samping mobil untuk membukakan pintu untuk sang kekasih tercinta sembari mengulurkan satu tangannya. Nisa menyambut tangan Frans seraya menggandeng tangan kekasihnya dengan manja. "Terima kasih Sayang ..." Nisa merasa tersanjung dengan perlakuan Frans yang selalu manis dan romantis."Don't mention it Honey ..." Seraya mengerilingkan satu matanya ke arah Nisa, satu tangan Frans menarik pinggang langsing Nisa sehingga membuat tubuh Nisa menyatu dengan tubuhnya. Kini mereka berhadapan begitu dekat, sambil sedikit menunduk, Frans mengangkat dagu Nisa kemudian dia melumat bibir merah itu dengan lembutnya, cukup lama, mereka tenggelam dalam ciuman panas mereka, hingga Frans sedikit mendorong tubuh Nisa untuk mengakhiri ciuman panas mereka, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, meskipun tempat parkir tersebut cukup sunyi, bukan tidak mungkin ada yang memergoki mereka berdua. Dengan merangkul tangan Frans, Nisa berjalan masuk ke dalam Mall. Sesampainya di dalam Mall, Nisa merasa risi dengan pandangan para gadis yang menatap kekasihnya dengan tatapan yang menurutnya sangat menjijikan, sesekali Frans melirik kekasihnya yang menurutnya sangat menggemaskan jika sedang cemburu. Bruakk!! Tiba tiba seseorang menabrak tubuh Frans dari belakang. "Maaf Mas, saya nggak sengaja." Wanita tersebut berusaha meminta maaf kepada Frans sembari berjongkok untuk memunguti berang barangnya yang tercecer. Frans menoleh ke arah sumber suara tersebut untuk memastikan siapa yang telah menabraknya. "Lusi? kamu Lusiana kan? hei ... kapan kamu pulang ke Indonesia? aku dengar kamu menetap di Amerika." "Frans? Frans Adiguna!! hei, apa kabar kamu ganteng?" Ternyata gadis yang menabrak Frans adalah Lusiana teman semasa kuliah nya di Amerika dulu.Entah keperluan apa, yang membuat gadis cantik itu kembali ke Indonesia, sepengetahuan Frans Lusi telah menetap di Amerika merintis bisnis fashion bersama temannya. Lusi mengulurkan tanganya yang disambut hangat oleh Frans, mereka berjabat tangan dan saling berpelukan setelah sekian lama sejak kelulusan mereka tidak bertemu lagi. "Frans, kamu makin ganteng aja, gimana kabar kamu? apa yang membuat kamu betah disini," Lusi berkata seraya meninju d**a bidang Frans. "Kabarku baik baik aja, kamu itu- nggak berubah y, masih kayak dulu, ceroboh." "Yee .... tadi kan nggak sengaja, kamu aja yang jalannya pelan banget." Frans yang merasa kesal dengan jawaban Lusi, langsung mengancak acak rambut Lusi seraya mencubit pipinya. "Ehemm!!" Nisa yang merasa di cuekin berdehem untuk menghentikan aktifitas ke dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu , mereka berdua memandang ke arah Nisa. Frans mendekat ke arah Nisa dan merangkul pinggang kekasihnya. "Oh ya ... Lusi, kenalin ini Nisa calon istri aku, dan Sayang, kenalin ini Lusi, sahabat terkonyol aku semasa kuliah di Amerika." "Hai Nisa, senang bertemu dengan kamu, by the way. kamu hebat lho bisa meluluhkan si gunung es kayak Frans, padahal dulu fans nya banyak banget lho! tapi satupun gak ada yang nyantol di hatinya." Lusi menjabat tangan Nisa seraya melempar senyum termanisnya. Nisa menyambut uluran tangan Lusi dengan senang hati. "Hai Lusi, senang bertemu dengan mu, semoga kamu ngerasa betah di Indonesia ya, well come home." Tiba tiba dari arah kejauhan terdengar suara kegaduhan dari arah Food Court. Ketiganya berlari ke arah sumber suara tersebut. Frans tercengang melihat kejadian tersebut, sungguh pemandangan yang luar biasa, dari belakang tampak seorang gadis seksi sedang menghajar seorang pria, dengan cekatannya dia memukul dan membanting pria yang berbadan kekar dengan mudahnya, jika di bandingkan dengan ukuran tubuhnya yang mungil, mustahil jika seorang gadis mungil dengan mudahnya membanting tubuh sebesar itu. Wanita itu berdiri dengan angkuhnya, sambil menepuk nepuk kedua telapak tangannya seraya ada sisa debu di kedua tangannya. "Lain kali jaga tingkah laku kamu, tidak semua wanita itu m*rahan, ingat itu!" bentak wanita itu seraya memalingkan badannya.Laki laki yang sudah babak belur itu berusaha bangkit dan di bantu oleh kedua temannya, yang hanya bisa bengong melihat itu. "Sial! lain kali aku balas berbuatan kamu." Pria itu bergumam dalam hati seraya melihat wanita tersebut dengan penuh dendam. Duarrrr!!!!! Seraya di sambar petir disiang bolong, Frans sangat terkejut dan shock melihat siapa cewek yang sudah menghajar pria tersebut habis habisan di depan umum. Bahkan ketika gadis itu berlari ke arahnya dia masih melongo tidak percaya, gadis yang baru tadi siang datang kekantornya yang bertingkah seperti cewek bar, dan berusaha menggodanya, si bar bar Andin Permana? siapa sangka dia mampu menghajar pria berbadan tegap, cewek aneh penuh misteri. Itu semua membuat kepala Frans pusing. Frans merasa serba salah dan takut jika Nisa salah paham kepadanya, dia sedikit mundur dan berusaha menghindar ketika si bar bar Andin berlari ke arahnya, seraya akan memeluknya, tapi semua itu salah. Andin berlari ke arah Lusi dan memeluknya dengan erat. Lusi membalas pelukan tersebut dengan hangat... wait to the next episode...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD