Tom and Jerry

1076 Words
Flashback Hari ini Andin berencana untuk menemui sahabatnya sekaligus sepupunya yang sudah lama tidak bertemu dengannya.Lisa, sahabat sekaligus sepupu Andin yang selalu ada untuknya, setelah 2 tahun tidak bertemu mereka sepakat bertemu di sebuah Mall bersama teman teman satu gengnya semasa SMA. Di tengah perjalanan, telepon Andin berdering, ternyata itu panggilan dari papa nya. "Ya, hallo Pa, ada apa?"Andin terus melajukan mobilnya. "Sayang, kamu bisa nggak bantuin Papa, tolong kamu pergi ke kantor Adiguna Group, kamu temui pimpinannya, namanya Frans Adiguna." "Tunggu sebentar Pa, ini ada apa ya? kenapa Papa tiba tiba minta Andin untuk nemuin Frans Adiguna? jangan bilang y, kalau Papa mau jodohin aku sama laki laki itu." "Ya ampun sayang, Papa tu lagi nggak ada waktu buat ngejodohin kamu saat ini, Papa cuman pengin, kamu menanyakan kepada pimpinan Adiguna Group, kenapa dia tiba-tiba menghentikan proyek secara sepihak, tolong kamu urusin ini ya Sayang, Papa percaya padamu." "Tapi pa, hallo ... hallo ...!" Tiba-tiba telepon langsung ditutup oleh papanya. "Ya ampun ... Papa ini, selalu kayak gini, nyuruh nyuruh orang suka hati sendiri, lagian kenapa si Frans membatalkan kerja sama kami suka hati dia sendiri, emang siapa dia? huh!!" Andin terus mengomel tidak karuan, sambil sesekali dia memukul kemudinya, sungguh ini hari yang menyebalkan, sedangkan di sisi lain dia sudah tidak sabar untuk segera menemui sepupu kesayangannya. Andin memutar mobil nya untuk menuju kantor Adiguna Group. Sesampainya di depan gedung yang sangat megah itu Andin memarkirkan mobilnya di halaman kantor, tanpa berpikir panjang, Andin langsung masuk kedalam gedung megah tersebut. Hal pertama yang ada di pikirannya adalah resepsionis. Ya, dia langsung bertanya kepada resepsionis cantik itu. "Selamat Siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?" "Selamat Siang juga Mbak, maaf ... apa pak Frans Adiguna ada di ruangannya? hari ini saya sudah ada janji dengan Beliau.Oh ya, ruangan beliau ada di sebelah mana?" Tanpa berpikir panjang resepsionis tersebut memberitahukan kepada Andin dimana letak ruangan Frans. Andin langsung menerobos masuk ke dalam ruangan yang di ikuti Riska dari belakang, karena tanpa ijin siapapun, Andin langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Frans, saat itulah terjadi perselisihan kecil antara Andin dan Frans, setelah merasa puas mengerjai Frans, Andin pergi dari kantor Frans dengan mengendarai mobil sportnya menuju tempat janjian dengan sepupunya, sekaligus teman temannya semasa SMA, begitu sampai di Mall, Andin langsung berjalan menuju Food Court tempat ia dan teman temannya janjian, sesampainya di depan Food Court tiba tiba langkah Andin terhenti, 5 orang pemuda menghadangnya, Andin tetap cuek mendapat perlakuan seperti itu, dia terus maju untuk melangkahkan kakinya. Tapi sayang, salah satu pemuda di antara mereka, meremas b*kong Andin, mendapat perlakuan seperti itu membuat darah Andin mendidih , kedua tangannya mengepal, karena menahan amarah. Tapi tidak dengan pemuda itu ,dia merasa bangga dengan tingkahnya. Bughh!!! Sebuah pukulan yang begitu keras mendarat di pipi pemuda itu, darah segar keluar dari mulut nya. "Sial!!! dasar j*lang!" pemuda itu mengumpat sembari memegang pipinya yang terasa sakit, dia memandang penuh amarah ke arah Andin, pemuda itu mengangkat tangannya dan siap membalas pukulan Andin, tapi dengan gesitnya Andin menarik tangan pemuda itu dan dengan sigapnya dia membanting tubuh kekar itu. Flashback off "Lusi!! aku kangen banget sama kamu." Andin berlari seraya memeluk Lusia, tapi yang dipeluk masih melongo melihat adegan itu. "Andin!! kamu masih nggak berubah, kamu bikin aku jantungan tau, gimana kalau kamu kenapa kanapa, gimana kalau kamu terluka, gimana kalau kamu bla bla bla ...." Lusi mencerca Andin dengan seribu pertayaan, dia memang begitu menyayangi sepupunya yang konyol ini, walau bagaimanapun dia tidak ingin terjadi sesuatu dengan sepupu tercintanya. Frans hanya menepuk keningnya, dia masih tidak percaya dengan adegan tadi, bagaimana mungkin seorang cewek bertubuh langsing seperti Andin bisa sekuat itu. "Kamu tau aku kangen banget sama kamu, makanya dari bandara aku langsung kesini, karena aku pengin ngasih kejutan sama kamu, tapi kejutannya batal, gara gara Ria keceplosan ." Lusi memonyongkan bibirnya, kerena merasa rencananya gagal. "Ha ... ha ... ha ... makanya kalau mau buat planing jangan bilang bilang Ria, tapi tenang aja ini tetep kejutan buat aku kok." Andin merasa bahagia karena hari ini dia bisa menemui sepupunya itu. "Ehemm!!" Frans merasa seperti obat nyamuk berdiri di antara mereka. "Eh, Andin ... kenalin, ini sahabat aku waktu kuliah di Amrik. Namanya Frans, dan ini calon istrinya Nisa." Lisa memperkenalkan sahabat nya kepada Andin. "Eh tunggu sebentar ... kayaknya aku pernah ketemu, tapi di mana ya ...," ucap Andin dengan songongnya, seraya mengingat siapa Frans. "Eh, tunggu sebentar, gadis ini amnesia atau apa? padahal baru pagi tadi dia meluk aku, sekarang sudah lupa? tapi tunggu dulu, kalau dia nggak ingat aku, berarti aku nggak perlu mengkhawatirkan tentang Nisa." Frans dalam hati bersyukur, karena cewek itu tidak mengingat siapa dia. Andin menjabat tangan Nisa dan kemudian menjabat tangan Frans. "Oh iya, kamu Frans Adiguna 'kan? pimpinan Adiguna Group." "Mati aku, kalau si bar bar ini sampai ngomong kejadian tadi pagi...,"gumam Frans dalam hati. Pria itu nampak membalas jabatan tangan Andin, setelahnya meremas tangan Andin. Dia mengerlingkan satu matanya seraya memberi isyarat kepada Andin, untuk tidak menceritakan kejadian tadi pagi. Andin merasa heran dengan kerlingan mata Frans. "Kenapa pria ini jadi genit kayak gini? dasar cowok!semua sama," gerutu Andin dalam hati. "Oh ya, Andin, Lisa, aku ketoilet sebentar ya ...." Nisa undur diri untuk pergi ke toilet, dia merasa kurang senang dengan pertemuan ini. "Apa perlu aku temenin sayang?" Frans menawarkan diri untuk Nisa. "Nggak perlu kok sayang, aku bisa sendiri." Nisa berlalu seraya mengecup bibir Frans. "Dasar cowok lebay, huh!!" Andin merasa muak dengan tingkah ke dua sejoli itu yang menurutnya terlalu lebay, Frans yang mendengar gerutuan Andin merasa tidak terima di katakan Lebay, menurutnya itu wajar . "Eh tunggu sebentar Nona, tadi kamu bilang aku lebay? kamu pikir aku tidak tau, kalau sebenarnya kamu merasa cemburu dengan kemesraan kami 'kan?" "Apa! kamu bilang aku cemburu? emang kamu siapa nya aku? kenapa juga aku harus cemburu sama cowok hidung belang kayak kamu." Andin merasa tidak terima dengan ucapan Frans tadi. "Hei ... jaga mulut kamu ya, nona Andin Permana, aku bukan cowok hidung belang seperti yang kamu bilang tadi, jelas jelas kamu yang menggoda aku tadi pagi, kamu pikir aku bakalan tertarik sama model cewek kayak kamu,dasar bar bar!" ucap Frans tak kalah ketusnya. "Huh! dasar si hidung belang, masih saja nggak ngaku, padahal kan tadi kamu baru aja mengerlingkan mata yang satu ke arah aku, kalau bukan hidung belang itu apa namanya? padahal ada calon istrinya ." Frans kembali menepuk keningnya, ternyata tanda isyaratnya di artikan lain oleh Andin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD