Edo membalikan tubuh Andin, kedua tangan kekarnya memegang wajah Andin, agar gadis itu mau menatap wajahnya, tidak di pungkiri Andin masih merindukan sosok laki laki yang dulu sangat berarti dalam hidupnya, Andin menundukkan wajahnya, dia tak kuasa melihat wajah Edo, bayang-bayang saat Edo bersamanya dulu, saat pria itu selalu membuat nya menjadi wanita paling bahagia karena cintanya yang begitu besar hingga tiba-tiba bayangan saat kakaknya mengakhiri hidupnya muncul kembali dalam benaknya, demi menjaga hubungannya dengan Edo tetap utuh, Imel mengorbankan hidupnya dan calon janinnya, Andin bingung, entah siapa yang berhak di hukum, dia sadar betul, bahwa Edo tidak sepenuhnya bersalah, jujur saja, rasa cintanya pada Edo tidak pernah memudar, walau dengan sekuat tenaga dia berusaha menghancu