Episode 3

874 Words
"Mana hasil kelompok kalian?" Bu Suci memukul meja dengan rotan semeter ditangannya. "Tadi udah mau siap Bu,hanya aja...Itu,anu, tadi,Ciko," "SAYA TIDAK BUTUH PENJELASAN!!" Brrrrrrrrr... Devany terpaku! Dia susah berpikir karna terlalu ketakutan. Dasar kunyuk sialan! Udah tadi ngancurin vas gue,gak datang pula untuk mempertanggungjawabkan. Awas aja ya,gue gak bakalan nyakapi tuh cowok lagi.TITIK! TOK....TOK... TOK.. "Permisi Bu," seseorang dari arah pintu tersenyum lebar sambil membawa sebuah plastik kresek berwarna hitam. "Masuk!" Ucap Bu Suci mengintimidasi. Mata Devany terbelalak sewaktu Ciko datang menghampirinya. "Nih,hasil kerja kelompok kita yang semalam! Lo lupa bawa." Ucapnya sambil bermain mata lalu memberikan barang Itu. Devany membukanya dan menemukan sebuah vas bunga cantik yang terbuat dari stik es krim dan sudah diwarnai. "Nah,begini yang saya mau. Sini,biar ibu nilai." Kata Bu Suci begitu bahagia. Mungkin baru kali ini siswanya membuat kerajinan sesuai keinginan hatinya. "Iya Bu," ucap mereka serentak. Setelah itu Bu suci keluar. Kelas yang semula hening lama-kelamaan makin ribut. Devany yang masih belum sadar akan kenyataan masih terbelongo melihat vas itu. Ciko tersenyum simpul seraya merangkul Devany. "Gue udah pernah bilang ke lo kalau gue itu gak bakalan pernah ninggalin Lo." Devany diam. "Gue juga pernah bilang kalau gue itu bertanggungjawab." Krikk... Krikk Devany tetap diam. "Gue pernah bilang kalau gue itu orangnya gak pelit dan gak nakal." Devany tetap diam tanpa melihat ciko sedikitpun. Ciko yang semula bangga menjadi hening seketika. "Elo kenapa?Elo sempet di pukul tadi?Ada yang sakit?" Telapak tangannya mendarat di kening Devany. Devany tampaknya tidak suka. Matanya merah dan mengancam. "AWAS TANGAN LO!" ucapnya vokal. "Elo kenapa sih? Kok lain gitu?" Ciko bertanya dengan polos. "Gue lagi malas ngomong. Pergi lo!" Jawab Devany setengah marah. "Loh,gak boleh gitu dong sayang, gue kan udah ada usaha,yang--" Prakkk Tangan Ciko berputar sewaktu dia mau merangkul Devany. Devany hanya diam, sedangkan Ciko berteriak kesakitan. "Lepasin gue,Lo kayak pembunuh tau," "Pergi!" Ciko kebingungan melihat sikap dingin Devany. Gak biasanya dia begini. Devany duduk dan membiarkan vas itu ditepi mejanya. Ia lalu membuka buku tanpa menghiraukan Ciko didepannya. "Kok elo jadi-" "PERGI!! GUE BILANG PERGI!" Suara Devany begitu misterius. Tak tau entah apa yang ada di pikiran Ciko, tiba-tiba dia mencubit pipi kanan Devany. Membuat gadis itu sontak marah. "Gue capek nyuruh orang gak berotak macam Lo,arrrgghhh" pekiknya kuat. Ciko yang terkejut bukan main langsung pergi. Satu pertanyaan yang belum tuntas di kepalanya. "Devany kenapa yah?" Sebuah pertanyaan bodoh yang orang-orang udah tau jawabannya.                         Setelah pulang sekolah,Ciko kembali kekelas untuk mengambil tasnya. Matanya seketika terbelalak dan jantungnya seakan tak berdetak sewaktu melihat vas yang dibelinya tadi masih berada seorang diri di meja Devany. Tanpa tersentuh sedikitpun. "Kenapa ditinggalin disini? Devany kenapa ya??""Mana hasil kelompok kalian?" Bu Suci memukul meja dengan rotan semeter ditangannya. "Tadi udah mau siap Bu,hanya aja...Itu,anu, tadi,Ciko," "SAYA TIDAK BUTUH PENJELASAN!!" Brrrrrrrrr... Devany terpaku! Dia susah berpikir karna terlalu ketakutan. Dasar kunyuk sialan! Udah tadi ngancurin vas gue,gak datang pula untuk mempertanggungjawabkan. Awas aja ya,gue gak bakalan nyakapi tuh cowok lagi.TITIK! TOK....TOK... TOK.. "Permisi Bu," seseorang dari arah pintu tersenyum lebar sambil membawa sebuah plastik kresek berwarna hitam. "Masuk!" Ucap Bu Suci mengintimidasi. Mata Devany terbelalak sewaktu Ciko datang menghampirinya. "Nih,hasil kerja kelompok kita yang semalam! Lo lupa bawa." Ucapnya sambil bermain mata lalu memberikan barang Itu. Devany membukanya dan menemukan sebuah vas bunga cantik yang terbuat dari stik es krim dan sudah diwarnai. "Nah,begini yang saya mau. Sini,biar ibu nilai." Kata Bu Suci begitu bahagia. Mungkin baru kali ini siswanya membuat kerajinan sesuai keinginan hatinya. "Iya Bu," ucap mereka serentak. Setelah itu Bu suci keluar. Kelas yang semula hening lama-kelamaan makin ribut. Devany yang masih belum sadar akan kenyataan masih terbelongo melihat vas itu. Ciko tersenyum simpul seraya merangkul Devany. "Gue udah pernah bilang ke lo kalau gue itu gak bakalan pernah ninggalin Lo." Devany diam. "Gue juga pernah bilang kalau gue itu bertanggungjawab." Krikk... Krikk Devany tetap diam. "Gue pernah bilang kalau gue itu orangnya gak pelit dan gak nakal." Devany tetap diam tanpa melihat ciko sedikitpun. Ciko yang semula bangga menjadi hening seketika. "Elo kenapa?Elo sempet di pukul tadi?Ada yang sakit?" Telapak tangannya mendarat di kening Devany. Devany tampaknya tidak suka. Matanya merah dan mengancam. "AWAS TANGAN LO!" ucapnya vokal. "Elo kenapa sih? Kok lain gitu?" Ciko bertanya dengan polos. "Gue lagi malas ngomong. Pergi lo!" Jawab Devany setengah marah. "Loh,gak boleh gitu dong sayang, gue kan udah ada usaha,yang--" Prakkk Tangan Ciko berputar sewaktu dia mau merangkul Devany. Devany hanya diam, sedangkan Ciko berteriak kesakitan. "Lepasin gue,Lo kayak pembunuh tau," "Pergi!" Ciko kebingungan melihat sikap dingin Devany. Gak biasanya dia begini. Devany duduk dan membiarkan vas itu ditepi mejanya. Ia lalu membuka buku tanpa menghiraukan Ciko didepannya. "Kok elo jadi-" "PERGI!! GUE BILANG PERGI!" Suara Devany begitu misterius. Tak tau entah apa yang ada di pikiran Ciko, tiba-tiba dia mencubit pipi kanan Devany. Membuat gadis itu sontak marah. "Gue capek nyuruh orang gak berotak macam Lo,arrrgghhh" pekiknya kuat. Ciko yang terkejut bukan main langsung pergi. Satu pertanyaan yang belum tuntas di kepalanya. "Devany kenapa yah?" Sebuah pertanyaan bodoh yang orang-orang udah tau jawabannya.                         Setelah pulang sekolah,Ciko kembali kekelas untuk mengambil tasnya. Matanya seketika terbelalak dan jantungnya seakan tak berdetak sewaktu melihat vas yang dibelinya tadi masih berada seorang diri di meja Devany. Tanpa tersentuh sedikitpun. "Kenapa ditinggalin disini? Devany kenapa ya??"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD