BAB 2 : KETEMU LAGI

2326 Words
SELAMAT MEMBACA  ***  "Papa dengar kamu kehilangan uang milyaran rupiah hari ini." Seorang laki -laki paruh baya dengan stelan jas mahal nya muncul dari balik pintu ruangan Rehan yang ternyata adalah papa nya, Arta Collin, dia melihat Rehan tengah duduk dengan wajah nya yang kusut. "Kalau Papa datang cuma mau menertawakan Abang mending Papa pulang," Rehan menjawab dengan ketus. "Hahahahahha, lihat ternyata Papa lebih hebat dari kamu Bang. Papa tidak pernah kehilangan uang cuma karena kesiangan." "Dasar nya memang si Johan k*****t, sok sibuk. " "Hahahaha Rehan Rehan ternyata kamu belum faham kalau waktu itu adalah uang." "Papa tenang saja, Abang akan cari orang lain yang akan kasih uang lebih banyak dari si Johan itu ... " Rehan kesal, Papa nya menertawaknnya atas kegagalan proyek yang dia alami pagi tadi dan ini gara -gara insiden di jalan tadi. "Hei ada apa ini, sepertinya Mama ketinggalan berita?" Tiba - tiba muncul perempuan paruh baya yang cantik dari balik pintu, yang ternyata adalah Mama Ana. "Rehan menghilangkan calon uang Papa Ma," Papa Arta yang bersuara. "Maksud nya?" Mama Ana duduk di samping suaminya. "Tanya aja sama anak Mama ini, di kemanakan uang Papa ..." "Ini gara - gara perempuan aneh tadi pagi ..." "Perempuan siapa, pacar mu Bang, mana, sini kenalin sama Mama..." "Pacar apaan sih Ma, gara - gara perempuan aneh yang nyebrang sembarang tadi, aku jadi terlambat. Emang sial itu perempuan awas kalau ketemu lagi ..." Rehan semakin kesal saja, emosi nya benar - benar buruk hari ini. "Cantik nggak orang nya? " "Apaan sih Mama ini, udah sana pulang ngapain juga pada disini. Mending pada pulang deh dari pada bikin emosi ..." "Kenapa kamu ngusir - ngusir Papa, ya suka - suka Papa kalau mau kesini. Kantor juga punya Papa," jawab Papa Arta cuek. "Iya, suka - suka Mama juga, kantor juga punya suami Mama ..." "Terus Mama sama Papa mau ngapain sih, mau seharian ngrecokin Abang? Mau ngetawain Abang terus?" "Kamu kok gitu sih Bang, Mama sama Papa cuma mampir bentar habis kamu lama nggak pulang Mama sama Papa mau ke Bandung." "Mama mau ngapain ke Bandung?" "Ada acara, ya kan Pa, sekalian liburan ..." "Hemm, iya dong Ma. Kita kan banyak waktu sekarang," Papa Arta menjawab "Nggak usah sok mesra gitu deh, bikin eneg tau nggak?" "Alah bilang aja iri, makanya cari istri sana kamu itu udah tua Bang mau sampai kapan sendiri terus, Rara aja udah punya anak. Lha kamu apa kabar? Jangan kan anak pacar aja nggak ada. Malu dong sana sandal jepit Mama, sandal Mama aja punya pasangan masa kamu nggak.." Selalu seperti itu, mama Ana selalu mengolok -olok status putra nya, dimana ada kesempatan dia selalu mencari celah menyuruh putra nya untuk menikah.  Bahkan mama Ana sampai bosan memgenalkan perempuan -perempuan ke pada Rehan tapi tidak ada yang pernah berhasil menarik perhatian putra nya. "Kenapa sih? Mama terus aja nyuruh Rehan nikah. Rehan itu masih muda Ma, nanti nggak di suruh pun kalau jodoh nya udah ada Rehan kenalin ke mama. " "Terus aja gitu, sampai adik kamu anak nya lima juga kalo kamu nggak cari ya nggak bakal ada yang kamu kenalin ke Mama." Mama Ana mencibir jawaban putra nya. "Terserah Mama ..." Rehan frustasi, dia tidak pernah bisa menang ketika beradu argumen dengan mama nya. "Atau mau Papa kenalin sama anak teman Papa, mau nggak Han, dia cantik lhooo." Papa Arta ikut nimbrung dalam obrolan anak dan istri nya . "Nggk usah Pa, aku bisa cari sendiri..." "Ayo Ma, kita berangkat nanti keburu siang macet ..." Papa Arta berdiri bersiap pergi. "Oiya bang Mama hampir lupa, nanti tolong kamu datang ke restoran tempat Mama pesan makanan buat acara lusa ya, tadi Mama lupa nggak bawa uang cash Mama udah janji mau bayar siang ini. Tapi Mama mau pergi ke Bandung, tolong ya nak nanti kamu bayarkan .." "Ya. Nanti Mama kirim aja alamat nya," jawab Rehan singkat. "Makasih sayang, kamu terbaik.  Yaudah Mama pergi dulu ..." Akhir nya mama Ana dan papa Arta pergi, meninggalkan Rehan yang tengah gondok hati nya. **** Rehan memasuki  restoran yang di beritahukan oleh mama nya tadi,  sebenar nya dia sangat malas datang tapi karena mama nya yang meminta dia tidak bisa menolak permintaan nyonya besar . "Selamat datang Tuan, ada yang bisa kami bantu ... " Rehan mengahampiri seorang kasir yang terlihat tengah mencatat sesuatu di note kecil . "Saya mau membayar pesanan mama saya," jawab Rehan. "Kalau boleh tau, atas nama siapa Tuan?"  Tanya petugas kasir itu dengan ramah. "Ana Collin." "Mohon tunggu sebentar Tuan." Setelah menyelesaikan p********n dengan kasir, Rehan segera pergi dari tempat itu. Sampai di parkiran, tak sengaja pandangannya menemukan sebuah obyek yang menarik. Perempuan yang sukses membuat emosi nya naik seharian tadi baru saja keluar dari restoran yang sama dengan yang dia datangi tadi. ***** Dita memutuskan untuk segera pulang, pikirannya benar - benar tidak fokus. Tujuannya hanya pulang dan tidur. Tiba - tiba ada yang menahan tangannya, dengan sigap dia menghidar namun rupa nya yang menarik tangannya lebih ahli, hingga bukannya terlepas Dita justru berakhir dalam kungkungan tangan seseorang. Begitu melihat siapa yang menarik nya, Dita sangat terkejut. Ternyata tuhan sedang tidak berpihak padanya, doa yang selalu di lafalkan sedari tadi tidak di kabulkan oleh tuhan. "Kenapa takut seperti itu, kamu takut atau terkejut?" Ternyata yang menarik Dita adalah Rehan. "Tolong lepaskan saya." Dita memohon dengan suara nya yang pelan. "Kemana kamu yang tadi teriak - teriak hemmm?" "Tolong Pak, tolong lepaskan saya. Bapak mau apa?" "Bapak, heii kamu kira saya nikah sama Mama kamu. Saya mau buat perhitungan sama kamu.” "Apa salah saya Pak?" Dita masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan tangan Rehan. "Lucu sekali, entah kamu ini bodoh atau apa. Gara - gara  kamu tadi pagi nyebrang nggak pakai mata, saya rugi banyak.  Mobil saya rusak, dan saya kehilangan proyek besar. Saya rugi milyaran rupiah, dan kamu harus tanggung jawab .." jawab Rehan dengan tatapan nya yang tajam . "Wahhh Cinta Laura .... " Dita tiba - tiba berteriak. Sepontan Rehan menoleh ke belakang. Saat itu lah Dita menggunakan kesempatan untuk kabur. "Heiii jangan kabur kamu, urusan kita belum selesai ... " Rehan berteriak keras , memanggil Dita yang terus berlari tanpa menoleh kebelakang lagi . "Siallll ......." Rehan berteriak marah di tempat nya .   **** DITA POV Ohh shittt setibanya di apartemen aku segera melempar sepatu yang seharian ini benar - benar menyiksaku. Rasanya aku akan meledak karena merasa sangat kesal dengan pakaian yang melekat di badan ku hari ini ralat maksud ku beberapa hari ini. Aku bahkan melihat pantulan tubuh ku di kaca benar - benar menjijikan, lihat baju warna pink bunga - bunga yang sangat menggelikan, dan apa ini seharian ini aku harus menggerai rambut yang membuat ku merasa sangat marah ini adalah kesialan yang tiada tara sepanjang hidup ku dasar sahabat - sahabat sesat. Dari pada marah - marah tidak jelas lebih baik aku Tidur, tidur di kamar setelah seharian kerja , itu adalah hal yang membahagiakan menurut ku apalagi yang ingin kulakukan selain tidur ini . Kring ....... kring .......... "Haloooo ..." Aku bahkan berteriak, merasa jengkel melihat nama penelpon. Tersangka kesialan ku beberapa hari ini, maksud ku satu bulan kedepan . "Ta kita ada di depan, keluar dehh buruan ...." Terdengar suara ribut dari sebrang sana, mau apa lagi mereka datang kesini, sial sial sial .... Akhir nya dengan rasa malas aku terpaksa membuka pintu apartemen sebelum mereka membuat keributan yang lebih parah. Ternyata mereka berdua sudah berdiri dengan tampangnya yang menyebalkan tanpa di persilahkan masuk pun mereka sudah nylonong masuk tanpa permisih, benar - benar tidak sopan, sungguh sangat menyebalkan. Ooiya aku harus mengenalkan mereka kepada kalian, mereka adalah sahabat - sahabat ku kami mulai berteman sejak masuk kuliah dulu mereka adalah mahasiswa beasiswa  dari provinsi yang berbeda dengan ku. Mereka adalah si kembar Laila dan Laili, namun aku lebih suka memanggilnya Lala dan Lili, meskipun mereka kembar tapi mereka tidak memiliki wajah yang identik justru tidak terlihat sama sekali jika mereka kembar. Mereka ber dua berasal dari Malang, jika untuk menghilangkan rasa bosan aku memilih mendirikan restoran maka mereka lebih memilih merintis salon kecantikan, karena memang dasarnya mereka suka dengan hal - hal yang berbau kecantikan. Mereka memang sangat menyebalkan tapi aku sangat menyayangi mereka, kami telah bersama - sama sejak awal di kota yang asing ini, ketika lulus kuliah aku memutuskan untuk tinggal lebih lama karena usaha ku mereka pun mengatakan hal yang sama kata nya mereka ingin tinggal di sini saja membantu program pemerintah mengurangi jumlah pengangguran dengan mendirikan lapangan pekerjaan sendiri. "Mau apa lagi kalian kesini?" tanpa basa basi aku muak melihat mereka, jengkel masih teringat kejadian beberapa hari yang lalu membuat aku mengutuk kedua makhluk yang saat ini tanpa dosa makan di hadapanku . "Kita ini mau ngajakin jalan -jalan, kita mau belanja." Lili yang menjawab sedangkan yang Lala masih asik dengan makanan nya . "Belanja apa lagi hahhh, udah deh mending kalian pulang." "Elahhh, sadis banget sihhh Ta, kita itu mau belanja ..." "Gaun bunga – bunga," jawab mereka serempak. Mendengar gaun bunga - bunga aku jadi mengingat kejadian beberapa hari lalu, ini biang dari kesialanku yang aku ceritakan sedari tadi.   Flash back on Kami bertiga pergi ke mall rencananya mau jalan - jalan menyegarkan pikiran karena lelah setelah bekerja seharian. "Mending kita nonton aja gimana?" usul Lala mengenai apa yang akan kita lakukan. "Film romace ..." Lili ikut bersuara. "Ahh malas ahh, film menye - menye gitu di tonton mau nya Film action atau horror." Aku langsung menolak usulan mereka, aku tidak terlalu suka dengan film romance yang terlalu dramatis, isinya hanya perempuan menye - menye dan itu sangat membosankan. "Pokok nya kita nonton film romace titik, aku nggak mau tau .." Lili ngotot ingin menonton film romance. "Bagusan film action atau nggak horor menguji adrnalin, kalau kalian nonton film romance yang kalian apat apanya?" Tanya ku jengah. "Bikin baper," jawab mereka kompak . Cihhh selalu saja seperti itu, aku selalu yang di bully dan mereka selalu kompak dalam banyak hal, diantara mereka memang hanya aku yang berbeda, berbeda dalam artian jika mereka menyukai segala hal yang berbau perempuan feminim aku tidak sama sekali. Jika mereka punya pacar aku sama sekali tidak pernah punya, jika mereka suka dengan film - film menye - menye aku lebih suka film action bahkan dari segi penampilan pun mereka membuat aku menjadi sangat mencolok, jika mereka suka pergi dengan gaun warna - warni, sepatu hak tinggi dan tas di bahu mereka aku lebih suka kaos oblong berlapis jaket engan celana jeans dan sepatu ini lah yang membuat aku menjadi berbeda dari mereka berdua tapi mereka tidak pernah mempermasalkan perbedaan kami, karena perbedaan itu memperindah pertemanan kata mereka . "Mending kita main game, gimana?" usul Lala. "Oke ..." jawab kami serempak. "Ayo ambil boneka itu," teriak Lili dengan girang. "Nggak - nggak mainan cemen itu, malu ahh main itu, gampang kalau itu mah, malu sama anak kecil.." jujur main itu bikin malu, kalian tau kan main boneka - boneka yang di capit terus di angkat itu lho yang dari jaman purba nggak pernah bisa keangkat. "Bilang aja nggak bisa, berdalih malu sama anak kecil, iya malu nggak bisa ngambil kan." Lagi - lagi si nyinyi Lili bersuara . "Ya nggak lah, itu kerjaan anak perempuan aku sih mau main basket." Jawab ku cuek, jujur saja selama aku mencoba mainan seperti itu aku belum pernah sekalipun berhasil ngambil bonekanya. "Alahh bilang aja takut ...." Lala ikut - ikutan bicara . "Nggak lah, takut gimana gampang gitu." Jawab ku sedikit sombong, agar mereka percaya, bisa habis aku jadi bahan tertawaan mereka kalau sampai aku gagal main itu . "Oke kita taruhan kata kamu gampang kan ngambil boneka nya sekarang kita taruhan kalau kamu berhasil ngambil boneka itu aku bakal nurutin satu permintaan kamu, tapi kalau aku yang berhasil kamu wajib ngikutin satu permintaan aku tanpa penolakan dan protesan ...." Tanpa pikir panjang aku pun meng iya kan tantangan Lala paling kalau dia menang apa sih yang dia minta paling juga minta traktir makan seminggu, kalau aku yang menang nanti bakal ku pikirkan apa yang akan aku minta secara buat ngambil boneka itu susahnya behhh nauzubillah ... Lili berdiri sebagai wasit dia menyerahkan masing - masing 5 koin untuk kami bermain . "Oke Dita, Lala kalian siap?" tanya Lili berlagak seperti wasit handal. Aku melihat sekilas senyum licik terlihat di wajah Lala yang sangat menyebalkan pasti ada sesuatu yang dia rencanakan, sialan aku terjebak   Hampir habis koin kami tapi tak ada satu pun boneka yang terangkat aku tersnyum lega setiaknya jika aku gagal Lala pun akan gagal, tinggal satu coin lagi. "Oke, koin terakhir akan menentukan." Aku yang duluan main berusaha agar coin terakhir menjadi coin keberuntungan tapi apalah daya tetap saja gagal ... "Siap - siap Ta .." kata Lala dengan wajah culas nya ... Ia mulai memasukkan koin terakhir dan... Happpp .. Siall, sial dia berhasil mengangkat satu boneka beruang kecil berwarna biru, ini benar - benar sial. "Dan pemenangnya adalah ... Lala ..." teriak Lili berhasil menarik perhatian beberapa pengunjung ... "Oke, sesuai kesepakatan Lala akan mengajukan satu permintaan sama Dita dan tidak ada penolakan atau pun protesan ..." Lili bersuara dengan bijak nya, tapi itu terdengar seperti sebuah ejekan di telinga ku. "Yaudah buruan, Lala mau minta apa. Paling juga traktir makan iyakan .." "Elah Ta, emang di pikiran situ kita nggak sanggup apa bayar makan sampai - sampai minta traktir. Tenang aja lah kita nggak minta macem - maem kok cuma satu macem ..." "Sudah kuduga, ini pasti rencana kalian iyakan?" aku melihat mereka yang tengah memasang wajah sangat menyebalkan . "Dosa lho, nuduh orang tanpa bukti ..." "Udah buruan kalian mau apa ??" "Kita mau lo jadi feminim selama sebulan, deal ......." "APA? gila kalian, nggak nggak mau." Aku menolak mentah - mantah permintaan mereka bayangkan, itu benar - benar menjijikan ... " Eittttss nggak boleh curang, karna ini sudah disepakati dari awal jadi mau nggak mau kamu harus nurut ...." Lala berkata dengan santai nya . "Kalau aku tetap nggak mau kalian mau apa?" "Berarti kamu pengecut, masa kata nya jagoan cemen lari dari tanggung jawab, tadi kan tantangannya udah kita sepakati, cemen ..." Lala si makhluk menyebalkan masih tetap ngotot memojokkan aku . "Oke ... puas kalian?" jawab ku sengit . "Oke kita mulai belanja sekarang , gaun bunga - bunga ....." Akhir nya aku menuruti keinginan gila mereka memaksa ku memakai gaun berbagai warna yang benar - benar membuat sakit mata.   Flash back off ***BERSAMBUNG **** WNG, 6 SEPTEMBER 2020  SALAM E_PRASETYO 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD