Calvin merawat Clara dengan penuh perhatian. Saat ini, Clara masih tidak sadarkan diri, dan kini malah terserang demam tinggi. Menurut Hial, demam ini terjadi karena Clara kelelahan dan terkejut dengan apa yang sudah ia lewati. Tentu saja Hial sudah memberikan obat yang ia buat untuk Clara, dan setidaknya hal itu sudah sedikit menurunkan demam Clara yang sebelumnya benar-benar mengkhawatirkan. Sekarang, kondisi Clra masih demam, tetapi kondisinya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Membuat Calvin tetap terjaga di sisi sang adik.
Sementara Zayn dan Hial yang sama-sama memiliki tugas, memilih untuk mengerjakan tugas mereka terlebih dahulu agar mereka nantinya bisa memiliki waktu luang untuk mengawasi kondisi Clara. Calvin terlihat mengganti kain yang digunakan untuk mengompres Clara dan memeriksa suhu tubuh sang adik. “Syukurlah, sekarang sudah semakin turun,” gumam Calvin terlihat sangat lega karena kondisi Clara semakin membaik dari waktu ke waktu.
“Seperti yang sudah kukatakan, Clara akan baik-baik saja dan demamnya akan segera turun jika dirinya beristirahat dengan baik,” sahut Hial sembari masuk ke dalam ruangan yang dijadikan tempat tidur untuk Clara.
Meskipun mereka semua tinggal dengan memanfaatkan lubang-lubang dalam tebing karang, mereka tinggal dengan nyaman. Batu karang sudah dilapisi oleh rerumputan kering dan bulu hewan yang membuatnya tidak tajam lagi. Suhunya juga tidak terlalu panas atau dingin, hingga benar-benar nyaman untuk beristirahat. Mereka juga memiliki kamar mandi dan toilet yang sungguh nyaman, karena mereka bisa mendapatkan air atau buang air dengan nyaman tanpa harus mencemaskan apa pun. Situasi yang jelas sangat berbeda dibandingkan dengan situasi di luaran sana.
“Ah, kau datang? Apa pekerjaanmu sudah selesai?” tanya Calvin pada Hial yang meletakkan nampan berisi kentang dan sayuran rebus yang sudah dibumbui oleh garam laut yang mereka dapatkan sendiri dengan usaha mereka. Calvin yang melihat hal itu, menilai jika itu adalah kemewahan yang sudah tidak dirinya dapatkan. Setelah peradaban hancur, banyak orang yang bahkan sudah melupakan rasa makanan yang layak, sebab harus memakan rumput atau serangga demi bertahan hidup.
“Sebagian sudah. Tapi, aku harus datang untuk memastikan sesuatu. Aku yakin, kau tetap di sisi Clara tanpa makan satu suap pun. Sekarang lebih baik kau makan. Aku tidak ingin menangani pasien tambahan,” ucap Hial mengisyaratkan bahwa Calvin tidak boleh sakit. Jika sampai Calvin sakit saat merawat Clara, tentu saja situasi akan terasa memburuk. Selain itu, Clara juga tidak mungkin senang saat mengetahui hal tersebut. Jadi, sebisa mungkin, Calvin juga harus bisa menjaga dirinya sendiri agar semuanya berjalan dengan stabil.
“Terima kasih. Aku akan memakannya sebentar lagi,” jawab Calvin lalu memeriksa kondisi adiknya lagi. Hial yang melihat hal itu pun menghela napas. Ia sadar, jika Calvin tidak akan makan saat rasa cemasnya belum membaik. Karena itulah, Hial mendapatkan sebuah ide. Ia harap, idenya ini bisa membuat Calvin makan dan beristirahat sejenak. Sebab setelah tiba di sini, Calvin sendiri belum mendapatkan istirahat yang layak. Hial cemas, pada akhirnya Calvin akan tumbang begitu saja karena terlalu lelah.
“Aku juga perlu memeriksa kondisi Clara. Aku bisa tinggal di sini selama setengah jam. Karena itulah, ambil waktumu untuk istirahat dan makan. Aku akan menggantikanmu untuk menjaga Clara, sebelum kembali bekerja,” ucap Hial menawarkan diri. Ia juga memang harus memeriks kondisi Clara, demi memastikan langkah yang akan ia ambil selanjutnya, jika Clara memang masih memerlukan perawatan lebih lanjut.
Calvin pun beranjak dari posisinya, mempersilakan Hial untuk memeriksa Clara yang masih terbaring di atas ranjang yang dibuat seadanya dengan rumput dan bahan-bahan yang bisa ditemukan di sekitar. Meskipun begitu, ranjang itu terasa layak untuk digunakan dan terasa nyaman. Calvin rasa, Clara mendapatkan istirahat yang nyaman dan berkualitas dengan berbaring di atas ranjang tersebut. Calvin pun menatap Hial yang tengah memeriksa Clara dan berkata, “Aku akan makan setelah mendengar hasil pemeriksaan Clara.”
Hial pun tidak mengatakan apa pun lagi, sebab ia sadar bahwa Calvin sudah bertekad. Dan siapa pun tidak akan mungkin bisa mematahkan tekadnya yang besar tersebut. Hial pun pada akhirnya mengangguk dan kembali fokus pada apa yang tengah ia lakukan. Setelah beberapa saat, Hial pun selesai melakukan pemeriksaan dan berkata, “Kondisi jantungnya sudah lebih baik. Ini adalah kemajuan yang sangat menguntungkan. Untuk demamnya, kurasa akan sembuh total beberapa jam lagi. Kita hanya perlu mengawasinya lebih lama lagi.”
Calvin yang mendengar hal itu pun menghela napas lega. Karena mendengar kabar baik mengenai kondisi sang adik. Setelah itu, barulah Calvin beranjak untuk memakan makanan yang sudah dibawa oleh Hial sebelumnya. Tentu saja, Calvin harus menepati janjinya, atau Hial tidak akan membiarkannya begitu saja. Saat menikmati makanannya yang terasa sangat lezat itu, Calvin pun teringat dengan Zayn dan bertanya, "Apa Zayn masih belum kembali?”
Hial menggeleng. “Sepertinya hari ini ia ingin menyisir lebih jauh, karena kemungkinan Clara dan Vani terpisah. Ia memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi agar bisa segera menemukan Vani,” ucap Hial.
Memang Vani jatuh bersama dengan Clara da nada kemungkinan selama ini bersama dengan Clara saat mereka terpisah dengan kelompok. Namun, saat melihat Clara yang ditemukan sendiri dan muncul dari arah yang berbeda, membuat mereka secara alami berpikir jika mungkin saja sejak awal Vani tidak bersama dengan Clara. Sepertinya ada insiden yang terjadi, yang juga membuat Clara mengenakan pakaian yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Detail mengenai apa yang terjadi, benar-benar hanya bisa dipastikan pada Clara. Sayangnya, Clara masih tidak sadarkan diri.
Karena itulah, saat ini Zayn hanya bisa mencari keberadaan Vani dengan sebisa mungkin. Sebab Vani juga menjadi teman yang sudah tumbuh bersama dengan mereka ketika bumi masih baik-baik saja. Rasanya menyedihkan jika mereka tidak mencari teman mereka itu, di saat mereka memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Walaupun sebenarnya, Zayn sendiri sebenarnya lebih ingin tinggal bersama dengan Clara, dan memastikan kondisinya. Ia ingin ada di sana, ketika Clara sadarkan diri.
“Aku harap, Vani juga segera ditemukan. Aku berhutang banyak padanya, karena ialah yang melindungi Clara. Bahkan ia terpisah dengan kelompok ketika dirinya berusaha untuk melindungi Clara,” ucap Calvin merasa sangat menyesal, karena membuat Vani berada di dalam situasi yang sulit seperti ini, ketika berusaha untuk membantunya.
“Aku yakin, Vani bisa bertahan. Kita semua tahu, bahwa Vani adalah gadis yang tangguh. Sepertinya, walaupun tertangkap oleh bangsa Draconian pun, ia pasti bisa bertahan dengan sangat baik,” ucap Hial kembali memberikan penghiburan pada Calvin yang terus saja merasa sangat menyesal karena sudah membuat Vani terpisah dengan kelompok dan berada dalam bahaya.
Calvin mengangguk. Ia lalu menatap Clara yang masih tidak sadarkan diri dan bergumam, “Aku juga berharap, adikku segera sadar.”
Hial tentu saja menyadari hal tersebut dan berkata, “Clara juga gadis yang tangguh. Ia pasti bisa segera sadar dan kembali tersenyum cerah selayaknya Clara yang kita kenal.”
**
Zayn kembali setelah memimpin kelompok untuk mencari makanan dan mencari keberadaan Vani. Namun, kelompoknya kali ini hanya kembali dengan membawa makanan yang mereka temukan. Tentu saja para wanita yang berada dalam tempat persembunyian tersebut bergegas untuk mengurus bahan makanan yang dibawa oleh Zayn dan para pria yang pergi untuk berburu. Semua bahan makanan tersebut harus disimpan dengan baik, agar bisa makan dengan maksimal nantinya. Sebagian besar makanan tersebut mereka simpan untuk kebutuhan nantinya. Sebab ada waktu-waktu di mana mereka benar-benar tidak bisa ke luar dari area persembunyian tersebut.
“Zayn, kau mau minum dulu? Kau juga harus makan, bukankah tadi pagi kau pergi tanpa makan satu suap pun?” tanya seorang wanita yang jelas-jelas menyukai Zayn.
“Iya, makan sedikit dulu,” sahut wanita lain.
Zayn saat ini benar-benar dikerubungi oleh para wanita. Namun, sepertinya Zayn sama sekali tidak tertarik dan memilih untuk mengabaikan mereka. Zayn pun memilih untuk melangkah menuju ruangan yang digunakan untuk Clara beristirahat. Di ruangan tersebut, masih ada Calvin dan Hial yang menjaga Clara yang masih tidak sadarkan diri. Zayn memilih untuk menghabiskan waktu di sana, setelah dirinya menyelesaikan tugasnya untuk memimpin kelompok mencari sumber makanan bagi mereka semua.
Tentu saja apa yang dilakukan oleh Zayn tersebut membuat para wanita yang memperhatikannya merasa sangat cemburu. Zayn dan Hial adalah pemimpin dari kelompok besar yang bersembunyi di tempat persembunyian yang besar tersebut. Keduanya memiliki kharisma dan daya tarik sendiri yang membuat para wanita yang berada dalam kelompok tersebut diam-diam atau secara terang-terangan memiliki perasaan hingga berusaha untuk mendapatkan hati mereka. Hingga, Clara pun masuk ke dalam kelompok tersebut dan membuat perhatian keduanya sepenuhnya tertuju pada Clara.
Terlebih Zayn yang selama ini dikenal sulit untuk didekati dan sangat dingin. Namun, saat membawa Clara, semua orang bisa melihat jika Zayn memperlakukannya dengan sangat lembut. Bahkan Zayn menunjukkan ekspresi yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya dari dirinya. Hal itu membuat para wanita sangat cemburu dan merasa jika posisi mereka terancam. Ada seorang musuh kuat yang ternyata memiliki dampak yang sangat besar terhadap Zayn dan Hial. Hal tersebut tentu saja membuat para wanita muda tidak menyukai Clara. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang malah berharap jika Clara tidak selamat dan pada akhirnya mati.
Namun, sepertinya harapan para wanita itu sama sekali tidak didengar oleh Sang Pencipta, mengingat kondisi Clara yang kini semakin membaik saja. Bahkan saat Zayn menyentuh keningnya, suhu tubuh Clara sudah kembali normal membuat semua orang menghela napas lega. Zayn kini duduk di dekat ranjang dan mengamati Clara yang masih tidak sadarkan diri dengan begitu fokus. Hal itu membuat Calvin bertanya, “Apa kau tidak menemukan jejak Vani?”
Zayn menoleh dan menggeleng. “Sayangnya tidak. Aku tidak menemukan apa pun di sana. Sepertinya Clara dan Vani benar-benar terpisah hingga aku tidak bisa menemukan jejak keberadaan Vani di tempat ditemukannya Clara. Saat aku menyusuri jalur yang mungkin dilewati Clara pun, aku tidak menemukan apa pun di sana,” jawab Zayn.
Hial yang mendengar hal itu pun berkata, “Kalau begitu, mari kita pikirkan kemungkinan apa yang terjadi nantinya. Semoga, Clara juga bisa segera sadar, hingga kita bisa mendengar cerita dari dirinya dan bisa menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya, sebab cerita Clara pasti akan sangat membantu dalam pencarian Vani.”
Tentu saja Zayn dan Calvin mengangguk, mengharapkan hal yang sama. Calvin pun mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Clara dan mencium punggung tangannya lembut. Namun, saat itulah dirinya sadar jika jemari adiknya bergerak. Saat itulah dirinya tersentak dan menawat wajah Clara dengan penuh harap. Sementara Zayn dan Hial yang tidak mengetahui apa yang terjadi secara kompak bertanya, “Ada apa?”
“Clara, menggerakkan jarinya,” jawab Calvin tanpa menoleh ke pada kedua sahabatnya karena dirinya masih tetap menatap wajah adiknya dengan penuh harap.
Lalu ternyata secara mengejutkan Clara pun membuka kedua matanya dan mengejutkan ketiga pria yang sudah menanti kesadarannya dengan tidak sabar. Clara tentu saja segera berusaha untuk memanggil sang kakak, tetapi suaranya tertahan karena kerongkongannya yang terasa begitu kering. Calvin yang menyadari hal tersebut pun bergegas untuk membantu Clara minum dengan hati-hati, agar tidak membuat adiknya yang baru sadarkan itu tersedak. “Pelan-pelan, tidak akan ada yang merebut airnya,” ucap Calvin memperingatkan adiknya yang tiba-tiba buru-buru untuk menyesap minumannya.
Untungnya Clara mendengarkan apa yang dikatakan oleh Calvin dan minum dengan lebih pelan. Setelah Clara selesai, Calvin pun membantu Clara untuk duduk lebih nyaman sesuai dengan permintaan adiknya itu. Lalu setelah itu barulah Hial mendekat dan bertanya, “Halo, Clara? Bagimana kondisimu? Apa ada yang terasa tidak nyaman atau terasa sakit?”
Clara menatap Hial dan Zayn tampak berusaha untuk sepenuhnya sadar dan berulah dirinya menggeleng sebelum menjawab dengan suara yang cukup serak, “Aku baik-baik saja.”
Meskipun sudah mendengar jawaban seperti itu, Hial tetap melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisinya. Ternyata kondisi Clara memang sudah stabil. Detak jantungnya juga sudah lebih baik, membuat Hial memberikan isyarat pada kedua sahabatnya jika mereka bisa merasa lega. Calvin pun memilih untuk meraih Clara ke dalam pelukannya dan bergumam, “Clara, maafkan kakak. Aku terlalu lemah untuk melindungi dirimu, hingga membuatmu terpisah dengan kelompok dalam waktu yang lama. Kau pasti melewati situasi yang sangat sulit karena itu.”
Mendengar apa yang dikatakan oleh Calvin, saat itulah Clara teringat dengan hal yang untuk sejenak ia lupakan. Tubuh Clara bergetar dan wajahnya memucat dalam waktu singkat. Dengan panik Clara bertanya, “Kak Vani, apakah Kak Vani ditemukan denganku?”
Zayn dan Hial pun saling berpandangan dan merasakan firasat buruk dengan pertanyaan yang diajukan oleh Clara tersebut. Lalu Zayn menggeleng. “Aku yang menemukanmu, Clara. Tapi, kau berenang sendirian, dan aku juga tidak menemukan jejak atau keberadaan orang lain di arah yang sudah kau lewati,” jawab Zayn membuat wajah Clara semakin pucat. Tentu saja kondisi Clara tersebut membuat semua orang merasa sangat cemas.
Clara baru saja sadarkan diri, tetapi kini kondisinya terlihat memburuk. Saat ini, Clara sendiri merasakan detak jantungnya yang meningkat dengan tajam, mengingat dirinya baru saja diserang rasa panik. Ia baru ingat bahwa saat melarikan diri dari pesawat bangsa draconian, mereka terpisah. “Ki, Kita harus segera menemukan keberadaan Kak Vani. Aku mohon,” ucap Clara dengan air mata yang mulai mengalir karena desakan kecemasan yang ia rasakan.
Ketiga pria itu tentu saja saling berpandangan karena merasa cemas dan penasaran, mengapa Clara tiba-tiba merasa panik seperti ini. Calvin pun segera mengambil tindakan dengan kembali memeluk adiknya dengan lembut dan mengusap punggung dengan perlahan. “Clara, tenanglah. Lalu jelaskan apa yang terjadi pada kami. Jika kau terus menangis dan panik seperti ini, kami tidak akan bisa membantu dan kondisimu juga akan semakin memburuk,” ucap Calvin terdengar penuh dengan permohonan agar Clara bisa tenang.
Untungnya, Clara kembali mendengarkan perkataan sang kakak yang benar-benar mencemaskannya itu. Lalu Clara pun merenggangkan pelukan sang kakak dan berkata, “Ba, Bangsa Draconian sebelumnya telah menangkap kami.”
Mendengar perkataan Clara tersebut, ketiga orang pria itu tentu saja merasa sangat terkejut. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Clara sebelumnya sudah melakukan kontak langsung dengan bangsa Draconian yang terkenal sangat bengis dan terus memburu mereka tersebut. Untungnya, meskipun sempat tertangkat, Clara sepertinya berhasil melarikan diri dengan selamat. Sebab kini Clara sudah berada di hadapan mereka. Ini menjelaskan, mengapa sebelumnya Clara ditemukan dengan pakaian berkualitas sangat baik yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
“Kalau begitu, sekarang jelaskan apa yang terjadi dengan detail, agar kita semua bisa merencanakan pencarian dan penyelamatan Vani yang efektif,” ucap Calvin sembari menggenggam tangan sang adik dengan sangat erat. Calvin sadar, jika dirinya harus bertanggung jawab di sini. Sebelumnya, Vani menghadapi bahaya karena mencoba membantunya. Maka kini sudah menjadi tugas Calvin untuk membalas bantuan Vani tersebut.
**
“Apa-apaan ini? Sebenarnya penelitian apa yang kau lakukan selama ini, Gaal?” tanya Ostra merasa sangat tidak puas dengan laoran hasil penelitian yang Gaal berikan padanya.
Saat ini, Ostra, Gaal, dan Riolo tengah melakukan pertemuan kecil untuk membahas rencana mereka ke depannya, sekaligus membicarakan hal-hal penting yang berkaitan dengan tugas mereka masing-masing. Bagi Gaal, tentu saja hal yang paling ia bicarakan adalah hal yang berkaitan denga penelitiannya. Karena objek yang menjadi bahan penelitian sekaligus bahan eksperimennya adalah manusia yang sebelumnya ditangkap oleh Riolo, maka Ostra kali ini menaruh perhatian yang besar terhadap penelitian yang Gaal lakukan. Hal ini juga terjadi karena Gaal sebelumnya sudah melakukan sesuatu yang membuat Ostra merasa kecolongan.
Riolo mengambil laporan yang dilempar oleh Ostra, dan membacanya. Ia mengernyitkan keningnya dan berkomentar, “Kenapa laporan ini terasa seperti omong kosong? Ini hanya laporan umum, tidak ada hal yang mendetail dalam laporan ini.”
Apa yang dikatakan oleh Riolo memang benar adanya, isi laporan tersebut memang sengaja dibuat seperti itu oleh Gaal. Membuat Ostra merasa sangat jengkel, karena terkesan kembali dipermainkan oleh Ostra. “Mayor, jika kau memang berniat bemain-main, sepertinya kau bisa melakukannya denganku di lapangan latihan. Bukankah kau sudah lama tidak menggunakan senjata?” tanya Ostra dengan penuh penekanakan. Tanda jika Ostra saat ini benar-benar kesulitan untuk mengendalikan emosi yang ia rasakan.
“Tenanglah. Aku melakukan semua ini bukan karena ini berkhianat pada kalian. Aku tidak segila itu hingga berniat untuk mengkhianati bangsa kita sendiri. Aku hanya belum yakin dengan penelitian dan eksperimen yang sudah kulakukan ini. Jadi, aku sengaja memberikan laporan umumnya pada kalian. Sebagai gantinya, berikan aku waktu untuk menguji hasil penelitianku ini,” ucap Gaal sembari tersenyu.
Senyuman tersebut terlihat tidak menyenangkan di mata Ostra dan Riolo. Terutama bagi Riolo yang menganggap jika senyuman tersebut adalah senyuman yang menunjukkan bahwa Gaal adalah ilmuwan yang setengah gila. Ostra yang mendengar penuturan Gaal tersebut tidak ingin menerimanya begitu saja. Ia pun bertanya, “Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mengujinya? Dan kapan aku bisa mendapatkan laporan detailnya. Ingat, Gaal, aku tidak senang bermain-main dengan waktu seperti ini. Terutama mengenai hal yang sangat penting.”
“Tenang saja. Awalnya, kukira aku membutuhkan waktu yang lama untuk hal ini. Tapi kurasa kita bisa segera mengujinya. Kapan jadwal perburuan atau pembersihan selanjutnya?” tanya balik Gaal membuat Riolo yang mendengarnya mengernyitkan kening.
Tugas perburuan dan pembersihan adalah hal yang ditangani secara khusus oleh Riolo, sebagai tindak lanjut strategi yang disusun oleh Ostra. Namun, biasanya Gaal tidak menaruh perhatian lebih pada hal ini. Gaal hanya terlibat ketika dirinya membutuhkan bahan untuk penelitian dan eksperimennya. Meskipun merasa apa yang dilakukan oleh Gaal mengganjal, Riolo tidak mengatakan apa pun mengenai hal itu dan menjawab, “Ostra memintaku untuk melakukannya tiga hari mendatang.”
“Bagaimana degan areanya?” tanya Gaal.
Kali ini Ostra yang menjawab dengan menunjuk area peta yang muncul di hologram di hadapan mereka. “Area ini. Ada beberapa hal yang ingin aku pastikan, jadi aku akan ikut dalam pembersihan kali ini,” ucap Ostra terlihat tengah memikirkan yang serius hingga keningnya mengernyit.
Gaal pun memeriksa area yang ditunjuk oleh Ostra dan menyamakannya dengan catatannya sendiri lalu berkata, “Bagaimana jika aku menyarankan tempat yang lain? Aku rasa, tempat yang kusarakan akan lebih baik dari tempat yang kalian tuju itu.”
Ostra dan Riolo sama-sama mengernyitkan kening mereka, tidak mengerti mengapa Gaal menyarankan hal tersebut. Gaal saat ini benar-benar bertingkah berbeda daripada biasanya, hingga terasa sangat aneh. Ostra pun segera bertanya, “Sebenarnya, sekarang apa yang tengah kau rencanakan lagi? Jika kau tidak menjelaskannya, jangan harap aku akan mau mengikuti apa yang kau sarankan, walaupun itu adalah saran yang masuk akal dan menguntungkan.”
Gaal terlihat mempertimbangkan jawaban seperti apa yang akan ia berikan pada Ostra. Lalu ia pun menjawab, “Ini berhubungan dengan pengujian hasil penelitianku yang sudah kubicarakan sebelumnya. Karena kalian kebetulan akan melakukan pembersihan dan perburuan, maka aku juga bisa sekalian menguji hasil penelitianku ini. Tapi semuanya akan kembali pada keputusan kalian. Terlebih, Ostra mengatakan jika ada yang ingin ia pastikan di tempat yang sudah ditentukan.”
Ostra tahu, jika saat ini Gaal tengah memancing dirinya. Ostra terdiam untuk beberapa saat dan berkata, “Esok, aku akan pergi dengan Riolo ke tempat tujuan yang sudah kutentukan. Lalu tiga hari kemudian, aku akan pergi ke tempat yang tengah kau bicarakan ini. Tapi, satu hal yang sudah kau ketahui, Gaal. Jika hasi penelitian dan tempat yang tunjukkan adalah sampah yang tidak berguna, maka siap-siap untuk berlatih fisik denganku. Aku rasa, kau mulai tidak fokus karena terlalu banyak menghabiskan waktumu di dalam labolatorium.”
Mendengar ancaman apa yang diberikan oleh Ostra, Gaal pun terkekeh dan menjawab, “Tidak perlu cemas. Aku akan membuat kalian mereka terkejut dengan apa yang sudah kutemukan.”