“Ini benar-benar membosankan. Aku tidak bisa melihat manusia di manapun. Dan aku terus hanya membasmi para mhonyedt yang tidak bisa dimanfaatkan karena otak mereka sudah sepenuhnya rusak,” ucap Riolo sembari memainkan senjata biusnya dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa saat ini dirinya sangat bosan.
Saat ini Riolo berada di pesawat tempur miliknya yang memang tengah bertugas untuk memimpin pasukan pemburu. Sebenarnya Riolo sama sekali tidak merasa keberatan untuk memimpin pasukan dan melakukan pemburuan yang membersihkan para mhonyedt yang populitasnya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan populitas manusia yang semakin sedikit saja, karena sebagian besar dari mereka mengalami penurunan kapasitas otak yang sangat drastis.
“Gaal juga sudah tidak membutuhkan bahan eksperimen dari para mhonyedt, ia terus mendesakku untuk membawa manusia,” ucap Riolo masih asyik berbicara sendiri dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Jika Riolo terlihat santai dengan penampilannya yang rupawan dan kekar, maka para bawahannya terlihat menyeramkan dengan tubuh yang sepenuhnya ditutupi sisik hitam, bak kadal rasaksa. Ini adalah penampilan mengerikan yang biasanya membuat lawan mereka gentar di medan perang. Penampilan ini juga sangat bermanfaat bagi mereka, karena ini juga menjadi senjata bagi mereka. Bahkan para manusia sendiri merasa sangat ngeri ketika melihat pasukan draconian, dan sangat mudah bagi para manusia untuk mengenai bangsa draconian karena penampilan mereka yang mirip dengan kadal rasaksa yang berjalan dengan kedua kaki mereka.
Padahal kenyataannya ini adalah penampilan saat mereka mengenakan pakaian perang mereka yang memang dirancang khusus. Jika dibandingkan, ini seperti baju zirah yang digunakan oleh pasukan manusia di masa lampau. Namun, ini adalah versi yang sudah ditingkatkan. Sebab ketahanannya yang sangat kuat. Selain tahan panas, dan tahan air, baju perang ini juga tahan serangan berupa peluru hingga sengatan listrik. Pertahanannya bahkan lebih kuat daripada tank baja sekali pun. Itu semua adalah teknologi yang hanya bisa dinikmati oleh bangsa draconian dan hal hal yang bisa mereka banggakan.
Saat bangsa Draconian tidak mengenakan seragam itu, bangsa draconian memiliki penampilan yang sama dengan manusia biasa. Selain itu, mereka rata-rata memiliki penampilan yang jauh di atas rata-rata. Hal yang membedakan mungkin adalah ketahanan fisik. Bangsa draconian dilahirkan dengan kemampuan fisik yang sangat kuat. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan manusia biasa. Jika melakukan pertarungan tanpa senjata, sudah dipastikan jika manusia akan kalah telak dalam pertarungan tersebut. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan pemulihan diri yang sangat baik.
Sayangnya, bangsa Draconian yang memburu manusia memanglah memiliki status sebagai prajurit. Karena tugas mereka berperang atau berburu, mereka semua selalu mengenakan pakaian perang mereka. Karena itulah, para manusia lebih mengenai bangsa Draconian dengan penampilan mengerikan mereka yang mengenakan pakaian perang mereka yang sangat menyeramkan. Kehadiran Draconian dengan mudahmenjadi teror yang begitu mengerikan bagi para manusia yang tempat tinggal mereka kini bahkan hampir sepenuhnya direbut oleh mereka.
“Kalian saja yang berburu. Aku malas memburu mereka,” ucap Riolo enggan untuk turun dari pesawat saat mereka hampir tiba di area yang mereka tuju sebagai tempat yang akan mereka bersihkan.
Riolo benar-benar berpikir jika dirinya tidak akan ikut berburu, karena merasa sangat enggan dan malas untuk ikut berburu. Berburu memanglah kegiatan yang terasa sangat menyenangkan. Sebab dengan kegiatan ini, Riolo bisa bersenang-senang dengan menggunakan senjatanya dengan bebas. Hanya saja, kali ini Riolo tidak bisa menikmati kegiatan tersebut. Selain karena harus menahan diri untuk tidak berlebihan menggunakan senjatanya, ia juga hanya melihat para mhonyedt sepanjang mata memandang. Ia enggan berburu para mhonyedt yang bodoh itu, mereka seakan-akan membawa kesialan baginya.
Namun, di tengah itu tiba-tiba Riolo merasakan sesuatu yang sangat aneh. Ia pun menajamkan pandangannya sembari memberikan isyarat pada bawahannya yang mengemudikan pesawat perang miliknya. Sang anak buah jelas segera mengendalikan kecepatan pesawat perang agar sesuai dengan yang diinginkan oleh Riolo. Lalu tak lama, Riolo melihat sesuatu yang menarik. Ia bersiul dan berkata, “Mari kita berburu.”
Lalu pesawat perang tersebut mulai mendarat di tempat yang ditunjuk oleh Riolo. Setelah pesawat itu benar-benar berhenti dengan sempurna, Riolo pun melompat turun dan menyiapkan senjatanya untuk memburu dua orang manusia yang masuk ke dalam pandangannya. Riolo tidak yakin karena tadi ia melihatnya dari jauh, tetapi rasanya Riolo melihat dua orang wanita manusia. “Aku harus menangkap manusia itu. Karena jelas akan sangat berguna bagi Gaal, aku akan membawa buruan ini dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berguna bagiku,” ucap Riolo sembari bersiul dan mulai berlari untuk memburu dua wanita yang ia lihat.
Riolo tentu saja tidak sendirian. Sebab para bawahannya juga ikut memburu para mhonyedt sebab mereka juga adalah target buruan hari ini. Karena di sini ada area yang belum mereka bersihkan, dan Gaal berkata jika kemungkinan itu adalah tempat yang memiliki sumber daya, maka Riolo harus memastikan jika bangsa mereka menguasainya dalam waktu yang cepat. Riolo terlihat sangat bersenang-senang dan pada akhirnya berhasil menembak dua manusia yang hampir akan menghilang dan bersembunyi.
Keduanya pun ambruk dalam waktu yang bersamaan dan membuat Riolo bersiul penuh kebahagiaan. Dengan gaya serampangan, ia pun melangkah mendekat pada dua orang yang sudah ia buat tidak sadarkan diri. Ia berjongkok dan mengamati keduanya lalu berkata, “Mereka benar-benar kotor. Tapi sepertinya jika dibersihkan, mereka benar-benar bisa digunakan sebagai penelitian bagi Gaal.”
Para bawahan yang juga sudah menyelesaikan tugas mereka memburu para mhonyedt, melihat Riolo dan bisa merasakan bahwa sang bos benar-benar bahagia dengan apa yang tengah terjadi. Riolo kembali bersiul dan memberikan isyarat pada seorang bawahannya dan berkata, “Hati-hati, bawa ia masuk ke dalam pesawat. Pastikan jika keduanya tetap baik-baik saja, karena keduanya akan kutukar dengan racun baru buatan Gaal.”
Lalu seorang draconian yang mengenakan memakai pakaian perang lengkap mendekat dan dengan mudah memanggul kedua wanita yang sudah dilumpuhkan oleh Riolo. Lalu melangkah menuju pesawat tempur miliki Riolo. Sementara Riolo sendiri tetap di tempatnya untuk memeriksa terlebih dahulu pekerjaan para bawahannya. Bawahan Riolo memang tidak sepenuhnya bekerja untuk melumpuhkan para mhonyedt. Sebagian, Riolo tugaskan untuk menyisir ke koordinat yang sudah ia tentukan untuk mencari apa yang ada di area tersebut.
“Apa semuanya sudah dilumpuhkan?” tanya Riolo pada komandan prajurit yang bertugas langsung di bawahnya.
Komandan tersebut mengangguk dan menjawab, “Sudah, Letnan. Kini kami hanya perlu menunggu kembalinya tim yang bertugas untuk menyisir koordinat yang Anda berikan.”
Baru saja sang komandan selesai berbicara, dua buah pesawat yang tak lain adalah tim yang mereka bicarakan, sudah kembali. Mereka mendarat dengan mulus di dekat pesawat tempur lainnya. Setelah itu para prajurit ke luar dari pesawat dan memberikan hormat pada Riolo sang letnan yang penuh dengan kuasa dan karisma. Tentu saja Riolo menerima hormat tersebut dan bertanya, “Apa yang kalian temukan?”
“Seperti yang Mayor Gaal katakan, di sana ditemukan banyak sumber daya. Berupa sebuah ekosistem hutan yang rindang. Namun, kami tidak menemukan mata air. Hanya ada sungai yang mengalir dengan deras di dekat hutan tersebut,” ucap salah seorang prajurit membuat Riolo mengangguk.
Meskipun tidak menemukan sumber air, tetapi menemukan hutan yang rindang juga adalah hal yang sangat berharga. Sebab sangat sulit menemukan hutan yang rindang di situasi ini. Riolo pun mengangguk puas. Hasil perburuan hari ini benar-benar di luar ekspekstasinya, dan juga sepertinya akan di luar ekspektasi dari kedua saudaranya. Jika keduanya mengetahuinya, Riolo yakin keduanya akan terkejut dan setidkanya akan memberikan satu atau dua pujian padanya. Riolo tidak membutuhkan pujian, tetapi ia membutuhkan keuntungan.
“Baiklah, bagi tim menjadi dua. Satu tim bereskan keadaan di sini, lalu berjaga di area yang baru kita kuasai. Lalu tim yang lainnya, pergi untuk mengamankan area hutan yang sudah kita temukan, sekaligus lakukan perburuan untuk memastikan bahwa daerah itu sepenuhnya kita miliki,” ucap Riolo.
“Laksanakan, Letnan!” seru para prajurit menerima perintah yang sudah diberikan oleh letnan mereka.
Sementara Riolo berjalan menuju pesawat tempur miliknya dan berkata, “Kalian kerjakan saja tugas kalian masing-masing, aku akan pergi dan mengemudikan pesawatku sendiri.”
Setelah mengatakan hal itu, Riolo kembali bersiul dan mempertimbangkan hal apa yang akan ia minta pada Gaal sebagai ganti dua manusia yang sudah ia tangkap. “Hem, kira-kira apa yang akan kuminta pada Gaal, ya? Rasanya racun terbaru terlalu murah jika ditukar dengan keduanya,” ucap Riolo terlihat sangat senang dengan kondisi saat ini. Ia sungguh tidak sabar untuk menunjukkan pada Gaal apa yang ia dapatkan dalam perburuan hari ini.
**
“Astaga, kau mengejutkanku!” seru Gaal saat dirinya melihat Riolo yang datang dengan membawa sesuatu yang ia panggul di kedua bahunya.
Saat ini, Gaal tengah berada dri pesawat melayang miliknya yang ia funsikan menjadi labolatorium yang terpisah dengan labolatorium pusat. Biasanya ia menggunakan labolatorium ini untuk penelitian yang berhubungan dengan keturunan para petinggi bangsa, yaitu meliputi dirinya, Ostra, dan Gaal. Karena itulah tidak banyak yang bisa mengunjungi pesawat melayang milik Gaal ini. Seharusnya, Gaal juga tidak bisa masuk dengan gegabah, karena ada banyak hasil penelitian. Saat akan masuk pun, seharusnya ia selalu berada dalam kondisi bersih.
Gaal mengernyitkan keningnya dan menatap Riolo yang membawa sesuatu yang sangat kotor. “Bukankah aku sudah mengatakannya berulang kali padamu? Jangan masuk dengan keadaan kotor, kau bisa mencemari hasil penelitian dan bahan-bahan penelitianku. Sekarang kau bahkan dengan sengaja membawa sesuatu yang kotor seperti itu,” cela Gaal dengan wajah tenang yang masih terkesan ramah.
Riolo lalu menjatuhkan dua wanita yang tak lain adalah Vani dan Clara yang sebelumnya sudah ia buru lalu bertanya, “Apakah aku perlu membuang barang kotor ini?”
Gaal yang melihat kedua wanita manusia itu pun seketika menggunakan sarung tangannya dan memeriksa keduanya dengan saksama dengan wajahnya yang penuh dengan konsentrasi. Lalu ia juga terlihat membandingkan data pemeriksaan keduanya dengan data pemeriksaan yang ia miliki dan berkata, “Keduanya sama-sama berada dalam kondisi yang baik, bahkan lebih barik daripada semua manusia yang pernah kau dan Ostra bawakan kepadaku.”
“Kalau begitu, bukankah aku bekerja dengan baik?” tanya Riolo. Tentu saja Riolo ingin segera membahas masalah ini agar dirinya bisa segera membahas keuntungan yang akan ia dapatkan.
Namun, Gaal terlalu sibuk untuk membahas hal itu. Sebab ia kini segera memindahkan Vani dan Clara ke meja penelitiannya. Meninggalkan Riolo yang segera mengikutinya dengan perasaan yang sangat jengkel. Tentu saja ia merasa sangat jengkel, karena semuanya terjadi tidak sesuai dengan harapannya. Gaal kembali melanjutkan pemeriksaannya pada dua bahan penelitian yang sudah ia dapatkan tersebut lebih saksama, sebab sebelumnya ia hanya melakukan pemeriksaan sekilas yang mencakup pemeriksaan umum.
Untuk kali ini, ia akan melakukan pemeriksaan yang lebih mendetail untuk mengetahui beberapa hal yang ia butuhkan terkait penelitiannya. Saat memeriksa kondisi tubuh Vani, semuanya berjalan dengan lancar, karena kondisi tubuh Vani memang sangat baik. Namun, ketika beralih pada tubuh Clara, Gaal pun mulai mengernyitkan keningnya. Lalu Gaal berkata, “Ada masalah dengan jantungnya. Penelitian terkait masalah fungsi otak dan sejenisnya bisa sangat berbahaya. Tubuhnya tidak akan kuat menahan penelitian tersebut, dan tidak akan baik jika aku memaksakan diri,” ucap Gaal.
“Kalau begitu, gunakan untuk penelitian lain. Bukankah kita membutuhkan wanita untuk melanjutkan keturunan bangsa kita? Bagaimana jika kau menggunakan keduanya untuk hal itu? Toh, kau harus tetap menggunakannya, bukan?” tanya Riolo memberikan ide yang jelas sangat menarik bagi Gaal. Tentu saja ide yang dikatakan oleh Riolo benar-benar sangat menarik di telinga Gaal yang pada dasarnya selalu ingin menetahui hal yang baru, dan menemukan hal yang menakjubkan sebagai seorang ilmuan.
“Ide yang menarik. Benar, aku akan melakukan apa yang kau sarankan sebab kita tidak bisa membuang bahan penelitian yang cukup baik ini. Kita juga entah kapan bisa mendapatkan bahan penelitian dengan kualitas seperti ini lagi. Jadi, lebih baik aku memanfaatkannya sebaik mungkin selama ada kesempatan,” ucap Gaal malah sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Riolo yang masih berada di sana tentu saja segera mengerang kesal. “Ayolah, aku masih ada di sini. Apa aku tidak terlihat?” tanya Riolo.
Gaal yang mendengar keluhan tersebut pun mengernyitkan keningnya dan malah balik bertanya, “Kenapa kau masih ada di sini?”
Pertanyaan tersebut jelas membuat Riolo memasang ekspresi tidak percaya. “Bukankah kau harus berterima kasih padaku karena membawa bahan penelitian yang berguna seperti itu? Setidaknya kau harus menawarkan sebuah keuntungan atau hadiah yang menarik padaku. Mengingat aku sudah bekerja dengan sangat baik seperti ini,” ucap Riolo terlihat sangat emosi.
“Kenapa kau marah padaku? Bukankah semua ini adalah tugasmu? Jika ingin mendapatkan hadiah, pujian atau bahkan ingin mengeluh, sebaiknya kau melakukannya pada Ostra. Bukankah dia yang memberikan tugasmu padamu?” tanya Gaal dengan ekspresi yang dianggap oleh Riolo sangat menyebalkan.
Melihat ekspresi yang terpasang di wajah saudaranya itu membuat Riolo mati-matian mengepalkan kedua tangannya. Jujur saja, Riolo ingin menghadiahkan beberapa pukulan di wajah saudaranya yang terlihat menyebalkan itu. Namun, Riolo tidak bisa melakukan hal tersebut. Mengingat jika dirinya melakukan hal itu, bisa saja hal itu membuat Ostra memberikan hukuman padanya karena melanggar batasan. Ostra memang tidak melarang mereka memiliki kebencian bagi satu sama lain, atau bertengkar jika ada hal yang diperdebatkan di antara mereka.
Namun, Ostra tidak ingin masalah seperti itu membuat hubungan mereka menjadi sangat memburuk. Atau bahkan membuat mereka bertikai secara fisik. Kekuatan mereka memang berlimpah, tetapi itu bukan untuk mereka gunakan untuk hal seperti itu. Ostra benar-benar akan marah, saat mengetahui jika Riolo menyerang Gaal dan membuat otak cerdas dari bangsa mereka itu terluka. Karena Gaal tidak memiliki kekuatan fisik yang sebanding dengan Riolo, dan terbilang sangat lemah, sudah dipastikan bahwa Gaal akan babak belur ketika dihajar oleh Riolo.
“Apa kau akan tetap di sini?” tanya Gaal membuat Riolo semakin tenggelam dalam kekesalannya padang saudaranya itu.
“Sungguh, kau benar-benar menyebalkan. Awas saja, aku akan membalasmu,” ancam Riolo sebelum berbalik pergi dengan kekesalan yang sudah sampai di tenggorokannya. Sungguh ia merasa sangat kesal saat dirinya beranjak pergi dari pesawat melayang dengan tangan kosong. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Riolo sebelumnya. Jika pada akhirnya seperti ini, Riolo akan memilih untuk mengabaikan kedua manusia itu, atau malah membunuh keduanya saat dalam perburuan tadi.
Sepeninggal Riolo, Gaal pun kembali melihat kedua manusia yang masih tidak sadarkan diri di atas meja penelitiannya dengan ekspresi serius. Terlihat sangat jelas jika Gaal memang tengah mempertimbangkan penelitian yang akan ia lakukan dengan sangat serius. Tak lama, Gaal memilih untuk membaca hasil pemeriksaan fisik dari dua wanita manusia yang akan segera menjadi bahan penelitiannya tersebut. “Sudah diputuskan, jika wanita yang memiliki tubuh lebih kecil, akan menjadi bahan penelitian untuk solusi bencana kepunahan. Tapi untuk wanita yang satunya, aku perlu waktu lebih lama untuk memikirkan hal apa yang harus kulakukan padanya,” ucap Gaal terlihat sangat bimbang.
Seperti apa yang ia katakan sebelumnya, entah kapan mereka bisa kembali mendapatkan bahan penelitian dengan kualitas yang baik seperti ini lagi. Karena itulah, Gaal harus memastikan jika penelitian kali ini harus sukses. Setidaknya, ia harus memanfaatkan bahan yang tersedia ini dengan sebaik mungkin, dan meminimalisirkegagalan yang mungkin saja muncul nantinya. Gaal pun mengangguk, seakan-akan dirinya sudah memutuskan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
Lalu Gaal pun meletakkan hasil pemeriksaan yang sudah ia hafal, lalu ia meraih suntikan dan sebuah botol kecil dan berkata, “Untuk saat ini, aku harus memberi tambahan obat bius. Akan sangat berbahaya jika mereka sadar ketika aku tengah memulai penelitian dan eksperimenku.”
Tentu saja akan sangat berbahaya jika kedua bahan penelitiannya ini tiba-tiba terbangun di tengah kegiatan penting tersebut. Jadi, Gaal harus memastikan jika keduanya tetap tidak sadarkan diri. Karena ia sudah tahu dosis obat bius yang digunakan oleh Riolo dan sudah memperhitungkan berapa lama kedua wanita ini tidak sadarkan diri, akan sangat mudah baginya untuk mengetahui berapa besar dosis yang ia butuhkan untuk membuat semuanya terkiendali. Setelah menyuntik keduanya, barulah Gaal tersenyum dengan penuh kepuasan.
“Baik, sekarang aku sudah bisa memulai penelitian dan eksperimenku,” ucap Gaal penuh dengan antusias.