"Nanti suatu saat kamu besar dan cukup umur untuk menikah, pasti akan melewati masa-masa seperti Papa dan Mbak Kana." Clay mengangguk lagi. "Sekarang Papa dan Mbak Kana baru mulai ingin saling memahami, saling sayang, saling mengerti keadaan masing-masing." Clay amati wajah papanya dengan seksama. "Sini dekat Papa," ajak Bisma sambil menggeserkan tubuhnya ingin memberi ruang agar Clay rebah di sampingnya. "Papa nggak bisa berduaan begini sama Mbak Kana," canda Clay terkekeh. Bisma tergelak. Tubuh Kana besar dan tentu sangat berat. "Justru itu kelebihan Mbak Kana. Enak nggak dipeluk Mbak Kana?" Clay yang tergelak sekarang. "Iya, Pa. Empuk. Kalo dipeluk Mbak Kana tuh serasa di atas kasur yang bisa bicara," ujar Clay dengan mata berbinar-binar. Bisma terbahak. Clay bisa saja be