"Rin, besok ikut lagi ya." Aku yang lagi menekuri pekerjaan sontak mendongak. Lalu tatapku bergeser ke kubikel sebelah tempat di mana Arin berada. Danar persis di depannya. Dua lengan lelaki itu bertumpu di partisi kubikel. "Ke mana, Pak?" Ada binar yang bisa aku lihat dari wajah sumringah Arin saat menanyakan itu. "Tanda tangan kerja sama lagi sama klien. Pagi ya." Binar itu seketika memudar, dan cukup dengan sebuah anggukan membuat Danar menjauhinya segera. Lelaki itu dengan santai kembali ke ruangannya tanpa menghiraukan raut galau Arin. "Beneran tukang PHP," desah Arin menyandarkan punggungnya agak kasar. "Di mana letak PHP-nya?" tanyaku, mengernyit bingung. Kalau Arin mau berpikir jernih sedikit saja, dia nggak akan lagi menyebut Danar tukang PHP. "Lha tadi datang-datang